Pintu 13 Stadion Kanjuruhan (Bola.com/Iwan Setiawan)
Dream - Pemerintah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) untuk menyelidiki tragedi Kanjuruhan. Tim yang diketuai oleh Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Polhukam), Mahfud MD, ini telah menyaksikan hasil rekaman Closed Circuit Television (CCTV), khususnya yang berada di pintu 13.
" Saya sempat lihat rekaman CCTV kejadian, khususnya di pintu 13 mengerikan sekali. Jadi ya situasinya adalah pintu terbuka, tapi sangat kecil, yang itu harusnya pintu untuk masuk tapi terpaksa untuk keluar," kata Anggota TGIPF Tragedi Kanjuruhan, Nugroho Setiawan, dalam tayangan YouTube Kemenko Polhukam RI.
Nugroho mengatakan, adanya gas air mata yang ditembakkan di lapangan membuat para suporter berebut untuk keluar. Mereka berhimpitan, pingsan, hingga meninggal dunia.
" Situasinya adalah orang itu berebut keluar, sementara sebagian sudah jatuh, pingsan, terhimpit, terinjak, karena efek dari gas air mata," sebutnya.
" Nah, jadi ya miris sekali saya melihat detik-detik beberapa penonton yang tertumpuk dan meregang nyawa terekam sekali di CCTV," sambung Nugroho.
Berdasarkan rekaman CCTV tersebut, Nugraha menyimpulkan bahwa stadion kebanggaan warga Malang ini tidak dapat dijadikan stadion yang layak untuk menggelar pertandingan dengan resiko tinggi (high risk).
" Kesimpulannya sementara bahwa stadion ini tidak layak untuk menggelar pertandingan high risk (resiko tinggi) match," tegasnya.
Menurutnya, pertandingan high risk perlu dipersiapkan dengan kongkrit, khususnya saat keadaan darurat.
" Mungkin kalau itu medium atau low risk masih bisa, jadi artinya high risk match kita harus buat kalkulasi yang sangat kongkrit misalnya adalah bagaimana cara mengeluarkan penonton pada saat keadaan darurat," katanya.
" Jadi sementara yang saya lihat adalah pintu masuk berfungsi sebagai pintu keluar, tapi itu tidak memadai," tambahnya.
Dia juga ingin adanya perbaikan untuk Stadion Kanjuruhan. Terutama pada struktur pintu, di mana stadion ini tak memiliki pintu darurat. Begini penjelasan detailnya.
" Kemudian juga untuk mempertimbangkan aspek akses seperti anak tangga, anak tangga ini kalau secara normatif dalam safety the split, ketinggian 18 centi, lebar tapak 30 centi. Ini tadi antara lebar tapak dengan ketinggian sama, rata-rata mendekati 30 centi," ungkapnya.
" Jadi intinya gini, kalau dengan ketinggian normal tadi tinggi 18, tapak lebar 30, ini kita berlari turun, berlari naik itu tidak ada kemungkinan jatuh. Kemudian lebar, lebar dari anak tangga ini juga tidak terlalu ideal untuk kondisi krodit, karena harus ada railing untuk pegangan. Nah railing juga sangat tidak terawat dengan sempit desakan yang sangat luar biasa, akhirnya railingnya patah dan itu juga yang termasuk melukai korban. Sementara itu kalau dari sisi infrastruktur," tutupnya.
Sumber: Merdeka.com
Dream - Pintu 13 menjadi salah satu saksi bisu tragedi maut di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, pada Sabtu, 1 Oktober 2022. Empat hari sudah insiden mengerikan itu terjadi.
Sepak bola yang tadinya adalah hiburan justru berujung kepergian 131 orang yang tutup usia. Ada banyak duka yang dirasakan seorang ibu, ayah, istri, suami, bahkan teman-teman yang kehilangan korban.
Laga Arema FC vs Persebaya itu menjadi sejarah kelam untuk dunia sepak bola.
Kondisi Stadion Kanjuruhan pun menjadi perhatian, salah satunya di pintu 13 yang disebut sebagai salah satu titik dengan korban paling banyak. Tagar Kengerian di Pintu 13 pun sempat menjadi trending topic di Twitter.
Banyak video yang merekam peliknya ratusan manusia yang berdesak-desakan, terinjak-injak, hingga kehilangan nyawa saat melewati pintu 13.
Saat terjadi penembakan gas air mata, pintu 13 digunakan suporter untuk keluar dari stadion. Namun diduga kondisinya yang terlalu kecil, membuat mereka tidak dapat keluar sehingga saling berhimpitan.
Dikutip dari Bola.com, inilah kesaksian dari salah satu penonton yang berhasil selamat melewati pintu 13. Dia adalah Elmiati (33), warga Sumpil, Blimbing, Kota Malang.
Dia datang bersama sang suami yakni Rudi Harianto (34) dan putranya Virdy Prayoga yang baru berusia 3 tahun.
“ Waktu itu saya tidak ingat berapa kali tembakan gas air mata yang ke tribun. Saya duduk di bagian tengah di tribun 13," Elmiati mengisahkan.
Namun dia terpisah dengan suami dan anaknya saat akan keluar stadion.
" Lalu kami buru-buru keluar. Anak saya digendong suami ada didepan. Saat mau turun tangga keluar, kami terpisah,” lanjutnya.
Saat itu pintu 13 sudah tidak terkunci, namun masih terasa sempit untuk kerumunan suporter yang hendak keluar. Sehingga ada lubang udara yang dijebol untuk akses keluar lain.
Elmi memilih untuk kembali ke tribun karena tak bisa menembus kerumunan, sembari menunggu asap gas air mata hilang.
Namun dia tetap harus menahan perih di bagian mata. Elmi pun tidak sendirian, dia bersama beberapa temannya. Elmi sempat ditolong seorang prajurit TNI.
“ Setelah agak reda, saya memilih keluar lewat pintu lain. Pintu yang mengarah ke dalam lapangan. Kebetulan waktu itu sudah dibuka. Kami sempat ditolong anggota TNI menyiram wajah dengan air untuk mengurangi efek gas air mata,” sambungnya.
Beruntung, Elmi bisa lolos dari tribun. Pemandangan yang dilihatnya kala itu adalah korban yang sudah berjatuhan di area stadion. Namun Elmi tak mengetahui di mana keberadaan suami dan anaknya.
Kemudian temannya mengajaknya ke rumah sakit RSUD Kanjuruhan untuk melihat sang anak. Dan dia diantarkan ke kamar jenazah, di sinilah ia mengetahui sang anak sudah meninggal dunia.
" Kami jalan kaki dari stadion ke RSUD Kanjuruhan. Lalu saya lihat arahnya menuju kamar jenazah. Firasat saya sudah tidak enak dan tidak mau masuk. Tapi saya merasa kalau memang anak saya meninggal, ini jadi kesempatan terakhir saya untuk bertemu,” lanjutnya.
Begitu terpukul dirinya mengetahui putra kecilnya sudah tiada, namun dia kembali mendapat kabar duka, sang suami juga meninggal di rumah sakit yang berbeda. Yakni RS Wava Husada yang jaraknya kurang lebih 2 kilometer dari Stadion Kanjuruhan.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN