Warga Korsel Wajib Pakai Alat Pendeteksi Saat Jalani Isolasi Covid-19

Reporter : Razdkanya Ramadhanty
Selasa, 14 April 2020 12:02
Warga Korsel Wajib Pakai Alat Pendeteksi Saat Jalani Isolasi Covid-19
Rencana ini sempat dibatalkan namun akhirnya tetap diberlakukan.

Dream - Korea Selatan mewajibkan warganya memakai wristband atau alat pendeteksi saat menjalani isolasi mandiri untuk memantau penyebaran virus corona. Alat itu diminta karena ada potensi 57 ribu jiwa meninggalkan ponselnya saat isolasi sehingga menyulitkan untuk kegiatan pemantauan.

Sebelumnya, rencana ini sempat dibatalkan karena mendapat penolakan dari kelompok pegiat isu Hak Asasi Manusia (HAM) serta aktivis hukum serta demokrasi. Tetapi, rencana itu dijalankan dengan pertimbangan kondisi yang mendesak.

Dikutip dari Metro, Pemerintah Korsel menyatakan walaupun ada masalah privasi, wristband tersebut diperlukan di masa darurat seperti saat ini. Alasannya warga yang harus melakukan isolasi mandiri meningkat secara cepat setelah pemberlakuan karantina selama dua pekan untuk mereka yang baru datang dari luar negeri per 1 April 2020.

Wristband tersebut terkoneksi dengan alat pelacak yang diunggah pada ponsel melalui sinyal Bluetooth. Alat tersebut akan memberikan peringatan petugas keamanan dan kesehatan jika pemakai meninggalkan rumah atau mencoba menghancurkan atau menghapus aplikasi.

1 dari 5 halaman

866 Kasus Positif Covid-19 Dari Luar Negeri

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korsel mengatakan terdapat setidaknya 886 orang yang terpapar virus corona yang baru datang dari luar negeri.

Korsel secara agresif telah melakukan pengujian, pelacakan, dan perawatan sejak wabah corona menyerang. Tetapi, negara ini tidak memberlakukan lockdown dan berhasil menekan angka penyebaran virus corona.

Ada yang mengatakan hal ini dapat dilakukan karena pengalaman Korsel dalam mengalami epidemi sebelumnya seperti Sars. Serta adanya peningkatan kualitas sistem kesehatan.

Sejauh ini terdapat 10.480 kasus corona dan 211 kematian di Korea Selatan.

2 dari 5 halaman

Kasus Corona Covid-19 Menurun Drastis di Korea Selatan, Bagaimana Caranya?

Dream – Berita mengenai penyebaran virus Corona hingga hari ini terus memenuhi semua platform media di dunia. Namun, ada fakta baru yang mengejutkan datang dari Korea Selatan.

Saat ini, Korea Selatan sudah mengalami penurunan drastis kasus Corona. Jumlah orang yang terinfeksi virus Corona setiap harinya lebih sedikit daripada orang yang sembuh.

Per 25 Maret 2020, jumlah korban yang terinfeksi adalah 100 orang, dan jumlah yang sembuh mencapai 223 orang.

Fakta tersebut memang tidak membebaskan peluang tersebarnya virus Corona di Korea Selatan. Namun, angka penurunan yang signifikan bisa menjadi tolak ukur keefektifan upaya penanggulangan virus Corona.

Dilansir dari New York Times, berikut cara yang dilakukan pemerintah Korea Selatan dalam menurunkan angka penyebaran virus Corona: 

3 dari 5 halaman

Pemerintah Sangat Tanggap

Survei: Masyarakat Yakin Pemerintah Mampu Tangani Virus Corona

Dalam mengatasi kasus Corona di Korea Selatan, pemerintah sangat tanggap merespon kasus ini.

Dalam satu minggu setelah kasus pertama didiagnosis pada akhir Januari, pejabat pemerintah bertemu dengan perwakilan dari beberapa perusahaan medis.

Mereka mendesak perusahaan untuk segera mulai mengembangkan alat uji coronavirus untuk produksi massal.

Dan dalam dua minggu, ribuan alat tes dikirim setiap hari. Korea Selatan memproduksi 100.000 kit per hari.

Para pejabat juga dengan cepat memberlakukan tindakan darurat di kota Daegu, sebuah kota berpenduduk 2,5 juta di mana penularan menyebar dengan cepat melalui sebuah gereja lokal.

" Jika pemerintah merespon kasus ini lebih lambat, bisa dipastikan penyebarannya akan jauh lebih buruk” Ungkap Ki Mo-ran, seorang ahli epidemiologi Korea Selatan.

4 dari 5 halaman

Korea Selatan Melakukan Tes Secara Massal

Alat Tes Covid-19 Bisa Pantau Pasien dalam 15 Menit

Korea Selatan telah melakukan lebih dari 300.000 tes, jumlahnya melebihi 40 kali lipat dari Amerika Serikat. Hal ini dilakukan, agar bisa segera melakukan isolasi dan mengobati banyak orang setelah mereka terinfeksi.

" Pengujian itu penting karena mengarah pada deteksi dini, meminimalkan penyebaran, dan bisa mengobati kasus ini lebih cepat, " ungkap Kang Kyung-wha, Menteri luar Negeri Korea Selatan.

Agar rumah sakit dan klinik tidak kewalahan, Korea Selatan membuka 600 pusat pengujian Virus Corona. Hal ini dirancang untuk menyaring sebanyak mungkin orang, dan menjaga petugas kesehatan tetap aman dengan meminimalkan kontak.

Di 50 stasiun drive-through, dilakukan Tes Corona tanpa harus meninggalkan mobil mereka. Masyarakat diberikan kuesioner, pemindaian suhu jarak jauh dan cek tenggorokan. Proses tes itu hanya sekitar 10 menit. Hasil tes pun bisa keluar dalam beberapa jam.

Tes juga dilakukan di beberapa walk-in centre, dimana pasien memasuki ruangan yang menyerupai bilik telepon transparan. Lalu, Petugas kesehatan akan melakukan cek tenggorokan dengan sarung tangan yang terpasang di dinding kamar.

Pemerintah juga mengedarkan pesan kepada masyarakat Korea Selatan untuk melakukan tes jika mereka atau seseorang yang mereka kenal mengalami gejala.

Selain itu, kantor, hotel, restoran dan bangunan besar lainnya juga melakukan identifikasi suhu dengan menggunakan kamera termal.  

5 dari 5 halaman

Pelacakan Kontak, Isolasi dan Pengawasan

Pasien Diduga Covid-19 Kabur dari Ruang Isolasi RS di Kudus

Ketika seseorang dinyatakan positif Corona, petugas kesehatan akan menelusuri riwayat perjalanan pasien untuk menguji (jika perlu mengisolasi) siapa pun yang kontak dengannya.

Dengan pelacakan itu, petugas kesehatan bisa mengidentifikasi kemungkinan penularan lebih dini.

Korea Selatan mengembangkan alat pelacakan kontak sehingga petugas kesehatan bisa menelusuri pergerakan pasien menggunakan rekaman kamera keamanan, catatan kartu kredit, bahkan data GPS dari mobil dan ponsel mereka.

Ketika wabah Virus Corona mulai meningkat, pemerintah juga mengirimkan pesan massal. Ponsel masyarakat Korea Selatan akan bergetar dengan peringatan darurat. Hal itu akan muncul setiap kali ditemukan kasus baru di distrik mereka.

Situs web dan aplikasi juga merinci jadwal perjalanan orang yang terinfeksi - bus mana yang mereka naiki, kapan dan di mana mereka naik dan turun.

Beri Komentar