Ilustrasi Kematian (Foto : Shutterstock)
Dream - Nasib tragis menimpa Mercy Baguma. Ibu muda yang hidup dalam bekapan kemiskinan akut itu ditemukan tewas di samping bayinya dengan kondisi gizi buruk di rumahnya, Glasgow, Skotlandia.
Polisi menemukan jasad Mercy pada Sabtu 22 Agustus 2020. Memang, beberapa hari belakangan, Mercy susah dihubungi teman-temannya.
Merasa curiga, mereka mengunjungi Mercy di dan melihat sahabatnya itu terbaring tak bernyawa di samping putra laki-lakinya. Bayi laki-laki yang masih hidup itu langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan karena kondisinya yang kurang baik.
Dilansir laman Mirror, Mercy merupakan seorang pengungsi dari Uganda. Sayangnya, dia terjebak di kota Glasgow tanpa pekerjaan. Dia bahkan baru saja dipecat dari pekerjaannya.
Sehari-hari Mercy dan bayinya hidup tanpa uang dan penghasilan. Mereka mengandalkan bantuan makanan dari teman dan badan amal untuk dapat bertahan hidup.
Sebelum kematiannya, pada 11 Agustus, Mercy menghubungi organisasi amal Positive Action for Housing, untuk mendapatkan bantuan. Namun menurut laporan bantuan itu tak kunjung datang.
" Mercy menghubungi badan amal kami pada 11 Agustus dan mengatakan dia belum mendapatkan dukungan keuangan apa pun namun telah mengajukan permohonan," ungkap Robina Qureshi, pejabat setempat.
Mercy diduga meninggal karena masalah kesehatan. Teman-teman Mercy tak menyangka jika sahabatnya itu pergi secara tiba-tiba dan tidak terduga.
" Kami sangat terpukul menceritakan bahwa Mercy Baguma meninggal dunia pada Sabtu 22 Agustus 2020," ungkap salah seorang teman yang tak disebutkan namanya.
Mereka mengatakan jika Mercy merupakan sosok ibu yang sangat luar biasa dan selalu mengutamakan kepentingan keluarganya, terutama putranya.
" Dia adalah ibu yang luar biasa, saudara perempuan, sahabat dan sahabat yang dicintai oleh semua," tambah dia.
" Senyumannya membuat semua orang sangat disambut dan nyaman," yang lain menambahkan.
Lebih lanjut, mereka mempertanyakan peran pemerintah yang tidak dapat menangani seorang migran di kota tersebut. Mercy dan bayinya dibiarkan kelaparan dan hanya mengandalkan sukarelawan.
" Anda dibiarkan miskin dan tanpa sumber daya. Dan Anda dibungkam oleh retorika dan dipaksa untuk meminta bantuan," ujar teman Mercy.
" Saya yakin putra Mercy akan ingin menanyakan ini dan pertanyaan lainnya begitu dia cukup dewasa," lanjut dia.
Sepeninggal Mercy, teman-temannya berinisiatif untuk mengumpulkan dana melalui badan amal ‘Go Fund Me’ untuk menghidupi putra Mercy dan menutupi biaya pemakamannya. Sementara menurut laporan media setempat, kini putra laki-laki Mercy dirawat oleh ayahnya.
Sumber : Mirror
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN