Lahir Di Keluarga Miskin, Mantan ART Dilamar Bule Prancis Pakai Helikopter, 3 Kali Baru Diterima
Dream - Pepatah mengatakan bahwa roda kehidupan selalu berputar. Seorang yang kaya bisa saja jatuh miskin dalam sekejap, begitupun sebaliknya. Tidak ada yang tahu bagaimana rencana Tuhan bekerja untuk setiap manusia.
Segala hal dapat terjadi di luar pemikiran manusia. Seperti kisah wanita mantan asisten rumah tangga (ART) satu ini yang kehidupannya berubah 180 derajat setelah bertemu dengan pria idaman.
Wanita bernama Le Thai Mai itu terlahir di keluarga yang miskin. Padahal, ekonominya cukup baik di masa lalu.
Namun, sang ayah mengalami kebangkrutan dan membuat ia serta keenam saudaranya harus tinggal dalam kemiskinan.
Di usianya yang menginjak 11 tahun, Mai terpaksa putus sekolah dan bekerja demi membantu perekonomian keluarga. Pendidikan terakhir yang rendah membuatnya sulit mendapat pekerjaan.
Bahkan, Mai sempat bekerja sebagai ART selama 4 tahun. Kemudian, ia memutuskan untuk pergi ke Hongkong dan bekerja di sana.
Di sanalah ia bertemu sang suami, Rabuel Sylvain, di tahun 2004. Saat itu Mai bekerja sebagai pelayan toko, sementara Sylvain adalah seorang teknisi di sebuah perusahaan Prancis yang bekerja di China.
Mai memiliki kemampuan bahasa Inggris yang cukup bagus, namun tidak dengan bahasa Prancis. Untungnya, ia memiliki teman yang bisa bahasa Prancis.
Maka dari itu, tiap kali ia berkenalan dengan bule yang hanya bisa berbahasa Perancis, dia akan mengajak temannya untuk menerjemahkan.
" Dia kurus, rambutnya pendek, seperti penunggang kuda yang biasa saya lihat di TV,” kata Mai, dilansir dari eva.vn.
Sylvain langsung jatuh cinta pada pandangan pertama melihat senyum Mai yang indah dan penuh semangat. Awalnya mereka saling tukar nomor telepon, tapi tak ada yang terjadi selama setahun.
Setelah itu, seorang teman membujuknya untuk belajar bahasa Prancis mendorongnya untuk menelepon Sylvain untuk praktek bahasa Perancis. Mereka pun kemudian janjian untuk ketemu di China.
Setelah ketemu tiga kali, Sylvain langsung melamar Mai di pesta ulang tahun seorang teman mereka. Bukannya senang, Mai kaget dan malu.
Ia bahkan menganggap itu hanya sebuah candaan. Bagi Mai, Sylvain hanyalah teman, tak lebih. Mai menolak karena lingkungan tempat tinggalnya sejak kecil membuatnya tak ingin menikah.
Sejak kecil, ia kerap melihat tindakan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Ia tak ingin menikah untuk dipukuli seperti orang-orang yang dilihatnya waktu kecil.
Ditolak sekali, Sylvain tak menyerah. Sylvain malah makin getol mengejar Mai. Suatu hari ia mengajak Mai dan teman-teman naik helikopter.
Butuh tiga tahun bagi Sylvain untuk mengejar pujaan hatinya. Tiga kali lamaran Sylvain ditolak oleh Mai. Hingga akhirnya Mai setuju untuk menikahinya.
Kini, Mai tinggal bersama keluarganya di Prancis. Ia sudah dikaruniai dua orang anak dan menetap di sana selama 15 tahun.
Laporan : Erdyandra Tri Sandiva
Advertisement
Jadi Pahlawan Lingkungan Bersama Trash Hero Indonesia
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Diterpa Isu Cerai, Ini Perjalanan Cinta Raisa dan Hamish Daud
AMSI Ungkap Ancaman Besar Artificial Intelligence Pada Eksistensi Media