Anggi Piliang (Foto: Merdeka.com/Instagram)
Dream - Kisah seorang prajurit TNI, bernama Anggi Piliang, belum lama ini menarik perhatian publik. Dalam unggahan di Instagram, Anggi nampak kerap membagikan potretnya saat berseragam TNI. Ia terlihat sangat gagah dan berwibawa dengan seragam lorengnya.
Bukan hal mudah bagi Anggi untuk bisa menjadi seorang prajurit. Melalui kanal YouTubenya, ia bercerita dirinya sempat empat kali gagal dalam seleksi masuk menjadi tentara.
Meski empat kali gagal, Anggi mengaku tak pernah menyerah dan selalu berusaha untuk mencoba mewujudkan mimpinya. Anggi kerap menuliskan kalimat-kalimat positif yang bisa menginspirasi pemuda agar tak menyerah untuk mengejar cita-cita.
" Dari keberhasilan yang besar. Di mulai dari sebuah MIMPI dan langkah kecil. Orang selalu bilang 'jangan bermimpi terlalu tinggi'. Kalau bagi saya, saya akan selalu bermimpi karna mimpi itu gratis. Tapi saya akan selalu mulai dari satu langkah kecil.
Dan sekarang saya baru mulai," tulis Anggi dalam keterangan fotonya.
Perjuangannya untuk masuk sebagai prajurit TNI dimulai sejak ia lulus dari bangku Sekolah Menengah Akhir (SMA).
Di percobaan pertamanya, ia gagal di seleksi pertama. Tak ambil pusing, ia lantas tetap bangkit dan memperbaiki kesalahan untuk mendaftar di tahun berikutnya. Di tahun berikutnya, rupanya ia tetap dinayatakan gagal saat seleksi.
" Yang gagal itu cuma saya doang. Semuanya itu lanjut ke tahap selanjutnya. Jadi saya pulang, itu saya naik travel ya. Kesalahan saya kemarin saya perbaiki, saya mulai lari, dan saya mulai belajar juga. Nah terus saya daftar bintara lagi, semuanya sudah saya perbaiki tahun 2016 dan itu ternyata masih gagal. Itu karena postur, disangka tangan saya patah," cerita Anggi, dikutip dari Youtube Anggi Piliang, 3 Maret 2021.
Dikarenakan berkali-kali gagal seleksi menjadi prajurit, Anggi mengaku bahwa ia sempat mendapatkan ejekan dari orang-orang di sekitarnya. Namun, hal tersebut tetap tak mematahkan semangatnya.
Pada tahun 2017, ia memutuskan untuk mengikuti seleksi kembali. Kala itu, ia berniat untuk menjadikan seleksi tersebut sebagai percobaan terakhirnya.
" Saya tidak tahu, saya cuma berharap mukjizat ini saja satu. Saya percaya akan mukjizat-Mu, kalau seandainya ini rezeki saya, Engkau permudahkanlah jalan saya untuk menjadi seorang tentara. Saya tidak minta gajinya, saya pengen menjadi seorang tentara yang mengabdi kepada negara," ceritanya.
Di percobaan terakhirnya itu, ia pun akhirnya dinyatakan lolos dan mengikuti pendidikan untuk menjadi prajurit tentara Angkatan Darat (AD).
Sumber: merdeka.com
Dream - Selama ini banyak yang tidak tahu jika ada anggota TNI yang terlibat aktif dalam dunia olahraga, khususnya sepak bola.
Salah satunya adalah pesepak bola bernama Falen Mariar kelahiran Manokwari, Papua Barat, berikut ini.
Tidak disangka, pria yang kini masih berstatus siswa Secaba Rindam Jaya ini adalah mantan pemain sepak bola profesional tingkat dunia.
Dalam video yang diunggah akun Instagram TNI Angkatan Darat, Falen menceritakan kisahnya hingga pernah jadi pemain AC Milan Junior.
Perjalanan Falen hingga jadi pemain AC Milan Junior ternyata tidak mudah. Cukup panjang dan penuh dengan berbagai cobaan.
Berawal dari keikutsertaannya di Liga Pendidikan antar sekolah yang digelar oleh KNPI. Di sini, Falen bersama timnya yang mewakili Manokwari menang juara satu.
Setelah itu dia dipilih untuk bermain di tingkat provinsi menghadapi wakil dari kabupaten-kabupaten di Papua Barat dan Papua. Tim Falen kembali menang lagi jadi juara satu.
Kemudian, ketika mau masuk sekolah, Falen yang masih menjadi siswa SMP PG 2 di Manokwari mendapat undangan dari KONI.
