Harapan Ibu Korban Sriwijaya Air: Semoga Ada Keajaiban dari Allah

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 11 Januari 2021 11:40
Harapan Ibu Korban Sriwijaya Air: Semoga Ada Keajaiban dari Allah
Nanik Mardiyah, warga Pare ini baru mendengar anak dan cucunya hilang setelah mengontak sang menantu.

Dream - Nanik Mardiyah tidak pernah membayangkan bisa kehilangan anak dan dua cucunya. Kini dia hanya bisa berharap ada keajaiban.

" Saya masih berharap ada keajaiban dari Allah, mudah-mudahan bisa ketemu anak cucu saya," ujar Nanik.

Nanik yang tinggal di Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ini adalah ibu dari Rahmania Ekananda, 40 tahun, serta nenek dari Fazila Amara, 6 tahun, dan Fatima Asalim, 2,5 tahun.

Ketiganya bersama seorang pengasuh bayi bernama Dinda, 16 tahun, menjadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Nanik mengaku tak bisa tidur setelah mendengar pesawat Sriwijaya Air hilang kontak. Awal bulan lalu, Nanik sempat ke Jakarta untuk menjenguk cucunya.

 

1 dari 2 halaman

Sang Putri Menikah Dengan Anggota TNI AU

Putrinya, Rahmania, menikah dengan anggota TNI AU yang bertugas di Lanud Supadio Pontianak, Kalimantan Barat. Tetapi, keduanya tidak tinggal serumah.

Rahmania bersama anak-anaknya tinggal di Jakarta. Sedangkan sang suami tinggal di Pontianak karena masa tugas.

Nanik ingat betul senyum anaknya terakhir kali bertemu. Menurut dia, Rahmania memang sempat bilang ingin mengunjungi sang suami mengajak serta kedua anaknya.

" Dua hari lalu kirim foto swab test, dua anak dan satu pengasuh, jadi empat-empatnya negatif. Besoknya (Sabtu) kirim foto sudah di ruang tunggu bandara di Cengkareng (Bandar Udara Internasional Soekarno–Hatta). Foto anaknya di ruang tunggu," kata dia.

Nanik sempat bertanya jadwal keberangkatan pesawat. Dia berencana mengontak sang anak saat tiba di Pontianak.

 

2 dari 2 halaman

Tak Bisa Kontak Anak

Tepat sesuai jadwal tiba, Nanik berusaha menghubungi Rahmania namun gagal. Baru pada pukul 16.00 WIB, dia berhasil mengubungi menantunya.

Sang menantu menjawab telepon Nanik sambil menangis. Dari situlah Nanik mendapat kabar hilangnya pesawat yang ditumpangi sang anak.

" Jam 16.00 WIB saya telepon suaminya, karena kan posisi di bandara mau menjemput anak dan istri. Tapi suaminya menerima telepon sambil menangis, saya tanya ada apa, dan dijawab pesawatnya hilang kontak," kata Nanik.

Setelah itu, Nanik langsung memantau siaran televisi. Saat Maghrib, Nanik menyaksikan siaran berita yang mengabarkan SJ182 hilang kontak sembari berdoa dan menunggu perkembangan kabar.

Sumber: Liputan6.com.

Beri Komentar