Kisah Pilot Garuda Indonesia Mendarat Darurat di Bengawan Solo, 59 Nyawa Selamat

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Jumat, 15 Januari 2021 09:45
Kisah Pilot Garuda Indonesia Mendarat Darurat di Bengawan Solo, 59 Nyawa Selamat
Pesawat Boeng 737-300 rute Lombok-Yogyakarta mengalami masalah mesin saat terbang di udara.

Dream - Pengalaman mengerikan sempat dirasakan salah satu pilot Garuda Indonesia GA-421 Kapten Abdul Rozak pada 16 Januari 2002. Pesawat Boeng 737-300 rute Lombok-Yogyakarta yang ia kemudikan mengalami masalah mesin saat terbang di udara.

Saat penerbangannya, kondisi cuaca sedang buruk dan pesawat tengah berada di ketinggian 23.000 kaki. Usai menerobos awan banyak petir, mesin pesawat tidak beroperasi. Ia dan co-pilot Haryadi Gunawan dilanda kepanikan.

Haryadi saat itu juga langsung mengambil microfon dan berteriak menginformasikan kepada penumpang di dalam kabin pesawat. Namun sayangnya, jalur komunikasi dari kokpit ke kabin sudah mati.

Kapten Abdul Rozak memerintahkan Haryadi untuk meletakan microfon dan meminta seluruh penumpang dan kru untuk berdoa. sang Pilot memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat.

" Saya katakan saja sudah letakkan. Kita berdoa, detik-detik kematian sudah di depan mata. Kita suruh berdoa dan saya takbir. Setelah berdoa dan saya takbir, saya konsentrasi lagi," ujar Kapten Abdul Rozak.

1 dari 3 halaman

Pilihan Mendarat di Sungai atau Sawah

Kapten Abdul Rozak perlahan-lahan menurunkan pesawat ke 17.000 kaki. Di ketinggian tersebut, ia mulai melihat hamparan sawah dan sungai. Ia pun terus berdiskusi dengan co-pilotnya yang menyarankan untuk mendaratkan pesawat di sawah.

" Begitu saya ke kiri lihat ada sungai, saya sarankan bagaimana kalau ke sungai itu. Pada saat itu dia (Co-pilot) sarankan sawah, saya bilang kita akan mati semua kalau kesitu. Dengan waktu tersisa sedikit itu saya sarankan ke sungai," katanya.

Dengan keputusan tersebut, Kapten Abdul Rozak memutuskan terbang rendah di ketinggian 3.000 kaki. Kepanikan kembali datang saat  sang kapten melihat Sungai Bengawan Solo yang akan dijadikan lokasi pendaratan darurat ternyata berisi beberapa jembatan yang memiliki banyak tiang.

2 dari 3 halaman

Selamatkan 59 Nyawa

Namun dengan waktu yang semakin sempit, Kapten Abdul Rozak tetap dengan keputusan awal mendaratkan pesawat di sungai. Segera dia menyejajarkan pesawat dengan sungai dan bersiap siap menjadikan sungai sebagai tempat landasan.

Tantangan kembali sat ia membelokkan pesawat ke kiri. Rupanya di dekat sayap pesawat terdapat jembatan yang harus ia lewati. Di sisi lain kondisi pesawat tinggal jatuh.

" Jadi begitu sulitnya saya mendaratkan pesawat itu di antara dua jembatan," katanya.

Setelah berhasil mendaratkan pesawat di sungai, kondisi 54 penumpang dan 5 kru pesawat pun berhasil selamat, sementara 1 orang kru pesawat meninggal dunia.

3 dari 3 halaman

Kisah Viral di TikTok

Kisah tersebut diceritakan oleh Kapten Abdul Rozak saat wawancara bersama seorang presenter berita televisi swasta yang juga pemilik akun TikTok @janes_cs.

Video lawas tersebut diunggah kembali oleh akun @janes_cs dan viral di Tiktok di tengah momen jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 di perairan Kepulauan Seribu.

Video tersebut ditonton sebanyak 4,9 juta views dan mendapat 455.300 likes serta 3.885 komentar dari para netizen.

@janes_cs

Teringat wawancaraku dengan Kapten Senior Abdul Rozak. Aku percaya semua crew pasti melakukan yg terbaik disaat genting ???????????????? ##storytime ##flight

? original sound - Janes_cs ????????

 

Beri Komentar