Nur Nathasa Saat Diuji Hafalan Alqurannya (Sumber: Harian Malaysia)
Dream - Kemampuan luar biasa diperlihatkan salah seorang siswa Akademi Alquran Salsabila di Bandar Sri Damansara, Kuala Lumpur, Malaysia. Dia berupaya secara sungguh-sunguh dalam upaya mengejar cita-cita untuk bergelar hafizah.
Nur Natasha Najwa Mohd Rizal. Dialah siswa luar biasa itu. Gadis 17 tahun ini mampu menghafal Alquran dalam waktu singkat. Tak sampai setengah tahun. Hanya butuh 4 bulan saja.
Menurut penuturannya kepada Harian Metro, Akademi Alquran Salsabila adalah akademi Alquran ke-11 yang dimasukinya. Sebelumnya dia pernah belajar di 10 akademi yang lain tetapi tidak berhasil.
Selain Nur Natasha Najwa, adiknya Muhammad Syazwan Jehan, 15 tahun, juga menghafal Alquran dalam waktu singkat, yaitu tujuh bulan. Syazwan juga belajar di akademi yang sama di bawah Program Hafiz Dinamika (PhD).
Dream - Ayu Fajar Lestari, 16 tahun, bukan lagi kesulitan dalam melihat. Indera penglihatannya sudah tidak bekerja sejak dia lahir.
Tapi, ada satu hal membedakan gadis remaja ini dengan anak-anak lainnya, yang tentu terlahir normal. Dia telah menghafalkan Alquran sejak berusia dua tahun.
" Tidak tahu mengapa, seketika, saya ingin saja menghafal Alquran," ujar Ayu, dikutip dari laman pppa.or.id, Senin, 30 Mei 2016.
Setiap hari dan dalam segala aktivitas, Ayu selalu berusaha untuk menjaga hafalannya dengan muraja'ah. Dia terus mengulang hafalannya hingga Ayu benar-benar mampu melafalkan Alquran tanpa harus merujuk pada mushafnya.
Sedari kecil, Ayu dibesarkan di lingkungan panti asuhan Aisyiyah Ponorogo. Di panti asuhan ini, Ayu bersama 66 santri lain tumbuh dan belajar mengenai nilai-nilai kehidupan.
Di tempat ini pula, Ayu mendapat bimbingan dari 10 pengasuh yang begitu istiqamah dan sabar. Bersama mereka pula, Ayu mendapat bimbingan dalam menghafalkan Alquran.
Tetapi, cukup mengharukan ketika mengetahui siapa yang mengenalkan Ayu pada Alquran. Ayu mengenal dan menghafal Alquran berkat bimbingan dari neneknya, Siti Zulhaidah, 65 tahun, yang sebenarnya belum dapat membaca Alquran.
" Luar biasa sekali, Ayu sering duduk di kursi dekat kamarnya untuk muraja'ah hafalannya," kata pengasuh Ayu, Hanim Maghfirah, 21 tahun.
Hanim tahu betul kebiasaan Ayu dalam muraja'ah. Menurut dia, Ayu kerap mengulang hafalannya dalam segala aktivitas.
" Ayu dapat muraja'ah enam hingga delapan juz per hari. Uniknya, hal itu ia lakukan sambil mencuci, bermain, belajar, aktivitas apa saja, ia sisipi dengan muraja'ah," kata Hanim.
Kisah kegigihan Ayu dalam menghafal Alquran membuat para jemaah yang menghadiri Wisuda Akbar Indonesia Menghafal 7 yang diselenggarakan Yayasan Daarul Quran di Masjid Istiqlal terharu. Ayu juga membuat para Muslim, yang dikaruniai tubuh normal lebih bersemangat menghafal Alquran.
Kemampuan Ayu dalam menghafal Alquran begitu luar biasa. Dia tidak hanya hafal masing-masing lafal ayat. Gadis tunanetra ini bahkan mampu menghafal nomor ayat hingga nama suratnya.
Sumber: pppa.or.id
Dream - Sudah jadi pemahaman umum mengatur waktu kuliah sebagai mahasiswa di kampus teknik memusingkan kepala. Padatnya jadwal perkuliahan terkadang membuat para mahasiswa sampai tak punya kesempatan memikirkan hal lain.
Tetapi, fakta ini disanggah oleh Rizki Mendung Ariefianto. Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) 2015 berhasil mencatatkan prestasi di bidang keagamaan, menjadi hafiz Alquran genap 30 juz.
ITS memang terkenal sebagai kampus yang menuntut mahasiswanya menghabiskan banyak waktu untuk urusan akademik. Hal itu justru menjadi cambuk penyemangat bagi Mendung untuk menuntaskan hafalan yang sudah dia mulai sejak SMA.
" Pikir saya, kalau sudah terlanjur basah, mending mandi sekalian," ujar Mendung, dikutip dari its.ac.id, Senin, 5 September 2016.
Saat masuk kuliah, Mendung mengaku sudah memiliki hafalan 10 juz Alquran. Dia lalu melanjutkan melakukan hafalan saat kuliah memang lebih berat.
" Waktu SMA bisa rutin mengulang hafalan setidaknya sebanyak tiga juz dalam sehari. Kalau sekarang hanya saya sempatkan ketika ada waktu luang saja," kata Mendung.
Mendung mengatakan keberhasilannya menghafal Alquran tidak lepas dari peran dan dukungan dari lingkungannya tinggal. Mendung memilih tinggal di pesantren tahfiz, Pondok Pesantren Muhyidin, Gebang, daripada tinggal di sebuah kost.
