Kemenag Gelar Sidang Isbat Idul Fitri 1444 H pada 20 April 2023, Ada Potensi Perbedaan Waktu Lebaran

Reporter : Dinda Permata Sari
Kamis, 13 April 2023 12:12
Kemenag Gelar Sidang Isbat Idul Fitri 1444 H pada 20 April 2023, Ada Potensi Perbedaan Waktu Lebaran
Ada potensi perbedaan waktu, namum penentuannya berdasarkan hasil sidang isbat 20 April 2023.

Dream - Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar sidang isbat Idul Fitri 1444 Hijriah pada 20 April 2023. Diketahui, sidang isbat digelar untuk menentukan lebaran dan juga awal Ramadan.

Pelaksanaan sidang Isbat Lebaran Idul Fitri 2023 diungkapkan oleh Direktur Jenderal Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin.

“ Sidang isbat tanggal 20 April,” ungkap Dirjen Bimas Islam Kemenag, Kamaruddin Amin saat dikonfirmasi Dream pada Rabu 12 April 2023.

Terkait penentuan hari raya, Kamaruddin mengungkapkan adanya potensi perbedaan hari raya Idul Fitri 1444 H. Namun, untuk lebih jelasnya ditentukan oleh hasil sidang isbat mendatang.

“ Ada potensi, tapi kita tunggu sidang isbat dulu ya,” ungkapnya.

1 dari 3 halaman

Sebelumnya, Muhammadiyah juga sudah menetapkan lebaran 2023 jatuh pada 21 April 2023. Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menjelaskan, adanya perbedaan tersebut disebabkan karena bedanya metode yang dipakai.

" Ada kemungkinan 1 syawal atau Hari Raya Idul Fitri 2023 dan Idul Adha ada perbedaan karena metode yang dipakai," kata Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam konferensi pers, Senin 6 Februari 2023.

Sementara itu, Peneliti Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin mengatakan, adanya perbedaan penentuan awal ramadan dan Idul Fitri di Indonesia bukan karena metode hisab dan rukyat, melainkan karena perbedaan kriteria.

Kriteria wujudul hilal digunakan Muhammadiyah, sedangkan kriteria imkan rukyat (visibilitas hilal) digunakan oleh Nahdlatul Ulama dan beberapa organisasi keagamaan lain di Indonesia.

" Penentuan awal bulan memerlukan kriteria agar bisa disepakati bersama. Rukyat memerlukan verifikasi kriteria untuk menghindari kemungkinan rukyat keliru," kata Thomas, dilansir dari laman resmi BRIN, Kamis 9 Maret 2023.

 

2 dari 3 halaman

Minggu, Pemerintah Gelar Sidang Isbat Ramadan 1437 H

" Hisab tidak bisa menentukan masuknya awal bulan tanpa adanya kriteria, sehingga kriteria menjadi dasar pembuatan kalender berbasis hisab yang dapat digunakan dalam prakiraan rukyat," imbuhnya.

Thomas menjelaskan, bahwa kriteria hilal yang diadopsi berdasarkan dalil hukum agama tentang awal bulan dan hasil kajian astronomis yang sahih.

Kriteria juga harus mengupayakan titik temu pengamal rukyat dan pengamal hisab untuk menjadi kesepakatan bersama, termasuk Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS).

Meskipun penentuan awal Ramadan jatuh di hari yang sama, namun di sisi lain, ada potensi perbedaan Idul Fitri tahun ini karena saat maghrib, 20 April 2023, ada potensi di Indonesia posisi bulan belum memenuhi kriteria baru MABIMS, yaitu tinggi minimal 3 derajat dan elongasi 6,4 derajat.

Namun, posisi bulan itu sudah memenuhi kriteria wujudul hilal. Apabila merujuk kriteria baru MABIMS, maka lebaran jatuh pada 22 April 2023, sedangkan bila merujuk wujudul hilal, 1 Syawal 1444 Hijriah jatuh pada 21 April 2023.

3 dari 3 halaman

Lebih lanjut Thomas mengungkapkan penyebab utama perbedaan penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha yang terus berulang karena belum ada kesepakatan terkait kriteria awal bulan Hijriyah.

Ia menjelaskan, prasyarat utama untuk terwujudnya unifikasi Kalender Hijriyah harus ada otoritas tunggal. Otoritas tunggal akan menentukan kriteria dan batas tanggal yang dapat diikuti bersama.

Sedangkan, kondisi saat ini otoritas tunggal mungkin bisa diwujudkan dulu di tingkat nasional atau regional.

" Penentuan ini mengacu pada batas wilayah sebagai satu wilayah hukum sesuai batas kedaulatan negara. Kriteria diupayakan untuk disepakati bersama," kata Thomas.

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More