Credit: Sido Muncul
Sebagai produsen jamu dan obat herbal modern dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia, Sido Muncul menggandeng dalang dan sinden perempuan, Elisha Orcarus Allasso. Ia digandeng untuk mengenalkan produk Tolak Linu Sido Muncul.
Bukan tanpa alasan Elisha terlibat dalam iklan berdurasi 30 detik tersebut. Rupanya, ada benang merah di baliknya yang syarat makna. Dengan balutan kebaya khas berwarna hijau, Elisha justru memperlihatkan budaya wayang kulit.
Ketika ditemui di lokasi syuting di kawasan Tangerang Selatan, Direktur Sido Muncul Irwan Hidayat menjelaskan alasan dilibatkannya Elisha dalam proses pembuatan iklan Tolak Linu. Menurut Irwan, Elisha adalah pribadi yang unik.

“ Penampilannya menurut saya lain daripada yang lain. Caranya mendalang berbeda karena dia mengemas dengan cara yang lebih modern,” kata Irwan di sela-sela proses syuting, Selasa (19/4).
Keterlibatan tersebut bikin Elisha memiliki kesan tersendiri, baik kepada Sido Muncul maupun terhadap dunia perwayangan. Menurut perempuan kelahiran Yogyakarta itu, wayang kulit dapat diperkenalkan ke generasi muda dengan cara yang berbeda.
“ Salah satunya melalui iklan yang sedang digarap ini. Wayang dapat disampaikan secara lebih entertaining, jadi kaum muda pun bisa lebih mengerti,” kata Elisha.
Lebih lanjut, perempuan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta yang mengambil Program Studi Perdalangan ini, secara singkat juga menjelaskan tentang dunia wayang yang menarik perhatiannya sejak melakukan penelitian tentang wayang, saat dia duduk dibangku SMA. Menurutnya, dunia wayang memiliki filosofi yang kuat.

“ Akhirnya saya memutuskan untuk ambil S1 Perdalangan karena seni adalah hal yang sangat kompleks. Seni yang dapat mempelajari banyak hal, nyanyi, musik, dan tari yang dapat dipelajari dengan satu tujuan,” katanya.
Elisha diketahui melanjutkan studinya ke Universitas Mercu Buana Yogyakarta dan mengambil jurusan Psikologi. Alasannya belajar psikologi bukan tanpa alasan. Menurutnya, melalui ilmu psikologi, dia dapat mempelajari tentang manajemen pertunjukan.
“ Saya belajar bagaimana tentang konsep pertunjukan dan bagaimana saya harus bisa persuasif kepada penonton. Selain itu, saya juga ingin berkontribusi dalam budaya (wayang) ini,” pungkasnya.
Advertisement
Traveling Rame-Rame Bareng Komunitas Backpacker Jakarta

Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan

Komunitas Pengguna Motor Listrik PEVR Pecahkan Rekor MURI

7 Rekomendasi Matcha Cafe di Jakarta, Surga Bagi Pecinta Matcha


Raisa dan Hamish Soal Perceraiannya: Bukan Menyerah, tapi Bijaksana
Throwback Serunya Dream Day Ramadan Fest bersama Royale Parfume Series by SoKlin Hijab


Pria Ini Dirikan Pusat Terapi dengan Anjing, Bantu Pasien Autisme hingga Alzheimer

Potret Tak Biasa Prilly Latuconsina, Pede Meski Pakai Banyak Koyo


Mengenal Kampung Korea di Baubau yang Gunakan Aksara Hangeul Korea

Manajemen Lapangan Padel yang Roboh di Meruya Minta Maaf, Keamanan Pondasi Dipertanyakan