Keunikan Ramadan di Negara-negara Islam

Reporter : Sandy Mahaputra
Selasa, 1 Juli 2014 11:01
Keunikan Ramadan di Negara-negara Islam
Banyak cara dilakukan orang di berbagai negara untuk menyambut buka puasa di bulan Ramadan.

Dream - Jumlah Muslim yang mendiami Bumi diperkirakan mencapai 1,6 miliar jiwa. Mereka menjalankan ibadah Ramadan selama satu bulan dengan menjauhkan diri dari makanan, minuman dan hal-hal lain yang membatalkan puasa dari fajar hingga matahari terbenam.

Ramadan, bulan koreksi diri dan ibadah, mengingat kesulitan orang lain dan untuk beramal sebanyak-banyaknya. Ramadan juga menjadi bulan untuk berkumpul bersama keluarga melakukan buka bersama.

Banyak cara dilakukan orang di berbagai negara untuk menyambut buka puasa di bulan Ramadan.

Di Mesir, kurma, yang biasanya menjadi pembuka puasa, diberi nama sesuai dengan nama pemimpin, politisi atau selebriti di negara piramida itu.

Sementara di Irak, sembari menunggu buka puasa, orang-orang di sana akan bermain mehebes. Ini adalah sebuah permainan tebak-tebakan di mana yang berhasil menebak akan mendapatkan manisan atau kurma.

Bagi yang pernah ke Pakistan, mungkin sudah mengenal khajla pheni. Kue bundar nan lebar mirip kue serabi ini adalah menu andalan saat berbuka puasa atau sahur di Pakistan. Kue berbahan baku bihun digoreng dan ditaburi gula ini dimakan dengan cara dicelup ke dalam susu.

Di beberapa negara yang dulunya bagian dari Dinasti Otoman seperti Lebanon, Yordania dan sebagian Palestina, makanan pembuka puasa biasanya adalah Qatayef dan Kunafa. Qatayef adalah sejenis kue serabi yang dikonsumsi dengan sirup atau selai. Qatayef juga bisa diisi dengan krim, kenari atau keju di dalamnya. Sama dengan Qatayef, Kunafa juga dimakan dengan cara dicelup ke dalam sirup.

Tradisi lain yang cukup unik untuk menandai waktu berbuka puasa adalah dengan dentuman meriam. Sebelum ada radio dan televisi, satu-satunya cara untuk menandai waktu berbuka puasa adalah menembakkan meriam. Kota Mekah dan Sharjah di Arab Saudi masih menjalankan tradisi tersebut hingga kini.

Cara lain untuk menyemarakkan Ramadan adalah dengan memasang lampion. Di Mesir, lampion warna-warni yang disebut Fanoos merupakan tradisi Ramadan di negara piramida tersebut. Mereka biasanya digantung di pintu masuk setiap bangunan, supermarket dan toko.

Sama seperti tradisi sahur keliling di Indonesia, beberapa kota seperti Kairo di Mesir, Gaza di Palestina dan sebagian Beirut di Lebanon mempunyai musaharati. Ini adalah tradisi membangunkan orang untuk makan sahur dengan cara memukul-mukul drum.

(Ism, Sumber: Arabnews)

Beri Komentar