Ilustrasi (Foto: Shutterstock)
Dream - Siapa yang tak kenal buah Durian? Aromanya yang khas tentu langsung membuat sekitar tepukau. Dalam dunia medis, ternyata kulit durian bisa diolah menjadi suatu yang bermanfaat.
Dilansir lama Channel News Aisa, ilmuan Singapura berhasil mengubah kulit buah yang dijuliki King of Fruit itu, menjadi perban hidrogel antibakteria. Perban buatan ilmuwan Nanyang Technological University (NTU) itu sengaja dikembangkan sebagai upaya Singapura menuju nol limbah.
Menurut Profesor William Chen, Direktur Program Ilmu dan Teknologi Pangan NTU, " 12 juta dikonsumsi tiap tahunnya tapi kebanyakan kulitnya dibuang."
Sekam durian, yang terdiri dari sekitar 60 peren dari durian, biasanya juga dibuang dan dibakar. Sehingga hal ini menimbulkan masalah lingkungan.
Perban hidrogel bersifat bidegradable dan tidak beracun. Berarti memiliki jejak lingkungan lebih kecil, ketimbang perban sintetis konvensional yang biasa dipakai.
Prof Chen dan timnya membuat perban dengan mengekstrasi selulosa berkualitas tinggi dari kulit durian. Lalu, mereka mengubah sekam menjadi bubuk selulusa melalui pemotongan, pengeringan beku, dan penggilingan bila sebelum menghilangkan kotoran.
Menurut pengakuan Prof Chen, penggunaan perban ini menekan biaya yang signifikan dibanding metode tradisional menggunakan enzim.
Metode tradisional bisa mengeluarkan biaya sekira 27.000 dolar Singapura atau setara Rp289 juta per kg, sedangkan hidrogel anti-bakteria Prof Chen hanya memakan biaya 120 dolar Singapura atau setara Rp1,2 juta per kg, untuk mengekstraksi jumlah selulosa yang sama.
Setelah mengekstrasi selulosa, peneliti akan menggabungkan ekstrak dengan gliserol --produk sampingan limbah dari industri biodesel dan sabun-- untuk membuat gel lembut. Gel yang mirip selembarang silikom, dapat dipotong menjadi perban berbagai bentuk dan ukuran.
Tak hanya itu, perban buatan Prof Chen diklaim bisa berfungsi dalam kondisi cuaca ekstrem sekalipun.
Menurut Prof Chen, tambalan hidrogel konvesional yang beredar berbahan dasar sintetis. Sehingga mereka memiliki sifat antimikroba dengan menggunakan senyawa logam seperti ion perak atau tembaga.
Bahan-bahan tersebut menjadi lebih mahal ketimbang buatan Prof Chen yang berasal dari alam.
Menurut Prof Chen, sangat penting untuk menjaga prosesnya tetap sederhana, berbiaya rendah dan ramah lingkungan.
Sumber: channel news asia
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati