Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Pamer Sertifikat Vaksin ke Medsos, Ini Bahaya yang Mengintai

Pamer Sertifikat Vaksin ke Medsos, Ini Bahaya yang Mengintai Ilustrasi (Shutterstock.com)

Dream - Program vaksinasi Covid-19 nasional terus berjalan hingga saat ini. Sejumlah masyarakat juga telah mendapatkan vaksinasi baik dosis pertama maupun penuh.

Kementerian Kesehatan membuat regulasi khusus untuk para penerima vaksin. Regulasi tersebut berupa penerbitan sertifikat vaksin.

Sertifikat vaksin diberikan sebagai identifikasi orang yang sudah menerima vaksinasi. Kini, sertifikat vaksin bahkan menjadi syarat wajib bagi pelaku perjalanan jarak jauh baik dengan pesawat, bus, maupun kereta api.

Sayangnya, masih ada saja orang yang mengunggah sertifikat vaksinasi ke media sosial. Entah pada menu status di WhatsApp, Story pada Instagram, atau menjadi unggahan di beragam media sosial.

Seharusnya, hal itu tidak perlu dilakukan. Bila dilakukan ada bahaya yang mengintai.

 

Peringatan Polri

Divisi Humas Polri dalam akun Instagram resmi memberikan peringatan bagi siapa saja untuk tidak mengunggah sertifikat vaksin ke media sosial.

"Jangan unggah sertifikat vaksinasi Covid-19 digital ke medsos," demikian peringatan Divisi Humas Polri.

Dalam sertifikat vaksinasi digital terdapat identitas sepert nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan, dan tempat tanggal lahir. Ini merupakan data dasar yang fungsinya sangat penting.

"Sertifikat digital vaksin Covid-19 itu memuat QR Code yang wajib dilindungi karena di dalamnya memuat data pribadi kamu," demikian tulis admin.

Jika menggunggahnya, maka sangat berisiko. Data pribadi tersebar dengan mudah dan bisa dimanfaatkan oleh oknum tidak bertanggung jawab.

"Hati-hati risiko pembobolan data terutama berkaitan dengan pinjaman online atau data kartu kredit oleh pihak tidak bertanggung jawab," demikian peringatan tersebut.

      Lihat postingan ini di Instagram

Sebuah kiriman dibagikan oleh DIVISI HUMAS POLRI (@divisihumaspolri)

4 Negara Bantu Vaksinasi Indonesia, AS Donasi 4 Juta Dosis Vaksin Moderna

Dream - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan jumlah vaksin Covid-19 terus bertambah dalam upaya mempercepat vaksinasi di Tanah Air. Sjumlah negara bahkan mengulurkan bantuan dengan memberikan hibah maupun donasi vaksin.

Budi mengatakan salah satu negara yang akan mengirimkan vaksin Covid-19 yaitu Amerika Serikat. Bahkan, kata dia, Indonesia akan mendapatkan kiriman vaksin Moderna.

"Kita akan mendapatkan 4 juta dosis vaksin Moderna dari Amerika Serikat," ujar Budi dalam konferensi pers PPKM Darurat, Kamis, 1 Juli 2021.

Selain Amerika, Budi juga mengatakan akan ada kiriman vaksin AstraZeneca dari Jepang. Vaksin tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Jepang untuk membantu Indonesia meningkatkan cakupan vaksinasi.

"AstraZeneca 2,1 juta (dosis) hibah dari Jepang, dan bukan yang terakhir," kata Budi.

 

Australia Alokasikan Rp837 M Untuk Beli Vaksin Buat Indonesia

Australia juga turut membantu Indonesia dalam penyediaan vaksin Covid-19. Menurut Budi, Pemerintah Australia mengalokasikan 77 juta dolar Australia (setara Rp837 miliar) untuk kebutuhan vaksin.

