(Foto: Livescience)
Dream - Kemunculan lingkaran-lingkaran aneh di Gurun Namib, Namibia membuat para ilmuwan saling berdebat. Mereka berbeda pendapat mengenai lingkaran-lingkaran yang bagian tengahnya gundul dan membentuk pola rapi.
Lingkaran-lingkaran itu dikelilingi oleh rumput yang disebut dengan cincin peri. Di antara mereka ada yang mengatakan jika lingkaran itu muncul karena ulah rayap yang membangun sarang di bawah tanah.
Sementara yang lain mengatakan, cincin peri itu disebabkan oleh sejenis tanaman yang bisa mengatur dirinya sendiri, ketika mencari sumber air dan makanan di tempat yang kering tersebut.
Namun menurut teori terbaru yang dikemukakan kelompok ilmuwan dari Princeton University, kedua teori itu sama-sama benar dan saling mendukung.
Dream - Corina Tarnita, ilmuwan di Princenton University, dan rekan-rekannya mengamati penampakan sarang rayap di Gurun Namib melalui citra satelit.
Mereka menemukan, jarak antara sarang yang satu dengan yang lainnya dibangun dengan jarak yang sama. Serta memiliki rata-rata setiap kelompok sarang dihuni enam koloni.
Tarnita dan rekan-rekannya kemudian menciptakan model komputer baru yang mampu mensimulasikan pertempuran teritorial, antara koloni rayap yang bertetangga.
Mereka menemukan, pertempuran itu bisa menghasilkan sarang-sarang heksagonal dalam skala besar, seperti yang terlihat di Namib.
" Kehidupan sosial serangga kebanyakan bersifat teritorial, dan para koloni seringkali bertempur hingga titik darah penghabisan," kata Tarnita.
Dream - Menurut Tarnita, jika sebuah koloni kecil membangun sarang di wilayah koloni rayap yang sudah mapan, maka sarang koloni kecil itu akan dihancurkan.
" Seringkali, koloni yang lebih besar menghancurkan yang kecil. Tapi jika ada dua koloni besar, maka akan terjadi perang abadi di perbatasan, dengan tidak ada pemenangnya," lanjut Tarnita.
Tarnita menambahkan, dengan perilaku seperti itu di antara koloni, maka akan menghasilkan kumpulan lingkaran-lingkaran seperti yang ada di Gurun Namib.
Dream - Sementara itu, pada skala yang lebih kecil, masing-masing koloni rayap memakan vegetasi dari gundukan di sarangnya secara melingkar. Hal ini menciptakan ruang kosong tanpa tanaman yang bisa menampung air.
Dengan prinsip ini, rumput tinggi yang tumbuh di pinggir lingkaran di sekitar koloni rayap akan mengambil keuntungan penuh, karena mendapatkan kelembaban dan nutrisi yang tersimpan dalam gundukan.
Penelitian, yang diterbitkan Rabu, 18 Januari di jurnal Nature, menunjukkan tanaman dan serangga tidak secara langsung saling membantu dalam menciptakan cincin peri.
" Penemuan kami ini menyelaraskan kedua teori sebelumnya. Cincin peri ini mengingatkan kita betapa pentingnya interaksi secara seimbang untuk menjaga ekosistem," kata Juan Bonachela, salah satu peneliti dari University of Strathclyde di Skotlandia.
(Ism, Sumber: livescience)
Advertisement
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Si Romantis yang Gampang Luluh: 4 Zodiak Ini Paling Cepat Jatuh Cinta pada Pandangan Pertama
Lebih dari Sekadar Bermain, Permainan Tradisional Ajak Anak Latih Fokus dan Kesabaran
Halte TJ Senen Sentral yang Terbakar, Berubah Jadi Halte Jaga Jakarta
Nyaman, Tangguh, dan Stylish: Alas Kaki yang Jadi Sahabat Profesional Modern
4 Komunitas Jalan Kaki di Indonesia, Perjalanan Jadi Pengalaman Menyenangkan
Mau Liburan? KAI Wisata Tebar Promo HUT ke-16, Ada Diskon Bagi yang Ultah Bulan September
Sosok Ferry Irwandi, CEO Malaka Project yang Mau Dilaporkan Jenderal TNI ke Polisi