Korea Selatan Berupaya Meminta Impor Remdesivir Karena Terjadi Lonjakan Pasien Covid-19
Dream - Otoritas kesehatan Korea Selatan akan mengimpor obat anti-viral Remdesivir untuk mengobati pasien baru Covid-19. Sebelum Negeri Ginseng ini dinyatakan telah bebas Corona namun kasus baru muncul setelah pelonggaran lockdown.
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) Jeong Eun-kyeong mengatakan, Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan harus terlebih dahulu menyetujui impor obat meskipun tim dari pemerintah telah menyimpulkan remdesivir menunjukkan hasil positif untuk pengobatan Covid-19.
Perusahaan Gilead sendiri yang berbasis di Foster City, California, mengatakan obat itu telah menunjukan hasil yang baik bagi penderita penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona. Perusahaan juga telah memberikan data yang menunjukkan bahwa obat ini bekerja lebih baik ketika diberikan pada tahap awal infeksi.
Hasil awal dari uji coba yang dipimpin oleh US Institutes of Health menunjukkan, remdesivir dapat memulangkan pasien rawat inap hingga 31 persen dibandingkan dengan pengobatan plasebo, meskipun tidak secara signifikan meningkatkan kelangsungan hidup.
Remdesivir, yang sebelumnya gagal sebagai pengobatan untuk Ebola, dirancang untuk menghentikan beberapa virus yang dapat bekerja membuat salinannya dirinya sendiri di dalam sel yang terinfeksi.
Setelah melakukan kampanye pelacakan dan pengujian intensif untuk menumpulkan gelombang awal infeksi virus korona pada bulan Februari dan Maret, Korea Selatan telah mengalami wabah yang lebih kecil tetapi terus-menerus karena telah melonggarkan kebijakan social distancing dalam beberapa minggu terakhir.
Hingga tengah malam pada hari Kamis, KCDC melaporkan terdapat 58 kasus baru, sehingga total kasus corona di Korea Selatan menjadi 11.402, dengan 269 kematian.
Lonjakan baru infeksi telah bermula di Seoul dan daerah sekitarnya, meningkatkan kekhawatiran bahwa ibu kota yang berpenduduk padat dapat mendorong persebaran wabah yang lebih luas.
Kekhawatiran itu mendorong para pejabat untuk menutup sebagian besar fasilitas yang dikelola pemerintah seperti museum, galeri, dan teater.
Sementara itu, otoritas pendidikan mengatakan bahwa mereka akan melanjutkan dengan pembukaan kembali sekolah secara bertahap, tetapi memberlakukan batasan pada jumlah anak yang diizinkan dalam beberapa sekolah. Ratusan sekolah di seluruh negeri telah ditutup kembali, ketika kasus baru bermunculan.
(Sah, SUmber: Channelnewsasia)
Advertisement
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya