Ilustrasi Masjid/shutterstock.com
Dream - Ustadz Khalid Basalamah menceritakan kisah saat leher Nabi Muhammad SAW dicekik oleh seorang pendeta Yahudi di depan umatnya. Hal ini disampaikan melalui video yang diunggah pada akun Tiktok @pmudahjrah.
Ternyata, aksi pendeta itu dilakukan karena ingin menguji emosi dan kesabaran Rasulullah. Di akhir kisah, Pendeta Yahudi itu memutuskan untuk masuk islam dan mengucap dua kalimat syahadat.
Awalnya, pada suatu hari Rasulullah sedang memimpin suatu majelis ilmu di Masjid Nabawi. Di tempat itu pun ramai sahabat-sahabat Nabi yang ikut serta menyimak ceramahnya.
Tiba-tiba, datang seorang pria masuk ke Masjid menerobos barisan dan berdiri di belakang Rasulullah. Seketika, pria ini langsung menarik kain sorban yang dipakai Rasulullah dan melingkarkan di leher sehingga membuat Nabi tercekik.
Melihat kejadian itu, sahabat pun menjadi marah. Bahkan, Umar bin Khattab meminta izin kepada Nabi untuk memenggal kepala Pendeta Yahudi tersebut.
" Wahai Rasulullah SAW, izinkanlah saya untuk memenggal kepala orang ini!" kata Umar seperti ditirukan ustadz Khalid Basalamah.
Namun, Nabi malah memberikan isyarat menggunakan tangannya agar seluruh sahabat tenang. Padahal, saat itu Rasulullah masih dalam keadaan tercekik.
Dengan pelan, Nabi kemudian menanyakan maksud seorang pria tersebut mencekiknya. Meski mengenal sosok pria itu, Nabi rupanya tak menyebut nama dari si pria yang mencekiknya di hadapan sahabat-sahabatnya.
" Wahai Yahudi, ada apa?" kata Rasulullah.
" Kau berutang padaku, Muhammad! Dan aku tahu, kalian ini orang Quraisy sangat suka menunda-nunda pembayaran utang," jawab pria tersebut.
“ Bukankah belum tiba saatnya (tenggat waktu pembayaran)?" tanya Nabi lagi.
" Saya tidak peduli. Bayar utangmu sekarang juga!" bentak pria tersebut.
Maka Rasulullah SAW berpaling kepada Umar dan berkata, " Wahai Umar, ambilkan dari Baitul Maal sebanyak 20 sha' kurma untuk membayar utangku kepada Yahudi ini dan sebanyak 20 sha' kurma lagi,"
" Wahai Rasulullah, 20 sha' itu untuk utang engkau. Tetapi, 20 sha' lagi untuk apa?" tanya Umar.
" Itu sebagai hukuman karena engkau telah menakut-nakuti dia," jawab Nabi SAW.
Kemudian, Umar membawa pria tersebut ke Baitul Maal untuk mengambil kurma seperti apa yang diperintahkan Rasulullah. Sesampainya di sana, Umar langsung memasukkan kurma ke dalam karung.
Namun, saat hendak memasukkan karung kedua, pria Yahudi itu mendadak melarang Umar melakukannya.
" Wahai Umar. Tahanlah. Jangan kau masukkan kurma ke karung itu," kata pria Yahudi.
Umar menjawab, " Aku hanya melaksanakan perintah Nabi SAW. Aku tidak ingin mendengarmu."
Pendeta Yahudi itu pun mengungkap identitasnya di depan Umar dan mengatakan jika ia adalah Zaid bin San'ah. Ia dikenal sebagai pendeta dan ahli Taurat terkenal di masa itu.
Mendengar pengakuan itu, Umar pun sangat kaget. Ia kemudian menanyakan alasan Zaid nekat mencekik Rasulullah di hadapan para sahabatnya.
" Wahai Umar apa kau pikir saya sudah gila? Saya masuk ke masjid kalian, mencekik nabi kalian di depan kalian, berucap kata kasar padanya, menagih utang sebelum jatuh tempo, mencekiknya, apa kamu pikir saya sudah gila? Saya sudah pertaruhkan semuanya," ujar Zaid seperti ditirukan ustaz Khalid Basalamah.
" Mengapa kau melakukannya?" tanya Umar.
" Sungguh, sebelum tadi aku datang ke masjid kalian, aku telah mendapati tanda-tanda kenabian pada diri Muhammad seperti yang disebut dalam Taurat sebagai nabi terakhir. Hampir seluruh tanda-tanda itu ada padanya. Hanya saja, masih ada satu tanda yang belum tampak jelas bagiku. Yakni, bahwa kasih sayangnya, pemaafnya mengalahkan rasa amarahnya," jelas Zaid.
" Hai Umar tadi saya lakukan saya pertaruhkan nyawa saya untuk mencari kebenaran itu. Dan saya sudah buktikan ternyata benar kasih sayang beliau mengalahkan amarahnya. Maka saksikanlah, wahai Umar, asyhadu an laa ilaaha illa Allah, wa asyhadu anna Muhammad rasulullah," tegas Zaid bin San'ah.
sumber: Merdeka.com