Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Sebentar lagi, sejumlah kampus di Indonesia akan memulai aktivitas akademisnya. Ruang-ruang kuliah akan terisi dengan para mahasiswa baru.
Dengan jumlah universitas unggulan yang terbatas, sebagian dari mahasiswa baru terpaksa merantau untuk menimba ilmu di tempat yang lebih baik. Menjadi perantauan, mereka harus terpisah dari orang tua dan rekan sepermainan.
Jauh dari orangtua menjadikan para mahasiswa rantau harus menjalani hidup secara mandiri. Mengandalkan uang kiriman untuk beli makan adalah hal yang sering dihadapi.
Bukan perkara mudah bagi para mahasiswa rantau untuk meninggalkan kampung halaman. Sebab, begitu pindah tempat domisili, mereka melepaskan segala kemudahan yang didapat dari orangtua.
Ketika diangkat menjadi Nabi, Rasulullah Muhammad SAW juga harus meninggalkan kampung halaman di Mekah karena perintah Allah SWT untuk hijrah. Rasulullah merasa sedih harus meninggalkan Mekah karena kota itu menyimpan sebagian besar kisah hidupnya.
Menurut Jalaluddin Al Suyuti dalam kitabnya Tafsir Jalalain, Rasulullah memanjatkan doa kepada Allah agar diberi kekuatan ketika meninggalkan Mekah. Agar hati Rasulullah tidak terlalu terikat pada Mekah sekaligus diterima dengan baik di tempat baru.
Doa Rasulullah ini dapat pula dibaca oleh para mahasiswa yang sedang merantau. Karena, perlindungan yang mutlak hanya datang dari Allah SWT.
Rabbi adkhilni mudkhala shidqin wa akhrijni mukhraja shidqin waj'al li min ladunka sulthanan nashira.
Artinya,
" Ya Tuhanku, masukkanlah aku dalam segala situasi dan kondisi dengan cara yang Engkau ridhai dan dengan cara yang terhormat. Keluarkanlah aku dari mana saja dengan keridhaan dan kemuliaan-Mu. Berikanlah kekuatan kepadaku dari karunia-Mu yang dapat membelaku."
Sumber: Bincangsyariah.com
Dream - Qunut merupakan doa yang dibaca dalam sholat. Tepatnya ketika setelah i'tidal sebelum sujud di rakaat kedua sholat Subuh.
Qunut dibedakan menjadi Qunut Subuh dan Qunut Nazilah. Qunut Subuh dibaca setiap kali sholat Subuh namun Qunut Nazilah hanya pada kondisi tertentu yaitu ketika sedang menghadapi petaka.
Qunut Nazilah memang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Ada kisah pelik di balik Rasulullah mengamalkan Qunut yang Nazilah yang artinya adalah 'Petaka'
Pemicunya adalah tragedi Ar Raji dan Bir Ma'unah. Disebut tragedi, karena utusan Rasulullah untuk mengajarkan Islam kepada Suku 'Adhal dan Al Qarah serta para penduduk Najd tewas dibantai.
Peristiwa itu terjadi pada bulan Shafar tahun 4 Hijriah. Waktu itu, utusan Suku 'Adhal dan Al Qarah datang menemui Rasulullah dan meminta agar dikirimkan beberapa sahabat untuk mengajarkan Islam.
Rasulullah lalu mengutus 10 sahabat di antaranya Ashim bin Tsabit, Abdullah bin Thariq, Khubaib bin Adi, Khalid bin Al Bakir, Marstad bin Abi Marstad, dan Zaid bin Datsanah.
Berangkatlah para sahabat itu menjalankan amanah dari Rasulullah. Ketika sampai di desa Ar Raji, Bani Lahyan yang atas permintaan Suku 'Adhal dan Al Qarah mengepung para sahabat ini.
Pasukan Bani Lahyan yang terdiri dari 100 pemanah itu berjanji tidak akan menyerang jika para sahabat Rasulullah yang dipimpin Ashim bin Tsabit mau menyerah. Tetapi, para sahabat menolak sehingga mereka dibunuh di tempat kecuali Zaid bin Datsinah, Abdullah bin Thariq, dan Khubaib bin Adi.
Ketiga sahabat itu menyerah. Mereka lalu dijadikan budak dan dijual di pasar Mekah. Tetapi, ujung-ujungnya mereka juga dibunuh oleh tuan-tuan yang membelinya untuk melampiaskan dendam.
Beberapa hari kemudian, kepala suku Bani Amir Abu Bara' Amir bin Malik Mula'ib Al Asinnah datang kepada Rasulullah dan meminta dikirimkan sahabat untuk mengajarkan Islam ke penduduk Najd. Rasulullah sempat khawatir para sahabat akan bernasib sama dengan mereka yang berangkat sebelumnya.
Abu Bara' kemudian berusaha meyakinkan Rasulullah dan bahkan siap memberikan jaminan keamanan. Akhirnya, Rasulullah mengutus 70 sahabat untuk mengajarkan Islam ke penduduk Najd.
Sayangnya, utusan yang dipimpin Al Mundzir bin Amir menjadi syahid karena dibantai oleh Amir bin Thufail di wilayah Bir Ma'unah. Ada satu sahabat yang selamat yaitu Amr bin Umayyah Al Dhamri (riwayat lain menyebut Muhammad bin Uqab).
Sahabat yang selamat ini kembali ke Madinah dan melapor kepada Rasulullah mengenai kejadian tragis itu. Rasulullah sangat sedih mengetahui para sahabatnya dibantai.
Rasulullah kemudian berdoa agar Allah memberikan balasan kepada para pengkhianat itu. Selama sebulan penuh setiap sholat Subuh, Rasulullah terus membaca doa yang hingga saat ini dikenal dengan Qunut Nazilah.
Pengkhiatan itu tidak dilakukan oleh Abu Bara', melainkan anak dari saudaranya, Amir bin Thufail. Untuk membayar janji kepada Rasulullah, Abu Bara' mengutus anaknya, Rabiah, membunuh Amir bin Thufail.
Tetapi, Amir bin Thufail hanya terluka setelah ditusuk tombak oleh Rabiah. Dia pun pergi ke Madinah dengan niat membunuh Rasulullah.
Rasulullah mendengar hal itu, lalu berdoa agar Amir bin Thufail mendapat balasan. Di tengah perjalanan, Amir singgah di rumah perempuan terkena penyakit. Dia pun tertular dan meninggal di padang pasir.
(Sah, Sumber: NU Online)
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
9 Kalimat Pengganti “Tidak Apa-Apa” yang Lebih Hangat dan Empatik Saat Menenangkan Orang Lain
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
PT Taisho Luncurkan Counterpain Medicated Plaster, Inovasi Baru untuk Atasi Nyeri Otot dan Sendi
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib