Radikalisme di Buku TK, MUI Khawatir Ada Unsur Disengaja

Reporter : Maulana Kautsar
Kamis, 21 Januari 2016 11:16
Radikalisme di Buku TK, MUI Khawatir Ada Unsur Disengaja
"Sebab, biasanya buku ajar seperti itu ada prosedur penerbitannya,"

Dream - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyayangkan temuan buku berisi konten bernada radikal di lembaga pendidikan kanak-kanak di Depok, Jawa Barat. MUI mempertanyakan mengapa buku tersebut bisa lolos di lembaga pendidikan.

Ketua Komisi Fatwa MUI Hasanuddin AF, mengatakan buku ajar yang memiliki konten bernada radikal seharusnya tidak luput dari pengawasan lembaga-lembaga terkait, seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama.

" Sebab, biasanya buku ajar seperti itu ada prosedur penerbitannya," kata Hasanudin kepada Dream, di MUI, Jakarta, Rabu, 20 Januari 2016.

Hasanuddin pun mendesak lembaga-lembaga terkait dan masyarakat untuk melakukan pengecekan kembali perihal konten, penulis dan siapa pencetaknya. Pengecekan diperlukan agar kejadian serupa takkan lagi terulang. 

" Masyarakat dan lembaga terkait harus hati-hati. Kalaupun itu disengaja ya amat disayangkan," ucap dia.

Buku-buku berisi konten yang mengandung materi radikalisme ditemukan Gerakan Pemuda (GP) Ansor di sebuah lembaga pendidikan usia dini di Depok, Jawa Barat. Buku berjudul " Anak Islam Suka Membaca" itu diterbitkan sejak tahun 1999.

" Ada lima jilid, diterbitkan Pustaka Amanah, Solo. Penulisnya Murani Mustain. Sampai dengan tahun 2015 sudah mencapai 165 cetakan," terang Wakil Ketua Umum PP GP Ansor Benny Rhamdani, Selasa, 20 Januari 2016.

Buku tersebut, kata Benny, berisi kata dan kalimat seperti " Sahid di medan jihad" dan 'selesai, raih, bantai kyai'.Sementara ini, berdasarkan temuan GP Anshor buku tersebut baru ditemukan di satu lokasi. Meski begitu, Benny yakin, buku tersebut beredar melalui jaringan tertentu.

" Baru dapat laporan satu sekolah di Depok, nanti akan kami cek di daerah. Saya menduga ini jaringan, biar dinas yang bekerja," ucap dia. (Ism) 

Beri Komentar