 
    Ilustrasi (Foto: Shutterstock.com)
Dream - Seorang wanita asal Perth, Australia, Nadia Parenzee, menjadi saksi meninggalnya seorang bayi di gendongannya sendiri. Hal itu terjadi ketika dia dalam penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Perth pagi ini.
Dikutip dari ABC News, Nadia menumpang pesawat AirAsia kode penerbangan D7236. Ketika dalam penerbangan, dia melihat satu keluarga asal Arab Saudi terlihat stres dengan seorang bayi yang terus menangis.
Nadia lalu menawarkan bantuan untuk menenangkan bayi tersebut. Sebelumnya, dia sempat berpikir bayi itu lapar.
" Saya bisa lihat mereka sedikit tertekan, bayinya menangis terus. Tapi lalu saya lihat pramugari memberikan botol kepada si bayi, jadi saya pikir, 'OK, mungkin hanya karena lapar'," kata dia.
Nadia kembali duduk di kursinya dan mulai tertidur. Sepuluh menit kemudian, ada yang menepuk bahunya, yang tidak lain adalah pramugari dan ibu si bayi itu.
" Saya bisa melihat ekspresi wajah orangtua. Mereka hanya menyerahkan bayinya kepada saya," kata dia.
Kondisi bayi itu sangat memprihatinkan. Menurut Nadia, bayi itu sudah terlihat berwarna abu-abu, tanda kesulitan bernapas.
Nadia segera menyatakan bayi berusia 2 bulan bernama Farah itu dalam keadaan darurat medis. Dia pun berusaha memberikan bantuan resusitasi (pemberian napas bantuan) dan meminta pramugari untuk melakukan panggilan medis.
" Saya berteriak, 'kami butuh dokter, kami butuh dokter', dan sekitar 20 orang berdatangan," ucap Nadia.
Sebagian dokter segera melakukan tindakan CPR. Sementara lainnya mencari kotak P3K di pesawat untuk alat penanganan.
Nadia menyatakan situasi yang terjadi sungguh kacau. Ditambah, orangtua si bayi tidak sadar akan perubahan di fisik buah hati mereka secara ekstrem.
" Saya pikir di titik ini, orangtua sudah menyadari ada kesalahan fatal pada kondisi si bayi," ucap dia.
" Saya tahu (kondisi kritis si bayi) ketika melihat pupilnya dan mereka mencoba uji cahaya ke mata si bayi," lanjut Nadia.
15 menit kemudian, Nadia berusaha berbicara dengan pilot agar melakukan pendaratan darurat. Sayangnya, pilot mengatakan hal itu tidak mungkin dilakukan.
" Pilot mengatakan, 'Anda tahu, kita bisa mendarat di Jakarta, tentu itu akan butuh banyak waktu untuk perizinan. Kita hanya 2,5 jam dari Perth'," ucap Nadia menirukan perkataan pilot.
" Saya bilang, 'Ya sudah, lanjut ke Perth saja jika bisa segera dapat bantuan medis'," terang Nadia melanjutkan.
Dokter berusaha menyadarkan bayi itu selama dua jam. Tetapi, ketika pesawat sudah mendarat di Perth, si bayi belum juga siuman.
Akhirnya, Nadia memeluk bayi itu lalu membaca Surat Al Fatihah. Sejenak kemudian, bayi itu menghembuskan napas terakhir dalam dekapan tangan Nadia. (ism)
Advertisement
Menu Nasi Sop Rp3000 di Yogyakarta, Penyelamat Anak Kost Banget

Batik Rempah Memikat Iwan Tirta di Jakarta Fashion Week 2026

Viral `Galgah` Akhirnya Masuk KBBI, Berawal dari Candaan TikTok

Seru dan Bikin Hati Hangat, Gabung Saja Komunitas Pahlawan Anak

Cerita Gadis Indonesia Tak Sengaja Bertemu Jungkook BTS Bikin Iri Banyak Army


Sabrina Resmi Gugat Cerai Deddy Corbuzier, Kompak Unggah Foto Hitam Putih
/vidio-web-prod-video/uploads/video/image/7464094/highlight-day-6-3f5941.jpg) 
        
    Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6

Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia yang Selalu Saling Mendukung

Bisa Turunkan BB 50 Kg dalam 3 Bulan, Gym Ini Janjikan Porsche


Menu Nasi Sop Rp3000 di Yogyakarta, Penyelamat Anak Kost Banget

Batik Rempah Memikat Iwan Tirta di Jakarta Fashion Week 2026
