Ilustrasi Tenggelam
Dream - Ini sebuah kisah yang terjadi di daerah Syu'aibah. Tepatnya di daerah pesisir pantai Laut Merah, terletak 110 km di selayan Jeddah. Dan pernah disiarkan di Radio Al Qur'an di Makkah al Mukarramah oleh pria pemilik kisah yang tak disebutkan namanya.
" Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan aku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak. Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun." cerita pria itu di radio di Mekkah.
Hingga pada suatu hari, dia bersama empat orang temannya pergi liburan ke laut. Tiba di pagi hari, lalu bergegas membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasa yang mereka lakukan saat berkemah yaitu menyembelih kambing untuk santap siang. Kemudian mereka siap-siap untuk turun untuk menyelam dengan tabung oksigen.
Dia tak ikut menyelam bersama teman-temannya yang lain. Ketika datang waktu shalat, salah seorang di antara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai bersiap shalat. Dia terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan jika tidak shalat bersama mereka.
Karena kebiasaan kaum muslimin di sana adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi jika seseorang shalat fardhu sendirian.
Dia menghindari ajakan shalat bersama itu dengan cara berenang dan merasa kelelahan. Tiba-tiba, dia merasa seakan-akan ada orang yang menariknya ke bawah laut. Dia pun berusaha naik ke permukaan dan melawan. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, dia mulai merasakan kehadiran kematian.
Tiba-tiba dia mendengar suara ayahnya memanggil dengan menyebut namanya seraya berkata: “ Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telinga pemuda itu tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Pemuda itu merasa ayahnya amat dekat dan akan menyelamatkannya. Pemuda itu pun berteriak…. berteriak…, tapi tidak ada yang menjawab.
Saat itu dia yakin akan mati. Di a berusaha untuk mengucapkan syahadat. Tapi tak mampu untuk menyempurnakannya. Hingga dia berhenti bergerak. Namu takdir berkata lain, dia selamat dengan dibantu seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut).
Tak lama pria itu sadar dari pingsannya, sang ayah mencoba menghubunginya melalui telepon. Ayahnya menanyakan keadaannya dengan rasa cemas. Dan kemudian dia berkata, ”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah."
Kisah nyata ini adalah pelajaran berharga bagi kita semua. Hidup di dunia tak akan kekal selamanya... Baca kisah inspiratif lengkapnya di tautan ini
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Hj.Erni Makmur Berdayakan Perempuan Kalimantan Timur Lewat PKK
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu