Tanah Retak Di Depok (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)
Dream - Masyarakat Kampung Pedurenan, Kelurahan Cisalak, Kecamatan Cimanggis, Kota Depok, Jawa Barat, dihebohkan fenomena retakan tanah yang cukup lebar. Mereka khawatir retakan tanah tersebut menimbulkan korban.
Peristiwa tersebut terjadi pada Sabtu, 20 Oktober 2018 sore hari. Saat itu, Kota Depok diguyur hujan deras disertai angin kencang hingga menimbulkan banjir di beberapa tempat.
Ketua RT 02 RW 02 Cisalak Pasar, Endang Suherman, mengatakan banjir tidak lama terjadi dan langsung surut. Saat air surut itulah warga kaget menemukan retakan tanah.
" Air pada masuk ke dalam lubang disertai suara gemuruh, jadi banjir kemarin berhenti karena ada belahan itu," ujar Endang, dikutip dari Liputan6.com.
Menurut Endang, panjang tanah yang retak mencapai 20 meter. Sementara lebar dan dalamnya berbeda-beda.
" Kedalamannya ada sekitar 1 meter, 1,5 meter, 80 cm, 70 cm, sedangkan jarak regang ada 80 cm dan 30 cm," kata Endang.
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Mitigasi Gerakan Tanah Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Sumaryono, menjelaskan retakan tanah biasanya terjadi karena lokasi sebelumnya merupakan kawasan aliran air. Aliran tersebut tertimbun tanah karena alasan tertentu.
" Kemungkinan timbunan atau bekas aliran air, sungai lama, atau saluran air yang ditimbun, kayak parit kemudian ditimbun," ujar Sumaryono.
Menurut Sumaryono, jika retakan terjadi di daerah berlereng dapat menjadi pertanda tanah longsor. Tetapi, dia menduga hal itu tidak terjadi mengingat retakan ditemukan di Depok dengan kontur tanah datar.
" Kalau tanahnya datar, enggak berpotensi longsor," kata Sumaryono.
Selanjutnya, dia menjelaskan retakan tanah yang terjadi di Depok bukanlah likuifaksi. Sebab, penyebab retakan tidak memenuhi unsur pemicu terjadinya likuifaksi.
" Kalau likuifaksi timbul akibat adanya gempa, kalau ini kan tidak," ucap dia.
Lebih lanjut, Sumaryono mengimbau masyarakat sekitar segera menguruk retakan tersebut dengan tanah. Jika tidak, dikhawatirkan retakan dapat melebar.
" Sebaiknya ditutup secepatnya biar air tidak masuk. Air semakin banyak masuk, retakan akan semakin luas. Selain itu, dibuat saluran agar air tidak masuk ke situ," ucap dia.
(Sah, Sumber: Liputan6.com/Muhammad Ali)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati