Foto: Pixabay.com
Dream – Moms. sudah tahu dengan istilah HELPP Sindrom? HELPP Sindrom pada umumnya akan menyerang pada ibu hamil. Namun, sebagian besar ibu hamil belum mengenal sindrom yang satu ini.
Apakah Sahabat Dream salah satunya? Tahukah kalian bahwa HELLP Sindrom sangat berbahaya bagi kehamilan. Sindrom ini berkaitan erat dengan gangguan kehamilan preklamsia.
Pada umumnya di masa kehamilan, para ibu hamil akan mengukapkan beberapa keluhannya. Mulai dari rasa tidak nyaman, sakit, hingga keluhan terhadap sindrom yang biasa menyerang pada ibu hamil. Sindrom HELLP biasanya dialami oleh ibu hamil yang telah memasuki masa kehamilan trimester ketiga.
Untuk mengetahui lebih jelas lagi mengenai HELLP Sindrom, para ibu hamil dianjurkan untuk mengenal keluhan dan sindrom yang bisa terjadi pada masa kehamilannya. Dream telah merangkum informasi dari berbagai sumber mengenai HELLP Sindrom. Yuk, simak informasinya berikut ini.
HELLP Sindrom merupakan salah satu sindrom yang bisa mengancam jiwa ibu dan bayi yang dikandungnya. Sindrom ini akan menyebabkan gangguan darah dan hati yang paling utama. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya bahwa HELLP Sindrom pada umumnya akan menyerang ibu hamil pada usia kehamilan di trimester ketiga atau trimester terakhir.
HELLP merupakan singkatan dari tiga kondisi, yaitu:
Sindrom ini akan menyebabkan kerusakan pada hati yang dimana nantinya sel-sel hati akan membocorkan enzim tertentu ke dalam darah. Dengan kondisi trombosit yang rendah pula akan memperburuk kondisi pada ibu hamil. Hal ini dapat mengakibatkan pendarahan yang berlebihan dan berakibat fatal bagi ibu hamil.
Penyebab HELLP Sindrom belum diketahui secara pasti oleh para dokter. Namun, para dokter menduga bahwa HELLP Sindrom muncul karena dipicu oleh preklamsia atau eklamsia pada saat masa kehamilan. Selain itu, ada dugaan bahwa sindrom ini terjadi karena adanya sindrom antifosfolipid. Sindrom antifosfolipid merupakan kondisi dimana ibu hamil beresiko mengalami penggumpalan darah.
Terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko ibu menderita HELLP Sindrom. Apabila para ibu hamil masuk pada katagori ini sebaiknya segera lakukan pemeriksaan kepada dokter. Berikut merupakan faktor dari HELLP Sindrom:
Gejala HELLP Sindrom ternyata sama seperti kehamilan yang dimana setiap gelajanya berbeda0beda di setiap wanita. Namun, terdapat beberapa gejala HELLP Sindrom yang telah banyak dirasakan oleh para penderita. Berikut merupakan gejala umum dari HELLP Sindrom:
Para dokter mulai akan mencurigai ibu hamil apabila kalian telah mengalami gejala-gelaja dari HELPP Sindrom. Bila kalian telah mengalami gejala tersebut, pada umumnya para dokter akan meminta untuk dilakukan pemeriksaan fisik. Pemeriksaan fisik ini berupa pemeriksaan bagian perut, pemesaran organ hati serta pembengkakan pada bagian tubuh.
Pemeriksaan fisik ini harus segera dilakukan agar para dokter bisa langsung mengatasinya dengan baik dan tepat. Selain pemeriksaan fisik, ibu hamil yang terindikasi harus menjalankan tes urine. Hal ini bertujuan untuk lebih mengetahui secara akurat apakah protein telah keluar bersama dengan urin. Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa ibu hamil yang terindikasi tersebut telah mengalami kerusakkan pada organ hati.
Sindrom HELLP biasanya akan menyerang ibu hamil yang telah masuk pada trimenster ketiga. Namun, tidak jarang simdrom ini telah menyerang ibu hamil yang masih memasuki masa kehamilan sebelum trimester ketiga. Bahkan, ada beberapa kasus dimana HELLP Sindrom ini menyerang dalam kurun waktu 48 jam hingga 1 minggu setelah para ibu hamil menjalani proses persalinan.
Sekitar 1 dari 1000 wanita hamil menderita HELLP Sindrom. Ibu hamil yang menderita sindrom ini lebih sering mangalami rasa sakit yang begitu tajam di bagian atas perut. Rasa sakit itu semakin lama akan merambat hingga ibu hamil yang terindikasi merasakan rasa sakit juga di bagian paru-paru dan bahu.
Para dokter dalam mengatasi kondisi HELLP Sindrom ini akan melihat terlebih dahulu kondisi ibu dan bayi yang dikandungnya. Apabila sang bayi telah memasuki bulan yang telah siap untuk dilahirkan, maka pada umumnya para dokter akan merekomendasikan untuk segera mengeluarkannya. Para dokter juga akan melakukan operasi caesar apabila sang bayi ataupun ibu telah beresiko tinggi mengalami kematian.
Untuk kehamilan yang masih di bawah 34 minggu, para dokter akan memberikan kortikosteroid. Kortikosteroid berfungsi untuk mempercepat perkembangan paru-paru pada janin agar lebih bisa memberikan peluang hidup setelah kelahiran prematurnya.
Tidak berhenti disitu saja, setelah menjalani proses persalinan, sang ibu juga akan diberikan obat untuk menghindari tekanan darah tinggi, kejang dan bahkan dilakukan transfusi darah bila perlu. Untuk itu, sebaiknya segera lakukan pemeriksaan keseluruhan pada dokter agar bisa mencegah berbagai gangguan dan sindrom selama masa kehamilan.
(Sumber: boldsky.com dan alodokter.com)
Advertisement
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik