Lau Patron Mendorong Joao Vicente (Foto: Instagram)
Dream - Hujan tak menghalangi Lau Patron mengajari anaknya Joao Vicente bermain skateboard di Iapi Skate Park, di Porto Alegre, Brazil, akhir September 2019 lalu.
Lau bukan tipe orang tua biasa. Sang anak, Joao merupakan pengidap cerebral palsy, gangguan gerakan otot atau postur yang terjadi sebelum kelahiran.
Dengan kondisi ini, Joao praktis hanya bergerak di atas kursi roda. Tapi, Joao tipikal anak yang gigih. Dia ingin bermain skateboard meski kondisi tubuhnya tak memungkinkan.
" Anakku telah mengalami cerebral palsy sejak usia 1 tahun 8 bulan," tulis Lau, diakses, Rabu, 23 Oktober 2019.
Lau kemudian coba mencari cara agar si anak bisa bermain skateboard meski kondisi tak memungkinkan.
" Dunia seolah mengatakan tidak ke kita. Kita tak bisa, kita tak dapat, semua tak akan mungkin," kata dia.
Tapi, berkat bantuan Skate Anima, kelompok skateboard, dia akhirnya mampu mewujudkan mimpi Joao.
Skate Anima menciptakan struktur yang absurd tapi fungsional. Struktur itu membantu Joao mengendarai skateboard dengan berdiri dengan dorongan dari ibundanya.
Video aksi Joao ini viral di media sosial. Warganet dunia menyebut Lau sebagai ibu terbaik tahun ini.
Penasaran seperti apa videonya?
View this post on Instagram
Dream - Seorang wanita di Inggris sangat sedih dan menyesal karena tidak segera membantu putranya mendapatkan perawatan gigi yang layak. Sakit yang menyebabkan nyeri itu telah mendorong buah hatinya melakukan bunuh diri.
Shirley Hoskins mengatakan kondisi putranya Anthony, 38 tahun, mulai memburuk setelah ia mengeluh sakit gigi pada Januari lalu.
Sang ibu bukannya tak mau membawanya berobat. Shirley mulai menabung untuk pengobatan putranya yang biayanya sekitar 1.500 Poundsterling atau Rp27 juta.
Selama ini, Anthony memang hanya mengandalkan berbagai jenis obat penghilang rasa sakit untuk mengatasi sakit gigi yang makin parah.
Menurut Shirley, dia sudah memberi tahu putranya menunggu beberapa minggu lagi hingga uang untuk berobat dianggap sudah cukup. Saat iitu dia hanya memiliki 900 Poundsterling atau Rp16,2 juta.
Namun nasib berkata lain. Anthony Hoskins ditemukan tewas di sebuah flat di Thornhill, Southampton, oleh polisi pada 3 April lalu.
" Yang menyedihkan adalah uang yang sudah terkumpul hampir bisa mencukupi biaya perawatan giginya," kata Shirley saat dimintai keterangan di Mahkamah Koroner Winchester.
Shirley mengatakan, putranya yang hobi main game komputer itu tidak pernah punya masalah.
Menurutnya, Anthony selalu membayar uang sewa rumah, bersama dengan biaya dan tagihan lainnya.
" Saya biasanya datang ke rumahnya setiap minggu," kata Shirley.
Namun, saat kejadian, Shirley tidak bisa menghubungi putranya selama beberapa hari.
Shirley kemudian menghubungi polisi untuk memeriksa rumah anaknya yang terpaksa masuk dari lantai atas.
Saat masuk ke dalam rumah, polisi menemukan Anthony sudah meninggal dunia akibat gantung diri.
Sementara itu, Dr Gabriella Day, dari Burgess Road Surgery, berkata Anthony terakhir kali berobat pada Agustus 2018 dengan keluhan sakit gigi.
Ahli patologi Dr Eleanor Jaynes yang melakukan otopsi menemukan penyebab kematian korban karena bekas luka akibat tali untuk gantung diri.
(Sah, Sumber: Astrowani)