Aprilia Nuraida, Guru Relawan Di Pedalaman Sulawesi (dompetdhuafa.org)
Dream - Guru merupakan profesi yang mulia. Kalimat tersebut tampaknya benar-benar dipegang teguh oleh Aprilia Nuraida, sampai memutuskan untuk mengajar di pelosok negeri.
Aprilia asal Blitar, Jawa Timur ini merupakan alumnus Universitas Brawijaya Malang yang memilih mengikuti program Sekolah Guru Indonesia (SGI) Dompet Dhuafa. Dia lalu ditugaskan untuk mengabdi di Dusun Patulang, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Selatan.
Dia sadar betul keterbatasan yang dialaminya di tempat mengabdi. Tetapi, dia sama sekali tidak merisaukan hal itu dan menjalani kehidupannya dengan gembira.
" Pertama datang ke sini saya memang mulai beradaptasi. Apalagi kalau air di sini lagi kekeringan, biasanya saya dan warga harus ke penampungan air bersih sekitar satu jam," kata Aprilia.
Di tempat tersebut, Aprilia mengajar di tiga sekolah sebagai guru relawan, yaitu di SDN 032 Ambopadang, SMPN 02 Tutallu, dan SMKN 1 Tutallu. Untuk berpindah dari satu sekolah ke sekolah lain, Aprilia harus menempuh medan yang cukup berat.
Dia harus melalui jalanan berbatu dikelilingi perbukitan dan jurang yang begitu curam. Jika tidak hati-hati, keselamatannya bisa terancam. Meski begitu, semangatnya untuk mengajar dan memberikan ilmu bermanfaat tidak pernah surut.
" Karena ada sesuatu yang baru buat saya. Saya suka tantangan, saya senang berbagi pengalaman saya terutama ilmu bermanfaat bagi anak-anak," ucap dia.
Saat mengajar, Aprilia menggunakan tiga metode, yang disebutnya sebagai metode mengajar cerdas dan kreatif. Metode tersebut yaitu home visit, les tambahan dan belajar di dalam serta di luar ruangan. Metode ini untuk membantu murid-muridnya memahami pelbagai mata pelajaran.
" Saya pernah terapkan metode kelompok belajar, tapi ternyata kurang efektif. Makanya saya coba tambahkan metode belajar sambil bermain, ternyata siswa-siswa saya antusias sekali," kata Aprilia.
Tidak hanya itu, Aprilia membuat sejumlah kegiatan bagi anak-anak lingkungan tempatnya tinggal dengan membangun istana anak. Selain itu, dia juga menggelar Malam Bina Taqwa untuk anak-anak setiap dua kali dalam sepekan.
Semangatnya untuk mencerdaskan anak bangsa begitu tinggi, meski keterbatasan kerap dia temui. Bagi dia, ilmu adalah investasi yang menjanjikan bagi anak-anak di masa depan.
" Ini tugas mulia dan saya yakin ini investasi akhirat. Mengabdi dengan rasa ketulusan akan menimbulkan kebahagiaan tersendiri, bila dijalankan dengan tulus dan ikhlas," ucap dia.
(Ism, Sumber: dompetdhuafa.org)
Advertisement
4 Komunitas Animasi di Indonesia, Berkarya Bareng Yuk!
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Selamatkan Kucing Uya Kuya Saat Aksi Penjarahan, Sherina Dipanggil Polisi
Rekam Jejak Profesional dan Birokrasi Purbaya Yudhi Sadewa, Menkeu Pengganti Sri Mulyani Indrawati