Kisah Penghafal Quran yang Durhaka kepada Orang Tua

Reporter : Vinda Prashita
Selasa, 22 Maret 2016 05:26
Kisah Penghafal Quran yang Durhaka kepada Orang Tua
Di mana-mana, orang menyebut nama Ahmad. Ahmad bangga. Orang tuanya terharu. Namun berakhir pilu, sang ibu geram melihat anaknya...

Dream - Ahmad mendorong bagasi ukuran 20 kilogram ke halaman rumahnya. Angin sore sepoi-sepoi menerbangkan kerudungnya. Ia melemparkan senyum ke segala sisi.

Hampir seluruh orang kampungnya menunggu kepulangan Ahmad. Ia patut bangga karena setelah tiga tahun lebih berkelana, baru kali ini ia pulang dengan titel yang cukup kuat. Hafiz – penghafal al-Quran. Gelar yang tidak main-main.

Tanpa embel-embel di secarik kertas namun kedudukannya lebih dihormati dan dihargai daripada mereka yang memiliki titel di kertas putih dengan stempel perguruan tinggi negeri atau swasta.

Di mana-mana, orang menyebut nama Ahmad. Ahmad bangga. Orang tuanya terharu. Hari-hari yang lewat adalah bagian terpenting untuk hari-hari berikutnya. Satu patah kata yang diutarakan Ahmad seakan-akan petuah yang tidak boleh dibuang. Setiap kalimat dari Ahmad adalah berkah.

Namun ia dikenal sebagai pria yang egois dan emosional. Sifat yang sudah mendarah daging dalam dirinya. Sejak saat itulah ia merasa dirinya besar diri. Sampai kata durhaka pun keluar dari mulut sang ibu. Baca kisah lengkapnya di sini ...

 

Kirimkan kisah nyata inspiratif disekitamu atau yang kamu temui, ke komunitas@dream.co.id, dengan syarat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Lampirkan satu paragraf dari konten blog/website yang ingin dipublish
2. Sertakan link blog atau sosmed
3. Foto dengan ukuran high-res
4. Isi di luar tanggung jawab redaksi 

Beri Komentar