Tetapi, kata Budi, dana hibah tersebut belum bisa direalisasikan karena masih menanti sumber pembelian vaksin yang saat ini dicari hampir semu anegara. Rencananya, dana bantuan dari Australia akan dibelanjakan vaksin lewat skema Covax.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah Jepang, Australia, dan Amerika Serikat," kata Budi.

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan, menyatakan vaksinasi akan digenjot dalam beberapa hari ke depan untuk mengejar target 1 juta dosis per hari. Saat ini, jumlah vaksin yang tersedia di Indonesia sudah sangat mencukupi.

"Jumlah vaksinnya cukup, 408 juta dosis," kata Luhut. 

 

Vaksin AstraZeneca Diklaim Beri Kekebalan Setahun, Antibodi 6X Lebih Kuat

Dream - Vaksin AstraZeneca diklaim sangat efektif memberikan kekebalan terhadap Covid-19 setidaknya satu tahun usai dosis pertama. Sementara setelah suntikan dosis kedua, vaksin ini dapat memberikan respon imun yang kuat.

"Hal ini merupakan berita baik bagi negara-negara dengan persediaan vaksin yang terbatas, yang mungkin khawatir terhadap keterlambatan pemberian dosis kedua vaksin di negara mereka," ujar Chief Investigator & Director Oxford Vaccine Group di Universitas Oxford, Sir Andrew J Pollard.

Sub analisis percobaan COV001 dan COV002 yang dipimpin Oxford menunjukkan vaksin AstraZeneca memberikan respons imun kuat setelah interval dosis kedua diperpanjang 45 pekan. Ataupun setelah pemberian dosis ketiga.

Analisis tersebut melibatkan sukarelawan usia 18-59 tahun yang sudah terdaftar. Mereka telah menerima satu dosis maupun dua dosis vaksin Covid-19 AstraZeneca.

"Terdapat respons yang sangat baik untuk dosis kedua, bahkan setelah penundaan 10 bulan dari dosis pertama," kata Pollard.

Dalam artikel yang diterbitkan di server pre-print The Lancet, antibodi usai dosis pertama tetap di level tinggi selama satu tahun. Kemudian, meski interval dosis kedua diperpanjang selama 45 pekan, respons antibodi meningkat 18 kali lipat dalam waktu 28 hari setelah penyuntikan.

Bisa Netralkan Varian Alpha, Beta, dan Delta

Sedangkan dalam jeda 45 pekan tersebut, didapat temuan titer antibodi empat kali lebih tinggi dibandingkan jeda 12 hari dari dosis pertama ke dosis kedua. Ini menunjukkan interval pemberian dosis yang lebih lama tidak mengurangi efektivitas vaksin, namun justru dapat memberikan kekebalan yang lebih kuat.

Selain itu, dosis ketiga yang diberikan setidaknya 6 bulan setelah dosis kedua dapat meningkatkan antibodi enam kali lipat mempertahankan respons sel T. Dosis ketiga juga menghasilkan aktivitas penetralan yang lebih tinggi terhadap varian Alpha (B1117, 'Kent'), Beta (B1351, 'Afrika Selatan') dan Delta (B16172, 'India').

Baik dosis kedua yang diperpanjang intervalnya dan dosis ketiga Vaksin Covid-19 AstraZeneca kurang reaktogenik dibandingkan dengan dosis pertama.

"Penting bagi kami untuk menunjukkan bahwa vaksin kami menghasilkan respons kekebalan yang kuat dan tahan lama, untuk meningkatkan keyakinan mengenai perlindungan jangka panjang," kata Executive Vice President BioPharmaceuticals R&D, Sir Mene Pangalos.

Vaksinnya Diklaim Sebabkan Pengumpalan Darah, Ini Pembelaan AstraZeneca

Dream - Sejumlah negara di Eropa memutuskan untuk menghentikan penggunaan vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca. Pemicunya, vaksin ini diklaim bisa menyebabkan penggumpalan darah.

Pihak AstraZeneca segera bergerak melakukan peninjauan pada produknya. Hasilnya, mereka mengklaim orang menjalani vaksinasi dengan produk AstraZeneca tidak ada yang menunjukkan risiko penggumpalan darah.

Peninjauan dilakukan AstraZeneca kepada lebih dari 17 juta orang tervaksinasi di Inggris dan Uni Eropa. Seluruhnya tidak menunjukkan indikasi yang disangkakan otoritas kesehatan sejumlah negara.

"Peninjauan yang cermat terhadap semua data keamanan yang tersedia lebih dari 17 juta orang yang divaksinasi di Uni Eropa dan Inggris dengan Vaksin Covid-19 AstraZeneca tidak menunjukkan bukti peningkatan risiko emboli paru, trombosis vena dalam atau trombositopenia, dalam kelompok usia yang ditentukan, jenis kelamin, kelompok atau di negara tertentu," demikian pernyataan AstraZeneca, dikutip dari Channel News Asia.

Badan Obat Eropa (EMA) menyatakan tidak ada indikasi yang mengarah pada kejadian penggumpalan darah akibat vaksinasi. Pandangan ini sebelumnya juga disampaikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Otoritas pembuatan obat di Eropa itu menyatakan sejauh ini ada 15 kejadian trombosis vena dalam dan 22 kejadian emboli paru yang telah dilaporkan. Kejadian ini serupa dengan vaksin Covid-19 berlisensi lain.

"Perusahaan telah dan sedang menjalankan pengujian tambahan bekerja sama dengan otoritas kesehatan Eropa dan tidak ada satupun hasil uji ulang menunjukan hasil mengkhawatirkan. Laporan keamanan bulanan akan disampaikan ke publik lewat laman EMA pada pekan berikutnya," demikian ungkap AstraZeneca.

Vaksin AstraZeneca dikembangkan melalui kerja sama dengan Universitas Oxford. Vaksin ini sudah mendapatkan izin penggunaan darurat di Uni Eropa dan banyak negara lain namun belum dari regulator Amerika Serikat.

AstraZeneca kini tengah mempersiapkan dokumen untuk izin penggunaan darurat (EUA) di AS. Mereka berharap data uji klinis tahap III akan tersedia dalam beberapa pekan ke depan.

 

Selalu ingat #PesanIbu untuk selalu mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk pencegahan virus COVID19. Jika tidak, kamu akan kehilangan orang-orang tersayang dalam waktu dekat.

ATAU
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Sepelekan Kaki Terasa Dingin, Bisa jadi Tanda Penyakit Berbahaya

Jangan Sepelekan Kaki Terasa Dingin, Bisa jadi Tanda Penyakit Berbahaya

Tubuh yang terasa dingin sering disepelekan. Padahal, hal itu bisa disebabkan oleh kondisi kesehatan serius yang perlu dikontrol secara intens.

Baca Selengkapnya
Selamatkan Balita, Dokter Bedah Tiupkan Oksigen Sambil Operasi Sampai Pingsan

Selamatkan Balita, Dokter Bedah Tiupkan Oksigen Sambil Operasi Sampai Pingsan

Ia merupakan dokter bedah senior yang selama 30 menit bekerja keras demi nyawa pasiennya.

Baca Selengkapnya
Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa

Syarat Penting dari Dokter Bagi Ibu Menyusui yang Ingin Jalani Puasa

Dari sisi kesehatan anak, rupanya juga ada syarat bagi ibu menyusui untuk berpuasa.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Menteri AHY: Pengurusan Sertifikat Tanah Wakaf Gratis

Menteri AHY: Pengurusan Sertifikat Tanah Wakaf Gratis

Menteri AHY: Pengurusan Sertifikat Tanah Wakaf Gratis

Baca Selengkapnya
Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Pesan Dokter Anak Biar Si Kecil Sealalu Fit di Perjalanan Panjang Saat Liburan

Perhatikan betul kenyamanan anak dan asupannya selama perjalanan.

Baca Selengkapnya