Dream - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi mengungkapkan pelaku serangan siber terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Ia menyebut, peretas itu adalah aktor non negara atau non-state actor dengan motif ekonomi.
" Di forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka, ini non-state actor dengan motif ekonomi," ujar Budi Arie di Jakarta, dikutip dari merdeka.com, Jumat, 28 Juni 2024.
Budi mengatakan, terdapat dua kemungkinan pelaku dalam analisis terhadap serangan siber tersebut. Yakni aktor negara (state actor) atau non-negara (non-state actor).
Ia mengaku bersyukur dengan adanya identifikasi bahwa serangan siber dilakukan oleh aktor non-negara. Sebab, jika serangan siber itu dilakukan aktor negara, maka dampak yang ditimbulkan bisa lebih berat dan kompleks.
Budi menegaskan, pihaknya berkomitmen untuk melaporkan perkembangan pemulihan PDNS 2 secara berkala dan terus berupaya agar pemulihan bisa dilakukan secepatnya.
Sebelumnya, Budi Arie mengatakan bahwa pihak yang menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 dengan virus ransomware meminta tebusan sebesar 8 juta dolar Amerika Serikat, atau sekitar Rp131 miliar.
" Iya menurut tim (meminta) 8 juta dolar AS," kata Budi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin.
Pada Kamis, 20 Juni 2024, sejumlah layanan publik sempat mengalami kendala akibat adanya gangguan pada PDNS 2.
Salah satu layanan yang sangat terdampak ialah sistem Autogate milik Ditjen Imigrasi yang membuat mobilitas masyarakat terganggu.
Setelah ditelusuri didapatkan fakta bahwa PDNS 2 mengalami serangan siber berupa ransomware bernama Brain Cipher sebuah varian baru dari ransomware Lockbit 3.0.
Hingga Selasa, 25 Juni 2024 teridentifikasi ada sebanyak 282 instansi yang terimbas dari insiden PDNS 2. Pemerintah pun segera fokus melakukan pemulihan beragam layanan publik yang terdampak dan sekaligus melakukan investigasi berupa forensik digital.