Mosaik Di Bagian Dalam Hagia Sophia (Shutterstock.com)
Dream - Partai penguasa Turki, Partai Keadilan dan Pembangunan (AK Party) menyatakan lukisan mosaik Hagia Sophia akan ditutup dengan tirai atau laser selama waktu sholat. Mosaik yang ada di atap bagian dalam Hagia Sophia berisi gambar khas agama Kristen, seperti tokoh atau peristiwa suci.
" Ikon-ikon Kristen akan dibuka kembali untuk pengunjung di waktu-waktu lain, dan tiket masuk akan digratiskan," ujar Juru Bicara AK Party, Omer Celik, tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut, dikutip dari Aljazeera.
Pengadilan Turki pekan lalu menyatakan pengubahan fungsi bangunan era Bizantium dari masjid menjadi museum pada 1934 bertentangan dengan hukum. Beberapa saat setelah putusan pengadilan dibacakan, Presiden Recep Tayyip Erdogan mengumumkan Hagia Sophia kembali difungsikan sebagai masjid dan sholat jemaah pertama akan digelar pada 24 Juli.
Langkah ini memicu perhatian dan kritik internasional seperti dari Yunani dan Amerika Serikat. Kritik juga muncul dari UNESCO yang saat ini sedang meninjau ulang status Hagia Sophia sebagai struktur Warisan Dunia.
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan Ankara terkejut dengan reaksi UNESCO. Pemerintah Turki juga akan memberitahu langkah lebih lanjut soal Hagia Sophia.
" Kami harus melindungi warisan leluhur kami. Fungsinya bisa begini atau begitu, tidak masalah," kata Cavusoglu.
Pada Senin, pemimpin liga partai sayap kiri Italia, Matteo Salvini, memimpin demonstrasi di luar konsulat Turki di Milan. Dia memprotes keputusan tersebut.
" Saya akan menghentikan segala macam bantuan keuangan untuk rezim Turki, dan saya akan mengakhiri semua kemungkinan bagi Turki untuk bergabung dengan Uni Eropa karena kami telah memberikan lebih dari 10 miliar euro pada rezim yang telah mengubah gereja menjadi masjid dan saya pikir mereka sudah melewati batas," kata Salvini.
Protes Salvini muncul sehari setelah Paus Fransiskus mengaku sangat sedih dengan keputusan Turki.
Menanggapi pernyataan Paus, Celik menyatakan penghinaan terbesar terhadap Hagia Sophia dalam sejarah justru dilakukan oleh kepausan. Dia mengatakan kaum Kristen Ortodoks dan Hagia Sophia telah menderita bertahun-tahun akibat 'Invasi Latin' atas perintah keuskupan di abad ke-13, ketika Tentara Salib menjarah Katedral Hagia Sophia.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Turki, Hami Aksoy, mengatakan, Hagia Sophia adalah urusan internal Turki. Dia menegaskan tidak ada negara manapun yang berhak mengintervensi masalah kedaulatan Turki.
" Hagia Sophia akan terus merangkul semua orang dengan status barunya, melestarikan warisan budaya bersama umat manusia," kata Aksoy.
Advertisement
Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu

Celetukan Angka 8 Prabowo Saat Bertemu Presiden Brasil

Paspor Malaysia Duduki Posisi 12 Terkuat di Dunia, Setara Amerika Serikat

Komunitas Rubasabu Bangun Budaya Membaca Sejak Dini



IOC Larang Indonesia Jadi Tuan Rumah Ajang Olahraga Internasional, Kemenpora Beri Tanggapan

Ada Komunitas Mau Nangis Aja di X, Isinya Curhatan Menyedihkan Warganet

Wanita 101 Tahun Kerja 6 Hari dalam Seminggu, Ini Rahasia Panjang Umurnya

Dari Langgar ke Bangsa: Jejak Sunyi Kiai dan Santri dalam Menjaga Negeri

Air Hujan di Jakarta Mengandung Mikroplastik, Ini Bahayanya Bagi Kesehatan Tubuh

Pria Ini Punya Sedotan Emas Seharga Rp233 Juta Buat Minum Teh Susu