Jessica: Sejak Kematian Mirna, Mimpi Buruk Saya Dimulai

Reporter : Muhammad Ilman Nafi'an
Rabu, 12 Oktober 2016 13:58
Jessica: Sejak Kematian Mirna, Mimpi Buruk Saya Dimulai
"Saat Mirna meninggal, mimpi buruk saya dan kekuarga saya dimulai," kata Jessica.

Dream - Jessica Kumala Wongso menegaskan bukan sebagai pembunuh Wayan Mirna Salihin. Dia menolak tuduhan yang menyebutnya telah menaruh racun ke kopi yang diminum Mirna sebelum meninggal.

“ Saya tidak menaruh racun di minuman Mirna. Apa yang bisa saya lakukan agar bisa mengubah semuanya,” kata Jessica saat membaca pledoi di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu 12 Oktober 2016.

Sejak penangkapan, Jessica mengaku menerima tekanan dari polisi. Namun tekanan tersebut tidak bisa mempengaruhinya.

“ Tidak akan bisa membuat saya mengakui perbuatan yang tidak saya lakukan dan tidak berhak saya lakukan.”

1 dari 2 halaman

Mimpi Buruk Keluarga

Mimpi Buruk Keluarga © Dream

Jesica juga mengaku, sejak kematian Mirna, kehidupan keluarganya berubah. Mereka sangat tertekan. “ Saat Mirna meninggal, mimpi buruk saya dan kekuarga saya dimulai.”

Sejak itu pula dia mengaku kerap berselisih dengan saudara. Bahkan, para tetangga pun menjadi terganggu dengan kondisi itu. “ Banyak orang berdatangan,” tutur Jessica.

Sejak itu, dia juga terpaksa tampil di media. “ Padaal saat itu kami hanya mencari kenyamanan dan ketenangan.”

2 dari 2 halaman

Mengapa Keluarga Mirna Jadi Jahat?

Mengapa Keluarga Mirna Jadi Jahat? © Dream

Dalam pledoi tersebut, Jesica juga mempertanyakan perubahan sikap keluarga Mirna. Dia menilai keluarga Mirna berubah tak bersahabat.

“ Itu memhuat saya berpikir apakah mereka menjadi jahat karena kehilangan Mirna ataukah mereka jahat sehingga kehilangan Mirna. Saya tidak membunuh Mirna,” kata dia.

Dengan kondisi-kondisi tersebut, Jessica merasa bingung. Tak tahu harus berbuat apa. “ Dalam waktu yang cukup lama saya tidak bisa membela diri.”

Jessica dituntut 20 tahun penjara. Jaksa menilai dia terbukti melakukan pembunuhan berencana dengan meracun Wayan Mirna Salihin.

Beri Komentar