Wow! Banyuwangi Mampu Ekspor Beras Organik 100 Ton/Tahun

Reporter : Ahmad Baiquni
Jumat, 28 Juli 2017 18:40
Wow! Banyuwangi Mampu Ekspor Beras Organik 100 Ton/Tahun
Banyuwangi membutuhkan eksportir lokal yang memiliki sertifikasi padi organik internasional.

Dream - Kabupaten Banyuwangi terus mengembangkan produksi beras organik. Kini, kabupaten di ujung timur Pulau Jawa tersebut telah mampu mengekpor beras organik hingga 100 ton per tahun.

Kepala Dinas Pertanian Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan pihaknya berupaya untuk memperluas lahan penanaman padi organik. Perluasan lahan diperlukan karena potensi pasal global beras organik cukup tinggi, sekitar 30-40 persen.

"Peluang pasarnya luar biasa, 30-40 persen. Sekarang sudah ekspor ke China, Malaysia, Eropa, dan sebagainya. Ekspor saat ini sudah 100 ton per tahun," ujar Arief, dikutip dari Merdeka.com, Jumat, 28 Juli 2017.

Arief mengatakan saat ini sudah ada tujuh kecamatan yang menanam padi organik yaitu Glenmore, Singojuruh, Rogojampi, Licin, Glagah, Songgon dan Kalibaru dengan luasan lahan 40-50 hektare per kecamatan. Meski demikian, Arief mengakui butuh pendampingan yang intensif untuk petani, mengingat syarat penanaman padi organik yang tidak mudah.

"Kendalanya tidak semua pemahaman petani sama. Sementara padi organik butuh lahan khusus, air terseleksi sampai benihnya juga harus terseleksi. Jadi butuh proses edukasi. Untuk jadi organik butuh waktu minimal 3-4 tahun, baru bisa dikatakan organik," kata Arief.

Meski sudah mampu ekspor, Arief mengatakan pihaknya masih membutuhkan eksportir dari Banyuwangi yang memiliki sertifikasi beras organik. Sebab, selama ini ekspor yang dijalankan Banyuwangi masih menggunakan jasa eksportir asal Bondowoso.

"Kita butuh PT atau orang per orang yang bersertifikasi internasional. Sementara kami masih melalui pihak ketiga yang ada di Bondowoso," kata Arief.

Lebih lanjut, Arief mengatakan Pemerintah Kabupaten terus mendorong semangat bertani padi organik. Beberapa langkah yang telah dijalankan seperti layanan konsultasi Mobil Layanan Pertanian Terpadu (Bilaperdu) melalui call center 081931991545.

"Seperti serangan wereng dan tikus yang terjadi saat ini, kami dari petani dan pemerintah, bisa mengantisipasi persoalan tersebut dengan layanan Bilaperdu. Luasan terakhir tidak sampai 100 hektare yang terkena hama tikus di daerah Kabat. Kemudian melakukan pencegahan agar tidak meluas melalui UPTD untuk pencegahan," ucap Arief.

 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More