Hasil Analisa Kasus Covid-19 dan Libur Panjang Oktober Lalu, Masih Mau Liburan?

Reporter : Arini Saadah
Kamis, 17 Desember 2020 18:01
Hasil Analisa Kasus Covid-19 dan Libur Panjang Oktober Lalu, Masih Mau Liburan?
Masih tidak yakin liburan tanpa hiraukan protokol kesehatan aman dari Covid-19? Lihat sendiri analisa efek liburan panjang Oktober 2020 lalu.

Dream – Lonjakan kasus positif Covid-19 pasca libur panjang Oktober 2020 lalu jadi pelajaran bagi masyarakat untuk menahan diri keluar rumah. Diketahui aktivitas libur panjang berdampak domino pada melonjaknya angka positif dan kematian akibat Covid-19.

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dr Dewi Nur Aisyah mengatakan satu pekan pasca libur panjang bulan Oktober kemarin, angka kematian akibat Covid-19 mingguan memang sempat menurun. Namun kemudian mengalami kenaikan yang sangat signifikan.

“ Kemudian dia naik, tetapi kenaikannya juga sangat signifikan,” ucap dr Dewi salam dialog yang digelar di Graha BNPB Jakarta, Rabu (16/12/2020) kemarin.

Berangkat dari data yang ditunjukkan, dr Dewi menyampaikan pada 28 Oktober sampai 3 November, di mana terjadi libur panjang, angka kematian mingguan sebesar 634 orang. Jumlah tersebut mengalami penurunan menjadi 615 pada tanggap 4 hingga 10 November 2020.

Angka fluktuatif kematian akibat Covid-19 mingguan melonjak mulai 18 sampai 24 November menjadi 718 jiwa, hingga 970 pada 25 November hingga 1 Desember. Kemudian berada di angka 919 pada 2 sampai 8 Desember.

1 dari 2 halaman

Kemungkinan Alasan

Ilustrasi

Dewi menyebutkan terdapat beberapa alasan yang kemungkinan menjadi penyebab melonjaknya angka kematian akibat Covid-19 beberapa pekan usai libur panjang Oktober 2020. Pertama adalah kemungkinan terlambatnya pelaporan dan pemeriksaan.

Penyebab yang kedua, masih menurut dr Dewi, jumlah orang sakit tidak bisa langsung sembuh dalam waktu singkat.

“ Untuk pemeriksaan yang positif, bertambahnya bisa cepat, namun yang dirawat punya gejala sedang sampai berat, berbanding dengan yang ringan, ini kan juga berbeda,” jelasnya melalui siaran di kanal YouTube BNPB Indonesia.

Ia menjelaskan libur panjang sejatinya tidak berkontribusi secara langsung pada peningkatan kasus Covid-19.

“ Kalau misalnya libur tetapi di rumah saja, tidak kemana-mana, ya sebenarnya tidak ada masalah. Tapi ketika ada mobilitas, ada kerumunan, ada ketidakpatuhan, maka muncul penularan,” imbuhnya.

2 dari 2 halaman

Pelayanan Kesehatan

Ilustrasi

Dr Dewi juga kembali mengingatkan apabila terjadi penularan itu berbanding lurus dengan penambahan kasus infeksi Covid-19 secara signifikan di waktu yang sama.

“ Karena banyak orang yang ke lapangan, mungkin ke tempat wisata, terjadi peningkatan penularan dan terjadi penambahan kasus tapi tinggi sekali jumlahnya,” ucapnya.

Sementara itu, lanjut dr Dewi, kapasitas pelayanan kesehatan turur berpengaruh apabila terjadi lonjakan kasus orang yang dirawat karena Covid-19. Hal ini berdampak juga pada ketersediaan tempat tidur di perawatan kritis, ventilator, dan ICU.

“ Ketika orang yang datang adalah orang dengan gejala berat, ini yang akan sulit. Selain itu efek domino juga dapat berdampak pada beban tenaga kesehatan,” ucapnya.

Terkait dengan melonjaknya kasus kematian, ada beberapa hal yang berpengaruh yakni kapasitas pelayanan kesehatan, karakteristik pasien, usia, jumlah dan jenis komorbid serta kecepatan penanganan.

Apabila terjadi beban pada pelayanan kesehatan, tentu saja kecepatan penanganan pun dapat ikut terpengaruh sehingga meningkatkan risiko terlambatnya penanganan pasien Covid-19.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

Beri Komentar