Gambar Ilustrasi, Sumber: Shutterstock.com
Dream - Dikisahkan bahwa kaum pria dari Bani Israil terbiasa mandi bersama-sama, sehingga tak heran jika mereka saling melihat aurat tubuh yang lainnya. Namun, Nabi Musa tidak pernah mau melakukan hal itu karena rasa malunya.
Melansir NU Online, saking malunya Nabi Musa sampai tidak pernah mau mandi bersama dan memilih mandi sendirian. Sehingga bagian tubuhnya tidak pernah terlihat orang lain.
Karena itu, orang-orang jahil dari kalangan Bani Israil menyebar kabar bohong dan tuduhan bahwa di balik tertutupnya tubuh Nabi Musa terdapat penyakit yang disembunyikan.
Tentunya tuduhan itu menyakiti hati Nabi Musa, sehingga Allah tidak ridho melihat kebohongan yang ditujukan kepada Nabi-Nya. Sebab, akan mengurangi kepercayaan umat kepadanya.
Sementara, dalam pandangan manusia, seorang rasul haruslah tampil sebagai sosok paling sempurna yang tidak memiliki kekurangan baik dalam fisik maupun budi pekerti.
Suatu ketika, Allah pun berkehendak membebaskan Musa dari segala tuduhan tersebut dengan cara yang tidak terduga. Saat Nabi Musa mandi sendirian, pakaiannya di letakkan di sebuah batu. Namun, saat mengambil pakaiannya batu tersebut tiba-tiba hilang.
Ternyata batu itu bergerak dan terbang membawa pakaian Nabi Musa, padahal batu adalah sebuah benda mati yang tidak bisa bergerak. Namun, tak ada yang tak mungkin jika Allah menghendaki.
Musa pun terheran melihat batu yang membawa bajunya itu terbang. Tanpa sadar, ia berlari mengejar batu itu sambil memanggil-manggil, “ Pakaianku, hai batu. Pakaianku.”
Musa seorang nabi yang sangat pemalu, tiba-tiba berlari telanjang di belakang batu yang membawa pakaiannya. Hingga, sampailah di hadapan sekumpulan Bani Israil dan menyaksikan sendiri bagaimana tubuh Nabi Musa sangat bagus tanpa cacat sedikit pun.
Terhapus sudah semua kecurigaan yang dilontarkan orang-orang bodoh kepadanya. Batu yang membawa kabur pakaian Musa terhenti, Nabi Musa pun langsung mengambil pakaiannya.
Namun setelah itu, Nabi Musa memukuli batu tersebut layaknya pukulan orang yang sedang marah kepada orang yang berbuat jahat dan zalim kepada dirinya.
Anehnya, walau tongkat Nabi Musa terbuat dari kayu, tetapi mampu meninggalkan bekas pada batu yang dipukulnya, sampai ada beberapa bekas pukulan. Padahal umumnya tongkat kayu lah yang seharusnya patah bila dibenturkan dengan baru yang keras.
Namun tongkat Nabi Musa bukanlah sembarang tongkat yang diciptakan Allah. Ia sangat kuat memiliki sejumlah keitimewaan lain.
Salah satunya adalah mampu memberikan bekas pukulan pada batu yang telah melarikan pakaiannya, bahkan terlihat hingga ada enam atau tujuh pukulan.
Kisah ini kemudian disebutkan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari melalui sahabat Abu Hurairah. Kemudian, kisah ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an QS Al-Ahzab ayat 69 yang artinya:
“ Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang menyakiti Musa; maka Allah membersihkannya dari tuduhan-tuduhan yang mereka katakan. Dan Musa adalah seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah,”
Dari kisah ini, hikmah yang bisa mengambil adalah Tidak ada yang mustahil bagi Allah. Termasuk saat Dia berkehendak membebaskan Musa dari segala tuduhan.
Advertisement