Meneladani Kisah Abdullah bin Rawahah, Sahabat Nabi yang Tegas Tolak Suap

Reporter : Syahidah Izzata Sabiila
Kamis, 11 Juni 2020 06:42
Meneladani Kisah Abdullah bin Rawahah, Sahabat Nabi yang Tegas Tolak Suap
Berikut kisahnya

Dream -  Praktik suap menjadi sebuah aktifitas yang tak jarang kita temui di sekitar kita. Suap dapat diartikan sebagai sebuah tindakan memberikan uang, barang, hadiah dan bentuk lainnya dari seseorang untuk mengubah sikap penerima mengenai kepentingan si pemberi suap.

Dalam islam, suap pun merupakan perbuatan tercela dan Rasulullah pun melarang umatnya untuk melakukan tindakan tidak terpuji tersebut.

Dari Abdullah bin ‘Amr, dia berkata, “ Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam melaknat pemberi suap dan penerima suap. [HR. Ahmad, Abu Dawud,dan Tirmidzi)

Dalam hadis tersebut, Rasulullah pun menjelaskan bagi pemberi suap dan penerima suap, Allah SWT sama-sama melaknat perbuatan tersebut. Oleh karena itu kita pun perlu menghindari segala perbuatan yang mengarah kepada tindakan tersebut.

Kali ini Dream akan menceritakan sebuah kisah dari Sahabat Nabi, Abdullah bin Rawahah. Dia adalah salah satu sahabat nabi yang sangat menolak keras praktis suap pada zaman rasulullah. Bagaimana kisahnya? Yuk simak ulasannya berikut ini:  

1 dari 2 halaman

Mengenal Abdullah bin Rawahah

Abdullah bin Rawahah merupakan sahabat Nabi Muhammad SAW.  Ia merupakan salah satu dari dua belas orang pertama yang menyatakan keislaman dari kalangan Anshar sebelum terjadinya Hijrah.

Abdullah bin Rawahah dikenal mahir membuat puisi dan Nabi Muhammad sangat menyukai dan menikmati rangkaian kata-kata dalam syair-syair yang dibuatnya. 

Rasulullah mendorongnya agar lebih tekun membuat syair. Kemampuan membuat syair Abdullah bin Rawahah pun dibaktikan untuk kejayaan Islam. 

Selain pandai bersyair, Abdullah bin Rahawah juga merupakan sosok prajurit yang cukup tangkas. Ia pun menjadi salah satu pemimpin perang Mut'ah melawan pasukan Romawi yang saat itu jumlahnya mencapai 200.000 orang.

Saat perang Mut'ah berlangsung, Zaid bin Haritsah sebagai panglima perang pertama gugur. Demikian juga dengan panglima perang kedua Ja'far bin Abi Thalib. 

Setelah kedua panglima tersebut tewas, Abdullah bin Rahawah meraih panji perang dari tangan Ja'far dan terus memimpin pasukan. Ia terus menerjang barisan tentara musuh.

Abdullah bin Rahawah akhirnya gugur juga dalam pertempuran Mu'tah. Posisinya sebagai panglima perang kemudian digantikan oleh Khalid bin Walid atas persetujuan seluruh anggota pasukan dalam pertempuran Mu'tah. 

2 dari 2 halaman

Kisah Abdullah bin Rawahah yang Menolak Suap dengan Tegas

Tak hanya dikenal sebagai penyair dan panglima perang, Abdullah bin Rawahah rupanya sosok yang jujur dan tegas.

Diceritakan dalam buku Akhlak Rasul menurut Al-Bukhari dan Muslim, Abdullah bin Rawahah dikenal merupakan sosok yang sangat tegas menolak suap.

Pada suatu ketika, Nabi Muhammad menugaskan Abdullah bin Rawahah untuk mengecek harta benda masyarakat Khaibar untuk keperluan penarikan jizyah (pajak bagi penduduk non-Muslim). Khaibar merupakan tempat tinggal kaum Yahudi.

Abdullah bin Rawahah langsung datang ke wilayah tersebut. Di sana, ia memeriksa dan menaksir jumlah kurma yang masih menggantung di atas pohon milik masyarakat Khaibar. Sesuai kesepakatan, masyarakat Khaibar harus membayar pajak karena tinggal di wilayah kekuasaan Islam.

Saat tengah memeriksa jumlah kurma, masyarakat Khaibar tersebut berusaha memberi suap dengan menyerahkan perhiasan kepada Abdullah bin Rawahah.

Mereka berharap ia  akan mengurangi taksiran dan memberikan keringanan pajak. Namun, Abdullah bin Rahawah secara tegas langsung menolak suap yang ditawarkan penduduk Khaibar. Ia menegaskan, harta suap adalah harta haram.

" Harta sogokan (risyhwah) yang kalian tawarkan kepadaku adalah harta haram. Kami tidak akan memakannya," tegas Abdullah bin Rawahah kala itu.

Begitulah kisah Abdullah bin Rawahah yang sangat tegas menolak suap. Semoga kisah ini bisa menjadi teladan bagi umat islam agar menjauhi perbuatan yang dilaknat ini. Aamiin. 

Sumber Merdeka

Beri Komentar