Masjid Apung Palu dan Kisah Pendiriannya

Reporter : Ahmad Baiquni
Senin, 1 Oktober 2018 16:02
Masjid Apung Palu dan Kisah Pendiriannya
Masjid ini dibangun atas prakarsa seorang pengusaha lokal.

Dream - Kawasan pesisir Kota Palu rusak parah akibat diguncang gempa 7,4 SR dan tsunami akhir pekan lalu, Jumat 28 September 2018 jelang maghrib. Korban jiwa mencapai ratusan dan sejumlah bangunan rusak parah bahkan rubuh.

Salah satu bangunan rusak adalah Masjid Arwam Bab Al Rahman yang selama ini dikenal sebagai masjid apung Palu.

Posisi masjid yang berada di pinggir jalan raya Jalan Rono, Kelurahan Lere, Kecamatan Palu Barat ini kini miring dan setengah badannya terendam air laut.

Menurut penuturan warga sekitar, masjid ini berdiri atas prakarsa seorang pengusaha setempat, Muhammad Hasan Bajamal.

Pendirian masjid ini untuk mengenang jasa Syeikh Abdullah Raqi atau Datuk Karama, ulama asal Minangkabau yang diyakini warga menyiarkan Islam di Palu pada abad ke-17.

" Seperti pernyataan Pak Hasan lalu demikian. Dan peletakan batu pertama pembangunan masjid ini dilakukan langsung Wali Kota Palu, Rusdi Mastura," ujar salah satu warga, Baho, dikutip dari Liputan6.com.

 

 

1 dari 3 halaman

Mencegah Kemaksiatan

Tujuan lain dari pembangunan masjid ini adalah untuk menangkal kemaksiatan. Diketahui, lokasi dekat masjid apung dulunya adalah sarang kemaksiatan.

Sebelum masjid itu berdiri, di pesisir Palu terdapat kafe remang-remang Pantai Taman Ria dan lokalisasi Pantai Talise. Tempat ini sering menjadi lokasi mabuk-mabukan dan transaksi seks.

" Dulu lokasi masjid ini menjadi sarang maksiat anak-anak muda," kata Baho.

Dia pun bersyukur dengan berdirinya masjid tersebut. " Alhamdulillah, sejak masjid ini ada, segala bentuk maksiat itu tidak ada lagi," ucap Baho.

 

2 dari 3 halaman

Tak Pernah Sepi Pengunjung

Sejak diresmikan pada 19 Januari 2012 lalu oleh Gubernur Sulawesi Tenag, Longki Djanggola, masjid apung tidak pernah sepi pengunjung. Banyak yang singgah baik untuk sholat maupun berfoto selfie dengan latar belakang masjid.

Apalagi ketika Ramadan. Banyak orang memanfaatkan masjid ini sebagai tempat untuk menunggu buka puasa.

Masjid Apung Palu

Seperti yang dituturkan salah satu warga Palu, Wahyuni. Dia biasa ngabuburit sampai waktu berbuka di masjid ini.

" Saya bersama teman-teman sudah sering ke sini, selain untuk salat juga sambil ngabuburit dengan menikmati suasana Teluk Palu di atas masjid sambil foto-foto seperti saat ini," kata Wahyuni.

 

3 dari 3 halaman

Seperti Mengapung di Atas Air

Kunci masjid ini disebut masjid apung terletak pada 25 tiang penyangganya. Ketika air surut, tiang-tiang tersebut terlihat semua dan masjid tampak mengapung ketika air laut pasang.

Untuk menghubungan antara jalan dengan masjid, dibangun jembatan yang dipercantik dengan lampu di kanan-kirinya. Ketika berada di atas jembatan, pengunjung bisa menikmati indahnya Teluk Palu.

Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati megahnya Jembatan Palu IV. Sayangnya, jembatan ini telah rubuh akibat terjangan tsunami.

(ism, Sumber: Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Beri Komentar