Dalam undangan itu, Falen diminta datang untuk menjalani seleksi Danone Cup yang diadakan di Makassar. Sayangnya, pria kelahiran 5 Mei 1997 itu tidak lolos seleksi.
Namun, nasib baik menghampiri Falen ketika dia diberi pilihan setelah gagal mengikuti seleksi Danone Cup di Makassar.
" Kita ditanya sama Ketua Koni 'Mau pulang atau mau lanjut ke Bali seleksi AC Milan'. Ya sudah dari situ kita diarahkan bilang ke Bali," ujar Falen.
Kata Falen, seleksi AC Milan yang digelar di Bali diikuti oleh 1.500 orang. Padahal seleksi itu hanya untuk mencari 18 orang terbaik yang mewakili Indonesia ke Italia.
Falen mengaku awalnya dia tidak tahu bagaimana seleksi AC Milan itu. Tapi dia cukup percaya diri untuk mengikuti seleksi tersebut.
" Dengan percaya diri saya ikut AC Milan ini. Dari sekian banyak orang ini saya mungkin dibilang yang paling pendek," katanya.
Tapi Falen percaya dengan kemampuannya. Dia pun berusaha mengeluarkan semua ketrampilannya di setiap pertandingan selama seleksi.
" Ternyata pas pengumuman hari ke-3 di Bali saya lolos. Jadi 8 orang terbaik yang dikirim ke Jakarta lagi," katanya.
Sayangnya, pas malam pengumuman terakhir pembagian tiket untuk berangkat ke Italia, ayah Falen meninggal dunia. Namun ayah Falen sempat menitipkan pesan terakhir kepadanya.
" Ada penyampaian kata terakhir bilang harus lanjut (ke Italia) saja biar nanti dengan sepak bola bisa lihat adik-adik," kenang Falen.
Akhirnya, tanpa bisa menghadiri pemakaman jenazah sang ayah, Falen pun berangkat ke Italia. Dia hanya bisa mengiringi kepergian sang ayah dengan doa dan air mata.
Di Junior Milan Camp di Italia, Falen bersama rekan-rekan dari berbagai daerah di Indonesia yang lolos seleksi menjalani latihan intensif.
Ternyata hasil latihan bersama teman-temannya tidak mengecewakan. Pada pertandingan pertama di ajang Turnamen AC Milan Camp Internasional, Falen yang tergabung dalam tim Indonesia All Stars AC Milan Junior menang 1-0 atas Swedia.
Namun kemenangan menyolok diraih Falen dan timnya ketika mereka menghadapi Amerika Serikat dan Brazil.
" Pas dengan Amerika 9-1. Dengan Brazil 3-0. Terakhirnya final dengan tuan rumah sendiri Italia," kata Falen.
Dalam pertandingan final itu, tim Indonesia All Stars AC Milan Junior menjadi juara umum setelah mengalahkan tuan rumah.
Selain bermain bola, Falen juga menggunakan kesempatan untuk bertemu dengan pemain-pemain Liga Italia favoritnya.
Dia juga menjalin persahabatan dengan tim-tim dari luar negeri lainnya yang selama turnamen menjadi lawan mainnya.
" Setelah dari situ saya balik langsung ke Papua, disambut oleh keluarga langsung menuju makamnya bapak," kata Falen.
Namun Falen jadi sedih karena melihat adik-adiknya harus ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Falen yang saat itu dapat beasiswa sekolah bola di Pertamina Soccer School memutuskan untuk mengundurkan diri.
Dia pun tetap tinggal di Papua dan mencoba untuk daftar jadi anggota TNI. Awalnya ibunya tidak setuju.
Namun setelah mendengar penjelasan Falen yang dari kecil memang bercita-cita jadi tentara, ibunya akhirnya menyetujui keputusannya.
" Tujuan saya harus jadi tentara. Jadi tujuan saya PK 28 ini saya harus PK 28 (Bintara TNI AD angkatan tahun 2021)," ucap Falen.
Selain jadi tentara, Falen juga berkeinginan untuk menjadi salah satu pemain klub bola PS TNI yang sekarang berganti nama jadi PS TIRA (Persatuan Sepak bola Tentara Nasional Indonesia-Rakyat).
Kini, Falen telah menjadi anggota TNI yang sejak kecil diinginkannya. Dia pun mengucap terima kasih kepada orangtuanya yang terus mendukung dan mendoakannya.
" Lihat keluarga dan adik-adik, dengan hasil keringat saya sendiri. Tanpa orangtua tidak mungkin saya bisa pake baju loreng ini," pungkas Falen.
Sumber: Instagram
Lihat postingan ini di Instagram
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`