" Saat dinyatakan diterima di ITS, saya segera mencari pondok tahfiz di sekitaran ITS," kata Mendung.
Pilihan itu ternyata sangat tepat. Dengan tinggal di Pesantren, Mendung bisa terus menghafal, juga mendapat bimbingan dari guru di pesantren tersebut.
" Keberadaan seorang guru bagi saya bukan sekadar pengajar dalam menghafal Alquran. Guru adalah sosok yang selalu mendoakan saya agar berhasil, serta memotivasi saya saat mulai merasa letih," tutur Mendung.
Rasa lelah tentu dialami Mendung. Ada kalanya dia sempat ingin menghentikan proses hafalannya lantaran lelah.
Pada akhirnya, Mendung memilih untuk istiqomah dan melanjutkan proses hafalannya hingga genap 30 juz. Semua berkat teman-temannya yang juga tinggal di Pondok Pesantren Muhyidin.
" Biasanya ada sebuah kondisi di mana saya sedang bosan, kemudian melihat sekeliling dan mendapati teman-teman yang lain dengan semangatnya menghafal. Rasa bosan itupun sirna seketika," kata dia.
Selain sebagai seorang hafiz, Mendung ternyata memiliki sejumlah prestasi lain. Dia berhasil meraih Indeks Prestasi Akademik mencapai 3,5.
Dia juga tercatat sebagai mahasiswa yang memangku sejumlah jabatan dalam organisasi kampus. Mendung yang kini menjabat sebagai asisten di Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Elektro ini pernah menjadi staf FSLDK JMMI ITS pada 2014.
Mendung pun tercatat sebagai pengurus Klub Keilmiahan Elektro pada 2015 dan 2016. Dua juga pernah menjabat Kepala Departemen Kaderisasi Lembaga Dakwah Jurusan Kalam Himatektro, dan Kepala Departemen Syiar Kalam Himatektro.
Tidak hanya itu, Mendung juga telah 20 kali menjadi juara pada lomba keilmiahan. Prestasi paling gres yang dia raih adalah juara pertama kompetisi paper online di Toronto, Kanada.
" Karena juara pertama, tim kami diundang untuk melakukan sesi presentasi di sana. Untuk saat ini masih sibuk mengajukan dana ke ITS, kalau berhasil didanai dalam waktu dekat ini kami akan berangkat," ujar Mendung.
Dream - Hafiz cilik Indonesia, Musa, berhasil menjadi juara III dalam Musabaqah Hifzil Quran (MHQ) Internasional yang digelar di Sharm El Sheikh, Mesir. Penampilan Musa dalam menjalani babak final membuat juri dan para hadirin terpukau.
Musa merupakan finalis hafalan Alquran 30 juz golongan anak-anak. Di antara peserta lainnya, Musa merupakan peserta paling muda.
Dalam babak final, Musa berhasil menyelesaikan enam soal dari dewan juri dengan tenang dan lancar. Sementara peserta lainnya kebanyakan sempat lupa hingga harus diingatkan oleh dewan juri.
Musa begitu lancar dan tenang dalam melantunkan Alquran. Penampilan Musa tersebut membuat Ketua Dewan Juri Sheikh Helmy Gamal, Wakil Ketua Persatuan Quraa Mesir dan para hadirin terharu hingga meneteskan air mata.
Usai tampil di babak final, Musa segera dikerubungi para hadirin. Mereka ingin berfoto dan mencium kepala Musa untuk menunjukkan ketakziman dan kebanggaan atas kemampuan yang dimiliki oleh bocah 7 tahun tersebut.
Tidak hanya masyarakat umum, Dewan Juri dan panitia pun kagum dengan Musa. Mereka lantas meminta berfoto bersama. Perlakuan ini tidak mereka berikan kepada peserta lainnya.
Meski belum lancar mengucapkan huruf 'R', Musa dinilai layak menjadi juara. Syeikh Helmy mengatakan bacaan Alquran diatur dengan kaidah dan hukum yang jelas dan tidak bisa dikesampingkan, antara lain terkait makharijul huruf.
Atas prestasi yang ditorehkan, Musa menjadi tamu kehormatan Menteri Wakaf Mesir Mohamed Mochtar Gomma. Gomma akan mengundang Musa datang ke Mesir pada peringatan Malam Lailatul Qadar saat Ramadan nanti.
Pada peringatan tersebut nanti, Presiden Mesir akan memberikan penghargaan secara langsung kepada Musa. Seluruh akomodasi dan transportasi yang diperlukan Musa akan ditanggung oleh Pemerintah Mesir.
" Delegasi cilik Indonesia, Musa, telah berhasil meningkatkan kecintaan bangsa lain terhadap Indonesia. Banyak peserta menyebutnya mukjizat," ujar Koordinator Fungsi Pensosbud KBRI Kairo Lauti Nia Sutedja, dikutip dari laman kemlu.go.id, Jumat, 15 April 2016.
Sementara KUAI KBRI Kairo Meri Binsar Simorangkir mengaku bangga pada Musa. Di usia yang masih kecil, Musa berhasil mengharumkan nama Indonesia melalui Alquran.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Hasil Foto Paspor Shandy Aulia Pakai Makeup Artist Dikritik, Pihak Imigrasi Beri Penjelasan
Zaskia Mecca Kritik Acara Tanya Jawab di Kajian, Seperti Membuka Aib