Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono (Liputan6.com)
Dream - Kepala Staf TNI Angkatan Laut, Laksamana Yudo Margono, mengatakan bahwa seaglider atau drone bawah air yang ditemukan nelayan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, telah diteliti.
Namun, TNI AL hingga saat ini belum mendapat petunjuk tentang drone seberat 175 kilogram yang diduga beroperasi ilegal di wilayah Indonesia.
" Saya tidak bisa menentukan siapa pemiliknya karena datanya maupun tulisan (nama perusahaan atau negara pembuat) di luarnya ini tidak ada," ujar Yudo, dikutip dari Liputan6.com.
TNI AL berencana melibatkan Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) untuk melakukan penelitian lebih lanjut pada seaglider ini.
" Nanti kita akan teliti lebih dalam lagi di Pushidrosal dan kita koordinasikan dengan Kemristek dan BPPT. Sehingga kita bisa meneliti lebih dalam alat tersebut," ucap dia.
Yudo menegaskan drone bawah air tersebut bukan alat pengintai. Sebab tidak bisa mendeteksi kapal selam ataupun kapal yang melintas di permukaan air.
" Alat ini tidak bisa untuk mendeteksi kapal selam maupun mendeteksi kapal atas air," kata dia.
Seaglider merupakan alat yang biasa dimanfaatkan untuk riset bawah air. Seperti mengukur kedalaman laut, salinitas, arus, dan data lainnya.
" Tidak bisa digunakan untuk mendeteksi keberadaan kapal-kapal kita, kapal atas air, hanya data-data bawah air," ucap Yudo.
Seaglider juga biasa dimanfaatkan untuk mengarahkan kapal penangkap ikan. Ini karena seaglider memiliki kemampuan untuk mendeteksi organisme bawah air secara lebih cepat.
" Data yang dikumpulkan dari underwater seaglider yaitu oksigen untuk mengetahui kadar oksigen di bawah laut, kemudian batimetri ini untuk keperluan industri, kemudian kemampuan accoustic recording, ini untuk merekam keberadaan ikan dan hewan bawah laut ini seperti lumba-lumba," kata dia.
Fungsi lain dari seaglider juga bisa juga untuk kegiatan industri perikanan. Alat ini dapat mendeteksi keberadaan plankton yang menandakan titik berkumpulnya ikan.
Alat ini, tambah Yudho, dapat diluncurkan dari kapal, kemudian bergerak mengumpulkan data bawah air. Di dalam air, ucap dia, alat ini dapat beroperasi selama 2 tahun.
Sumber: Liputan6.com
Advertisement
Momen Haru Sopir Ojol Nangis dapat Orderan dari Singapura untuk Dibagikan
Siswa Belajar Online karena Demo, Saat Diminta Live Location Ada yang Sudah di Semeru
Cetak Sejarah Baru! 'Dynamite' BTS Jadi Lagu Asia Pertama Tembus 2 Miliar di Spotify dan YouTube
Komunitas Warga Indonesia di Amerika Tunjukkan Kepedulian Lewat `Amerika Bergerak`