Ilustrasi
Dream - Indonesia dinilai perlu melakukan reformasi total untuk mendongkrak bisnis keuangan syariah. Tanpa hal itu, akan sulit bagi mewujudkan ambisinya.
" Sulit melihat Indonesia bisa mencapai target itu tanpa reformasi substansial di bisnis perbankan syariah," kata Global Head of Islamic Finance Moody's, Khalid Howladar seperti dikutip Dream dari laman Zawya, Rabu, 10 Juni 2015.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) belum lama ini mempublikasikan roadmap industri keuangan syariah lima tahun ke depan. Beragam strategi disiapkan OJK mulai dari pemberian insentif hingga program pelatihan dan pendidikan.
Saat ini aset perbankan syariah di Tanah Air baru mencapai 5 persen dari total industri perbankan nasionl. Angka ini jauh dibandingkan Malaysia sebesar 20 persen dan Arab Saudi 50 persen.
Indonesia menargetkan aset bank syariah bisa mencapai minimal 15 persen hingga 2023.
" Secara umum, bank syariah di dunia masih tumbuh positif. Indonesia memiliki banyak potensi namun potensi ini sudah ada sejak lama," kata Khalid.
Persoalan utama yang dihadapi Indonesia adalah rendahnya pengetahun publik terkait pemahanan keuangan syariah.
Roadmap keuangan syariah OJK diantaranya mengatur relaksasi ketentuan pasar modal syariah. OJK juga bakal mengeluarkan aturan baru terkait marging trading, repuchase agreement, dan hedging produk syariah.
Bagi Khalid, kecuali Malaysia, negara-negara muslim di dunia mmang masih menghadapi masalah kurangnya koordinasi.
Advertisement
Kasus Influenza A di Indonesia Meningkat, Gejalanya Mirip Covid-19

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

3 Rekomendasi Salt Bread Enak di Jakarta, Sudah Coba?
