Ilustrasi Berdoa. (Foto: Pexels.com)
Dream – Tawakal dan ikhtiar adalah dua hal yang harus selalu dilakukan umat Islam dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Menurut Imam Ghazali, tawakal adalah penyandaran diri kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tempat bersandar dalam menghadapi setiap kesukaran dan teguh hati ketika ditimpa bencana.
Sementara itu ikhtiar merupakan kebebasan dan kemerdekaan manusia dalam memilih dan menentukan perbuatannya. Ikhtiar dimaknai sebagai berusaha karena pada hakikatnya orang yang berusaha berarti memilih.
Ikhtiar juga dimaknai sebagai usaha manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, baik material, spiritual, kesehatan dan masa depan agar tujuan hidupnya selamat dan sejahtera dunia-akhirat. Agar tetap istiqomah dalam bertawakal dan berikhtiar, sebaiknya kita memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebab sebagai manusia wajar kiranya merasa lelah dalam menghadapi cobaan. Sehingga kadang malas untuk berikhtiar dan bertawakal hingga berujung putus asa.
Padahal sebagai Muslim kita tidak boleh berputus asa. Alangkah baiknya kita memanjatkan doa tawakal dan ikhtiar yang akan Dream paparkan berikut ini.
Doa tawakal dan ikhtiar dapat diambil dari sebuah hadis yang salah satunya diriwayatkan oleh Imam Muslim. Berikut bunyi doa tawakal dan ikhtiar berdasarkan hadis:
اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِعِزَّتِكَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَنْ تُضِلَّنِى أَنْتَ الْحَىُّ الَّذِى لاَ يَمُوتُ وَالْجِنُّ وَالإِنْسُ يَمُوتُونَ
Allahumma laka aslamtu wa bika amantu wa 'alaika tawakkaltu wa ilaika anabtu wa bika khoshamtu wa ilaika hakamtu faghfirli ma qoddamtu wa ma akhkhortu wa ma asrartu wa ma a'lantu antal muqoddimu wa antal muakhkhiru la ilaha illa anta.
Artinya: “ Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku bertawakkal, kepada-Mu aku kembali, kepada-Mu aku mengadu, dan kepada-Mu aku berhukum. Maka, ampunilah dosaku yang telah aku lakukan dan yang kemudian aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan. Engkaulah yang mendahulukan dan Engkaulah yang mengakhirkan. Engkaulah Rabbku, tidak ada ilah yang hak diibadahi kecuali Engkau.”
Contoh bentuk ikhtiar yang perlu kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari ialah sebagai berikut:
Bekerja keras tanpa pamrih pelru ditanamkan sejak dini. Kerja keras yang diniatkan ibadah bisa bermanfaat untuk bekal akhirat kelak. Bekerja keras bertujuan untuk mencapai cita-cita dan keinginan menuju hidup yang lebih baik. Alhasil, ikhtiar ini tak hanya bermanfaat bagi hidup di dunia, melainkan juga di akhirat.
Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Ankabut ayat 6 yang artinya:
“ Barangsiapa bekerja keras, maka sesungguhnya ia bekerja keras untuk dirinya sendiri, sungguh Allah itu maha kaya dari segala makhluk.”
Selain bekerja keras, kita juga dianjurkan untuk tidak mudah menyerah dalam menghadapi cobaan. Jika menghadapi kegagalan, sebaiknya kita berserah diri kepada Allah dan jangan sampai putus asa. Kegagalan adalah proses menuju kesuksesan yang sebenarnya.
Penting diketahui, sifat putus asa sangat dibenci Allah sebagaimana firman-Nya dalam Surat Yusuf ayat 87:
" Hai anak-anakku, Pergilah kamu, Maka carilah berita tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir."
Sifat yang mudah menyerah identik dengan kekufuran. Jika iman seseorang kuat, maka ia punya prinsip bahwa putus asa hanya untuk manusia durhaka dan kufur nikmat Tuhan.
Bentuk ikhtiar yang selanjutnya ialah bertanggungjawab dengan hidupnya dan amanah yang dibebankan kepadanya. Tanggung jawab juga berarti berbuat sesuatu sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Sikap ini penting dilakukan sebagai manusia yang bermoral, karena kewajiban sudah seharusnya dilakukan.
Belajar tak hanya diartikan bagi anak-anak sekolah maupun orang yang bergelut dalam dunia pendidikan formal. Dengan belajar, kita bisa hidup menjadi manusia bermartabat dan membangun peradaban. Belajar merupakan upaya untuk memahami sesuatu yang pada akhirnya berguna bagi kehidupan, baik dirinya maupun orang lain. Pentingnya belajar juga disampaikan Rasulullah SAW dalam hadis berikut ini:
“ Menuntut ilmu itu (belajar) wajib bagi muslim dan muslimah” (HR. Muslim)