Dream - Lelaki itu bertubuh jangkung. Wajah tirus. Kumis tipis. Suatu hari pada 1992. Dia terlihat gelisah di pelataran Bandara Juanda. Ini bandara terbesar kedua di Indonesia. Di kota perjuangan Surabaya, Jawa Timur. Sebentar duduk, sesekali dia berdiri. Tak sabaran dan seperti orang salah tingkah.
Matanya celingukan. Seperti mencari sesuatu. Sebuah tas pernah pergi dari genggaman. Tak ada yang merasa curiga, meski dia tidak seperti kebanyakan orang di ruang tunggu itu, yang membawa banyak barang. Yang dia punya, ya cuma tas kecil itu.
Kisah lelaki itu kemudian menggemparkan Indonesia, bahkan dunia. Dan dialah Choirun Nasichin, asal Jombang, yang pergi naik haji ke Tanah Suci Mekah dengan cara yang unik; menyusup. Tanpa membeli tiket. Tentu saja tanpa membayar. Dan hebatnya dia lolos hingga ruang tunggu masuk pesawat.
Menunggu lama di situ, sungguh bukan masalah baginya. Sebab sudah bertahun-tahun lelaki asal Jombang ini menabung kerinduan. Mengunjungi Mekah, kota yang dirindukan berjuta-juta umat Muslim di muka bumi ini.
Sembari menunggu itu dia terus melafalkan doa. Dia tahu cara menyusup ini bersiko, tapi kerinduan menjadi tamu Allah sudahlah kuat. Di kampungnya, dia dihormtai. Gelar “ Haji” sudah disandangnya sejak dua tahun lalu.
Masalahnya, gelar itu bukan karena Choirun sudah pernah ke tanah suci. Melainkan karena kopiah putih yang selalu nangkring di kepala pria yang tinggal di Desa Nglele, Kecamatan Sumobito itu. Kerinduan dan sanjungan itu mengental menjadi kenekatan.
Namun apa mau dikata, ongkos haji masih terlalu jauh dari kemampuan kantongnya. Choirun tak pernah berhenti memohon. Niat Choirun sudah di ubun-ubun. Ia pun nekat berangkat walau tak punya ongkos. Lalu munculah ide nunut atau ikut menumpang itu. Dan sejauh ini dia berhasil.
Dan kisah sukses ini berlanjut. Berbaur dengan para penumpang yang lain, dia lolos masuk ke dalam pesawat. Di dalam dia menebar pandangan. Ternyata semua bangku terisi. Melihat ke belakang, ada tiga bangku kosong. Dia beringsut ke salah satu kursi kosong itu. Lalu duduk manis di situ.
Seorang pramugari mendekatinya. Ternyata kursi kosong itu harusnya tempat duduk sang pramugari.
“ Bapak kok duduk di sini,” tanya pramugari ramah. “ Nggak apa-apa, saya kan cuma nunut,” jawab Choirun polos. Celakanya, sang pramugari mengira pria lugu itu berkelakar. Sehingga hanya membalas dengan senyum, lalu pergi.
Pesawat pun take off dari landasan. Pramugari mulai membagikan makan dan minum. Tak terkecuali bagi Choirun.
Lalu di sinilah kisah penyusupan ini terkuak. Para pramugari mulai memeriksa dokumen para calon Jamaah Haji. Choriun tentu saja tak punya. Aksi ‘penyusupan’ ini terbongkar. Seisi pesawat langsung gaduh. Mereka saling bertanya bagaimana bisa ada penumpang gelap masuk pesawat? Penumpang lain sempat menganggap Choirun orang gila.
“ Saya bilang terus terang, kalau saya ini memang nunut. Jadi ya ndak punya apa-apa. Dokumen itu maksudnya apa, saya juga nggak tahu,” katanya. Wah kacau. Beruntung nasib Choirun, diantara penumpang ada Jamaah asal Jombang yang mengenalnya. Harto dan Yazid Abdullah, membelanya. Berdua mereka meyakinkan seisi pesawat, termasuk kru, bahwa Choirun adalah manusia waras luar dalam. Bukan orang gila.
“ Dia memang miskin, tapi berniat betul menjadi haji karena sudah lama dipanggil Pak Haji,” begitu Yazid memberi pembelaan di ketinggian langit itu. Sejumlah penumpang yang sebelumnya kesal, kini berganti simpati. Bahkan mereka berniat patungan agar Choirun mendapat paspor untuk berhaji.
Jangan cemas soal biaya. Seluruh penumpang di pesawat itu bersedia tanggung renteng. Tetapi bagaimana caranya? Pesawat sedang meraung di angkasa. Uang sebanyak apapun, tak mungkinlah pesawat itu putar balik ke tanah air, hanya untuk mengurus paspor dan visa si Choirun ini. Tapi pesawat juga tak mungkin turun di tengah jalan, hanya untuk menurunkan pria ini.
Delapan jam melangit, pesawat itu akhirnya mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Tentu saja Choirun dilarang keluar pesawat. Pramugari yang kasihan melihatnya, berusaha menyembunyikan Choirun. Haji Nunut itu disembuyikan dalam toilet pesawat agar tak diketahui petugas Bandara Jeddah. Pintu toilet dikunci rapat dan diberi tanda " rusak" .
Trik ini ternyata berhasil. Choirun lolos dari razia. Tiba waktunya pesawat harus terbang kembali ke tanah air. Mau tak mau Choirun harus ikut pulang tanpa sempat menjejakkan kakinya di Jeddah, apalagi ke Mekah.
Sesampai di Bandara Juanda lagi, aparat sudah menjemput dan menciduk. Dia ditahan karena dianggap memasuki daerah terlarang, yaitu bandara. Semenjak itulah, pada hampir setiap musim haji, kisah Choirun ini menjadi romansa yang tetap menarik untuk kembali diceritakan.
Hadapi Sang Pengadil .....
Choirun harus menghadapi sang pengadil di ruang sidang. Hampir setahun dia bolak-balik ke pengadilan Negeri Sidoarjo. Sejak itu julukan Si “ Kaji Nunut” disematkan kepadanya. Pengadilan kemudian menjatuhkan hukuman 2 bulan penjara dengan masa percobaan 5 bulan.
Aksi nekat Choirun dan sorotan media membuat banyak simpati mengalir. Banyak pihak yang akan membayar ongkos dia naik haji. Namun, Choirun akhirnya memilih untuk menerima tawaran Haji Tosim, warga Tambak Osowilangun, Surabaya.
Akhirnya berangkatlah Choirun berhaji secara resmi ke Tanah Suci pada 1994. “ Alhamdulillah, begitu menginjak tanah Mekah, sandal saya lepas,” kata dia mengenang pertama kali berhaji. “ Waktu sa’i dari Safa ke Marwah juga lepas sandal, pokoknya harus menginjak tanah,” begitu dia berkisah kepada media massa.
Kisah Choirun hingga kini terus mengundang simpati. Tak cukup sekali naik haji, pada 2005 dia juga mendapat hadiah dari dermawan lain untuk kembali naik haji. Plus beberapa kali sudah dia menjalani ibadah umrah.
Meski sudah dua kali berhaji dan beberapa kali umrah, julukan ‘Kaji Nunut’ tak akan pernah lepas. Karena memang semua ibadah haji dan umroh yang dijalaninya didapat dari sumbangan orang lain. “ Jadi saya tetap saja nunut,” kata Choirun tanpa beban.
***
Kenekatan ‘Kaji Nunut’ ini mengisahkan kepada banyak orang, tentang kerinduan untuk datang ke Tanah Suci itu. Betapa panggilan untuk datang ke sana mengetuk hati semua orang Muslim di muka bumi ini. Mengetuk hati Choirun.
Dan Kota Suci yang mengetuk jiwa itu, memang menyimpan banyak kisah. Dan banyak yang bahkan belum terkuak. Kecanggihan teknologi sekalipun tak bisa mengungkap kisah sejati pada kota suci ini.
Mekah, kota suci utama dan kiblat umat muslim memang menyimpan ribuan cerita. Kota inilah yang selalu dirindukan umat Islam yang sudah menyinggahinya, maupun mereka yang belum ke sana.
Kesucian Kabah di Mekah, juga mengetuk dan mengagumkan banyak orang. Siapa yang tak tahu cerita Abrahah. Sang raja yang ingin memindahkan pusat haji ke Ibukota Yaman. Pada sebuah kuil yang dia bangun sebagai tandingan Kabah. Sehingga berparadelah bala tentara itu pada tahun 570 Masehi. Tujuannya satu: memusnahkan Kabah di Mekah.
Namun celaka bagi mereka. Langkah belum selesai. Kabah yang dituju belum tergapai. Mereka harus musnah di tengah jalan. Saat burung Ababil berbondong di langit. Melempar batu-batu panas dari neraka, yang melelehkan tubuh pasukan itu.
Madinah pun menyimpan cerita yang tak kalah membekas di hati umat Muslim dunia. Inilah pusat pemerintahan di era Nabi Muhammad SAW. Di sini pula letak Masjid Nabawi.
Dari masjid berbahan pelepah pohon kini menjelma menjadi masjid termegah di dunia. Bekas rumah Rasulallah ini juga menyimpan Taman Surga di dalamnya. Dialah Raudhah, halaman rumah Nabi Muhammad yang selalu jadi buruan jemaah haji.
Tak cuma Raudhah. Masjid Nabawi yang kini memiliki luas 8.4 hektar dengan kapasitas 800.000 ribu orang, juga masih menyimpan sejumlah fakta unik. Beberapa bagian terdapat ornamen-ornamen penuh makna. Namun sulit untuk dipecahkan.
***
Di luar dua kota suci ini, umat Islam dunia tak akan pernah lupa dengan situs bersejarah di tanah Yerusalem Timur, di Palestina, negeri yang terus didera kesusahan oleh zionis Israel. Ada Masjidil Aqsa, kiblat pertama umat Islam, sebelum beralih ke Kabah.
Masjidil Aqsa adalah fragmen sejarah yang tak bisa lepas dari Islam. Lewat peristiwa Isra Mi'raj, Nabi Muhammad bertolak ke langit lapis ketujuh dari masjid ini.
Pada saat malam Isra’ dan Mi’raj itu pula, masjid ini diyakini menjadi tempat Nabi Muhammad shalat, sebagai imam berjamaah bersama 25 rasul dan lebih dari 160.000 nabi.
Masjidil Aqsa juga terkenal karena berdiri di atas kompleks suci tiga agama, Islam, Nasrani dan Yahudi. Dalam sejarahnya, masjid ini pernah berada di bawah kekuasaan kekuatan besar, mulai Romawi, Bizantium, hingga Islam.
Sejumlah tempat suci itu tentu saja memikat umat Muslim di mana saja di muka bumi ini. Kerinduan untuk datang ke sana selalu mengetuk hati. Menghampiri jiwa Choirun dari Jombang itu dan hati berjuta-juta umat Muslim di muka bumi ini.
Advertisement
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal
Perhatian Buat yang Suka Menyangga HP Pakai Kelingking, Ini Bahayanya!
TemanZayd, Komunitas Kebaikan untuk Anak Pejuang Kanker
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Konser Sejarah di GBK: Dewa 19 All Stars Satukan Legenda Rock Dunia dalam Panggung Penuh Magis
Desain Samsung Galaxy S26 Bocor, Isu Mirip iPhone 17 Pro Bikin Heboh Pecinta Gadget
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Bikin Ngakak, Solusi Tora Sudiro yang Sering Dipunggungi Oleh Sang Istri Saat Tidur
Layanan Transaksi 7 Gerbang Tol Dalam Kota Jakarta Kembali Normal