(Foto: Mirror.co.uk)
Dream - Salah satu bagian dari black box atau kotak hitam Pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Tanjung Karawang telah ditemukan. Kotak berwarna oranye itu ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi yang diduga menjadi tempat hilangnya pesawat tersebut.
Black Box merupakan bagian penting dari pesawat untuk menentukan penyebab kecelakaan pesawat terbang. Fungsi dari alat ini adalah untuk merekam pembicaraan antara pilot dan pemandu lalu lintas udara atau air traffic control (ATC) bandara dan mengetahui tekanan udara serta kondisi cuaca selama penerbangan.
Seperti dikutip Liputan6.com, kotak hitam itu sejatinya tak berwarna hitam, melainkan berwarna oranye. Investigator KNKT Ony Soeryo Wibowo mengatakan, kotak hitam itu biasanya ditempatkan pada bagian ekor pesawat.
Warna oranye sengaja dipilih untuk membedakan dengan semua komponen elektronik di pesawat.
Ony mengatakan, dunia penerbangan internasional baru menyepakati FDR dan CVR berwarna oranye sekitar tahun 1980-an. Sebelumnya, semua komponen elektronik pada pesawat, termasuk FDR dan CVR, memang berwarna hitam. Tujuannya untuk menyerap hawa panas dan mengeluarkannya ke luar pesawat.
FDR dan CVR disebut juga sebagai kotak hitam lantaran punya filosofi tersendiri. Bahwa hitam identik dengan gelap dan diasosiasikan pada misteri. Itu sebabnya, FDR dan CVR disebut sebagai kotak hitam karena merepresentasikan misteri di balik kecelakaan sebuah pesawat.
" Disebut hitam, karena hitam merepresentasikan misteri. Dia merekam misteri dari sebuah peristiwa kecelakaan pesawat," kata Ony.
Kotak hitam sejak 1980-an diwarnai oranye juga karena alasan agar mudah ditemukan, selain juga supaya berbeda dengan kotak hitam lainnya yang ada di pesawat.
Mengingat, kecelakaan sebuah pesawat tak dapat ditentukan terjadi di mana. Bisa di laut atau bisa juga di daratan. Sehingga, dengan warna khasnya itu, FDR dan CVR dapat 'menyala' di dalam gelap.
Lebih jauh Ony menjelaskan, bahwa pesawat umumnya juga memiliki lebih dari dua alat perekam. Namun, semua aktivitas perekaman terpusat pada FDR dan CVR. Dan peletakan kedua perekam itu diletakan di bagian ekor juga karena maksud tertentu.
" Ditaruh di ekor itu untuk menghindarkan kerusakan parah saat terjadi benturan. Kalau diekor kan kemungkinan terkena benturannya paling kecil," ujar Ony.
(ism)
Bagi Ony dan rekan-rekannya di KNKT, menyingkap tabir misteri si kotak hitam harus dilakukan. Meski tentunya, menyimpulkan hasil akhir dari investigasi kecelakaan pesawat bukan perkara mudah dan perlu waktu yang tak sebentar.
" Membaca black box, cepat atau lamanya itu tergantung kerusakan," kata Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo.
Menurutnya, jika kotak hitam itu rusak, misal terbakar kabel-kabel di dalamnya, maka KNKT harus membawa kotak tersebut ke negara pembuat. Di sana kabel-kabel atau komponen listrik yang sudah rusak akan diganti dengan yang baru. Baru setelah itu, rekaman pada FDR dan CVR bisa diunduh.
FDR dan CVR sendiri memiliki kemampuan rekaman yang terbatas dan overwrite atau menimpa rekaman sebelumnya. Maksudnya, FDR dan CVR akan merekam segala aktivitas dan pembicaraan selama 30 menit. Kemudian rekaman 30 menit berikutnya akan menimpa dan otomatis menghapus rekaman 30 menit sebelumnya.
" Jadi rekaman menit ke-31 akan menghapus rekaman menit ke-1, menit ke-32 akan menggantikan menit ke-2 begitu seterusnya sampai menit ke-60 menimpa menit ke-30. Dan itu berlaku terus sampai black box itu berhenti merekam karena terputusnya aliran listrik," ujar Nurcahyo.
Pilot pesawat Boeing ini menambahkan, membaca rekaman juga tak sekadar mendengarkan. Selain harus mendengarkan setiap kata yang keluar tiap detiknya, para investigator KNKT ini juga harus mengerti makna dan maksud pembicaraan di dalam rekaman itu.
Dia mencontohkan kecelakaan Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak pada 2012 silam. Kata Nurcahyo, kedua pilot merupakan warga Negara Rusia.
" Ada satu pembicaraan si pilot ngomong 'apa ini'. Apa ini dan kenapa ini berbeda pada bahasa Indonesia. Kita panggil pilot Rusia lain yang sudah lama tinggal di Indonesia, ternyata apa ini dan kenapa ini pada bahasa Rusia sama maksudnya," ucap Nurcahyo.
Seperti dikutip Liputan6.com, Kotak hitam terdiri dari dua bagian peralatan yang terpisah: perekam data penerbangan (Flight Data Recorder/FDR) dan perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR). Letak kotak hitam biasanya berada di ekor pesawat terbang. Alasannya karena dianggap lebih aman.
Tak Berwarna Hitam
Meski namanya kotak hitam, tapi warnanya tidaklah hitam. Benda tersebut memiliki warna yang mirip seperti jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat.
Warna tersebut dikenal dengan istilah " international orange" yang merupakan satu set dari tiga warna yang digunakan dalam kedirgantaraan dan teknik, untuk membedakan dari benda-benda lainnya.
Diciptakan oleh Orang Australia
Ketika baru 9 tahun, ayah David Warren tewas dalam sebuah kecelakaan pesawat di 1934. Hal ini membuatnya memiliki ide untuk sebuah benda yang mampu merekam data penerbangan dan percakapan analisis kokpit.
Gunanya untuk membantu analis dalam mengumpulkan kejadian- kejadian yang menyebabkan kecelakaan. Pada 1956, dia membuat sebuah prototipe perekam penerbangan yang disebut AR: Flight Memory Unit.
Kotak hitam biasa disebut para pakar penerbangan sebagai electronic flight data recorders (perekam data penerbangan elektronik).
Peran mereka adalah untuk menjaga detail informasi penerbangan, merekam semua data seperti ketinggian, posisi, kecepatan, serta percakapan pilot.
Menyimpan Percakapan Kokpit Selama 2 jam
Perekam digital ini memiliki penyimpanan yang cukup untuk 25 jam data penerbangan, tetapi hanya memiliki dua jam penyimpanan untuk rekaman suara kokpit, yang direkam sendiri dalam satu lingkaran.
Perekam suara kokpit (Cockpit Voice Recorder/CVR) melacak interaksi kru satu sama lain dan kontrol lalu lintas udara. Mereka juga merekam kebisingan latar yang mungkin penting bagi analis kecelakaan.
Tak Mudah untuk Menemukannya
Kotak hitam dilengkapi dengan suar pencari bawah air yang mulai memancarkan sinyalnya jika sensor menyentuh air. Mereka bekerja untuk kedalaman lebih dari empat kilometer dan dapat mengeluarkan " ping" sekali dalam satu detik selama 30 hari sebelum baterai habis.
Namun, tidak mudah untuk menemukannya. Seperti pada Air France 447 yang jatuh di Samudera Atlantik. Butuh waktu dua tahun bagi tim pencari untuk menemukan dan menaikkan kotak hitam pesawat nahas itu.
Tak Mudah Dihancurkan
Flight Data Recorder (FDR) biasanya dibungkus ganda dengan titanium atau baja tahan karat. Benda tersebut juga harus mampu menahan kondisi yang sangat buruk. (ism, sumber: Liputan6.com)
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN