Iran-AS Memanas, Fasilitas Militer Amerika di Irak Digempur

Reporter : Ahmad Baiquni
Rabu, 8 Januari 2020 12:01
Iran-AS Memanas, Fasilitas Militer Amerika di Irak Digempur
Serangan berlangsung beberapa jam usai pemakaman jenazah Komandan Pasukan Quds, Jenderal Qasem Soleimani.

Dream - Iran tampaknya tidak main-main dengan ancaman serangan balas dendam kepada Amerika Serikat. Garda Revolusi Iran menggempur pangkalan udara AS di Provinsi Anbar, Irak selatan pada Selasa, 7 Januari 2020 petang.

Serangan tersebut dilancarkan beberapa jam usai pemakaman jenazah Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran, Jenderal Qasem Soleimani.

Puluhan rudal ditembakkan ke pangkalan udara strategis dan serangan tersebut dibenarkan oleh pejabat AS.

Garda Revolusi menyerukan penarikan militer AS dari negara-negara di Jazirah Arab. Selain itu, militer Iran tersebut juga menyatakan tidak akan memberikan perlakuan berbeda antara AS dan Israel.

" Kami peringatkan kepada seluruh sekutu AS yang menyediakan pangkalan bagi pasukan teroris (Amerika)... bahwa setiap negara yang menjadi asal serangan agresif dalam segala bentuk terhadap Republik Islam Iran akan menjadi target," demikian pernyataan Garda Revolusi, dilaporkan Press TV.

Garda Revolusi juga menyatakan akan merilis lebih rinci mengenai serangan yang terjadi.

 

1 dari 4 halaman

Reaksi Gedung Putih

Serangan tersebut tidak mengejutkan mengingat Iran telah berjanji akan melakukan pembalasan terhadap serangan teror AS. Sirine dilaporkan meraung dan sejumlah unit helikopter AS terbang dari pangkalan udara.

Serangan ini juga telah sampai ke Gedung Putih. Presiden Donald Trump telah diberi pengarahan tentang serangan tersebut.

" Kami telah menerima laporan mengenai serangan terhadap fasilitas AS di Irak. Presiden telah mendapat pengarahan dan kini sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasional," kata juru bicara Gedung Putih, Stephanie Grisham.

 

2 dari 4 halaman

Dua Fasilitas Militer AS Jadi Target

Atas serangan ini, Pentagon akan mengambil sejumlah langkah yang diperlukan untuk melindungi pasukan AS di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.

" Kami sedang melakukan pendataan dampak kerusakan akibat serangan awal," ujar juru bicara Pentagon, Jonathan Hoffman.

Dia menambahkan ada dua fasilitas militer AS yang juga menjadi target. Keduanya yaitu pangkalan udara di Al Assad, lainnya di Irbil, ibu kota daerah semi otonomi Kurdistan Irak.

" Jelas bahwa rudal ditembakkan dari Iran dan diarahkan setidaknya ke dua basis militer Irak yang menampung personel pasukan AS dan kolasi di Al Assad dan Irbil," ucap Hoffman.

3 dari 4 halaman

Jenderal Tewas Diserangan AS, Iran Tingkatkan Pengayaan Uranium untuk Nuklir

Dream - Gesekan antara Iran dengan Amerika Serikat semakin memanas. Terutama setelah petinggi militernya, Jenderal Qassem Soleimani, terbunuh oleh serangan udara yang dilancarkan AS pada Jumat pekan lalu.

Buntut dari peristiwa itu, Iran mengambil keputusan besar dalam sejarah negara itu dengan mengibarkan bendera merah sebagai pertanda balas dendam. Selain itu, Iran juga tidak lagi memberlakukan pembatasan pengayaan uranium yang merupakan bahan baku pembuatan nuklir.

Iran menyatakan tidak lagi mengindahkan kesepakatan nuklir yang terjalin dengan AS pada 2015 menyusul meningkatnya ketegangan. Kesepakatan itu dimaksudkan untuk membatasi Teheran dari kepemilikan bahan baku mencukupi guna membuat bom atom.

Keputusan ini diambil setelah Jenderal Qassem yang merupakan Komandan Pasukan Quds Garda Revolusi Iran itu terbunuh di Baghdad, Irak.

Sepanjang Minggu kemarin, ratusan ribu orang memenuhi jalanan Iran. Mereka mengusung sebuah peti mati, tanda berkabung atas meninggalnya perwira tinggi militer yang disegani di negara itu.

4 dari 4 halaman

Serangan Balas Dendam

Terbunuhnya Jenderal Qassem juga memicu amarah kelompok paramiliter yang berafiliasi dengan Iran, seperti Hezbollah Libanon. Pimpinan Hezbollah mengeluarkan ancaman dengan menyatakan pangkalan militer, kapal perang, dan seluruh warga AS di Timur Tengah menjadi target serangan balas dendam tersebut.

Selain itu, serangan balas dendam juga ditargetkan ke kota-kota terkenal Israel seperti Haifa, terutama Tel Aviv.

Stasiun televisi Iran mengutip pernyataan Presiden Hassan Rouhani yang tidak lagi memberlakukan pembatasan pengayaan uranium. Termasuk juga tidak akan lagi membatasi penelitian untuk pengembangan nuklir.

Badan Energi Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA) yang merupakan pengawas resmi PBB atas program nuklir Iran tidak segera merespon pernyataan tersebut. Sedangkan Iran menyatakan kerja sama dengan IAEA akan berlanjut seperti semula.

Sumber: Metro.co.uk

Beri Komentar