Seorang Warga Diduga MERS Tengah Menjalani Perawatan (Aljazeera)
Dream - Kondisi suram masih menghantam Arab Saudi setelah negara ini mengumumkan bahwa jumlah kasus Sindrom Pernafasan Timur Tengah (MERS) yang disebabkan oleh coronavirus baru, telah melampaui 500 kasus di negara itu, dengan 160 kematian. Sementara jumlah kasus global MERS sekarang lebih dari 570 kasus, dengan dua dari kasus MERS baru-baru ini dilaporkan terjadi di Amerika Serikat. Demikian laporan Washington Post, Sabtu 17 Mei 2014.
Pada saat yang sama, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyakit ini belum mencapai titik " darurat kesehatan publik yang menjadi keprihatinan dunia internasional." Alasannya karena para ahli belum mendeteksi " bukti berkelanjutan tentang penularan dari manusia ke manusia" dari jenis yang dapat menyebabkan pandemi. Jelas, ada beberapa transmisi yang melibatkan orang yang berhubungan dekat dengan korban ikut tertular, seperti keluarga dan petugas kesehatan. Tetapi penularan ini tidak berlangsung secara cepat dan meluas.
Sejauh ini cara kerja virus ini masih belum banyak diketahui. Sebagai contoh, salah satu alasan untuk peningkatan jumlah kasus MERS di Arab Saudi dalam beberapa pekan terakhir dipicu karena gangguan dalam pengendalian infeksi. Sebuah tim WHO yang mengunjungi rumah sakit di Arab Saudi baru-baru ini menemukan penyimpangan dalam aturan mencuci tangan, penggunaan sarung tangan dan masker. Lantas bagaimana virus menyebar? Apakah viurs MERS bertahan di lingkungan? Itu merupakan faktor penting dalam pengendalian infeksi rumah sakit manapun -baik di Jeddah atau Orlando- yang belum terjawab.
Namun kesenjangan besar informasi lainnya adalah kurangnya studi kasus -yang akan membandingkan mereka yang terinfeksi dengan kelompok serupa dari orang-orang yang tidak terinfeksi. Studi ini bisa membantu menjelaskan bagaimana perilaku virus dan risiko penularan serta infeksi.
Membandingkan cetak biru genetik yang lebih tua dengan temuan baru-baru ini telah menyebabkan para ahli menyimpulkan belum ada modifikasi dalam genom virus.
WHO menekankan bahwa kekhawatiran telah meningkat secara signifikan sebagian karena " kesenjangan dalam informasi." Itu istilah yang sopan. Karena tidak ada vaksin atau antivirus MERS yang efektif. WHO menyerukan mempercepat penyelidikan kritis, termasuk pada kasus-kasus, studi lingkungan dan hewan. Saudi harus melakukan segala sesuatu untuk mempercepat penelitian penting ini.
Saat ini, MERS tampaknya seperti mimpi buruk yang jauh dari Amerika Serikat. Tapi faktanya tidak. Dua kasus infeksi di AS dibawa oleh penumpang pesawat yang berhubungan dengan ratusan orang lain dalam perjalanan mereka. Pertahanan terbaik hari ini adalah pemahaman yang lebih dalam virus MERS dan perilakunya. Dan semakin cepat memahami virus ini akan semakin baik.
Advertisement
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Masa Tunggu Haji Dipercepat, dari 40 Tahun Jadi 26 Tahun
Viral Laundry Majapahit yang Bayarnya Hanya Rp2000
NCII, Komunitas Warga Nigeria di Indonesia
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
Cara Cek Penerima Bansos BLT Oktober-November 2025 Rp900 Ribu
Potret Luna Maya dan Cinta Laura Jadi Artis Bollywood, Hits Banget!