Inaya Wahid dan Cerita Privilege Seorang Putri Presiden

Reporter : Editor Dream.co.id
Rabu, 30 Agustus 2023 14:00
Inaya Wahid dan Cerita Privilege Seorang Putri Presiden
“Kesetaraan gender tidak akan hanya menguntungkan para perempuan, tapi juga laki-laki"

1 dari 13 halaman

Inaya Wahid dan Cerita Privilege Seorang Putri Presiden

Inaya Wahid dan Cerita Privilege Seorang Putri Presiden © Dream

2 dari 13 halaman

© Dream

Dream - Menyandang status keluarga Presiden Republik Indonesia merupakan privilege yang tak bisa diperoleh banyak orang. Namun bagi Inaya Wulandari Wahid, putri bungsu Abdrurrahman Wahid, presiden ke-4, di balik keistimewan terkandung tugas yang harus dipikulnya.

3 dari 13 halaman

Kalimat itu terlontar dari mulut Inaya Wahid saat menerima Apresiasi Perempuan Berpengaruh dari Dream.co.id dan Diadona.id pada Senin, 28 Agustus 2023. Perempuan aktivis sekaligus seniman ini menerima apresiasi untuk kategori 'Influential In Positive Movement’.

Menyandang status sebagai putri mantan presiden tak membuat Inaya menuntut perbedaan perlakuan dari orang lain.

Saat tiba di lokasi acara, putri bungsu dari (Alm) Gus Dur dan Shinta Nuriyah Wahid itu menumpang kereta untuk tiba di Stasiun Gambir Jakarta. Waktu yang mepet memaksanya naik bajaj untuk tiba di lokasi event , Hotel Aryaduta, Jakarta

4 dari 13 halaman

© Dream

Menurut Inaya, apresiasi yang diterimanya lebih baik diberikan untuk seluruh perempuan di Indonesia. Dia merasa semua kerja kerasnya selama ini secara tidak langsung merupakan buah dari privilege yang telah diberikan oleh kedua orangtuanya.

5 dari 13 halaman

© Dream

Ia menyampaikan bahwa dirinya telah dibesarkan oleh kedua orang hebat, sebab orangtuanya dapat menjadi bukti bahwa suami istri adalah sebuah teamwork.

6 dari 13 halaman

“Ibu saya dengan kondisi kursi roda, masih bisa mengejar sekolahnya, pendidikannya, masih bisa keliling Indonesia bertemu para perempuan-perempuan untuk pemberdayaan perempuan, dan bapak saya santai saja,”

7 dari 13 halaman

© Dream

Selain sang ibu, almarhum Gus Dur selama hidupnya juga banyak memberikan pelajaran tentang kesetaraan.

Mendiang Gus Dur selalu menunjukkan model  perkawinan yang setara, saling support, serta saling bekerja sama.

8 dari 13 halaman

“Jika kita sering memunculkan gambaran perempuan-perempuan, jika dia mau berkeluarga dan sadar kerjasama orang tua harus setara, maka akan lahir anak-anak yang seperti itu, kesadaran mereka otomatis muncul,”

9 dari 13 halaman

© Dream

Menurutnya, tidak segala hal harus dibebankan kepada laki-laki.

Dalam prinsip hidupnya, seorang perempuan sebenarnya merupakan sosok yang kuat, serba bisa, dan posisinya dengan laki-laki adalah saling support.

10 dari 13 halaman

“ Kesetaraan gender tidak akan hanya menguntungkan para perempuan, tapi juga laki-laki. Karena laki-laki tidak akan menanggung beban semuanya sendirian,”

“ Kesetaraan gender tidak akan hanya menguntungkan para perempuan, tapi juga laki-laki. Karena laki-laki tidak akan menanggung beban semuanya sendirian,” © Dream

Ujar wanita pegiat seni itu.

11 dari 13 halaman

© Dream

Namun diakuinya, realita di masyarakat masih ada yang menentang perspektifnya. Budaya patriarki mengakar kuat dalam rumah tangga.

Perempuan, lanjut Inaya, yang bisa beraktivitas apapun sejatinya telah mendapat privilege seperti dirinya.

12 dari 13 halaman

“ Saya mendapatkan privilege tersebut. Menurut saya, seharusnya orang-orang dengan privilege seperti ini memiliki tugas penting untuk wanita-wanita di luar sana, mereka yang bisa membantu, sharing, ngomongin, karena itu sudah di ranah mereka,”

13 dari 13 halaman

© Dream

Selain dirinya, Inaya juga menganggap seluruh perempuan seharusnya bisa  mendapatkan privilege seperti yang dirasakannya. 

Setiap perempuan sama kuatnya dalam caranya sendiri. 

 Laporan: Bintang Alfan

Beri Komentar