(Foto: Shutterstock)
Dream - Jutaan pekerja migran di India berusaha keras agar bisa pulang ke desa mereka setelah kehilangan pekerjaan di kota karena lockdown akibat pandemi Covid-19.
Bagi kebanyakan pekerja migran ini, rumah mereka berada ratusan atau bahkan ribuan kilometer jauhnya. Karena tak ada biaya, banyak yang memutuskan untuk pulang dengan berjalan kaki.
Sebagian berhasil sampai rumah dengan selamat. Namun sebagian lainnya tidak seberuntung itu. Mereka mungkin meninggal di jalan karena kelaparan, kelelahan, atau terlibat kecelakaan.
Pengalaman pilu juga dirasakan istri seorang pekerja migran yang sedang hamil bernama Bindia saat pulang mudik dari Punjab ke desa mereka di Bihar.
Bersama suaminya Jatin Ram, Bindia terpaksa pulang ke desa karena tidak ada lagi pekerjaan di kota setelah diberlakukan lockdown sejak awal Maret lalu.
Bindia dan Ram, yang berusia awal 20-an, berangkat dengan berjalan kaki dari Ludhiana di Punjab minggu lalu.
Setelah berjalan lebih dari 100 km, mereka tiba di Ambala, Haryana. Di sinilah, Bindia mengalami kejadian yang membuat dia dan suaminya merasa sedih. Saat di Ambala, Bindia melahirkan bayi perempuan yang lucu.
Tetapi sayang, bayi yang belum sempat diberi nama itu meninggal dunia tak lama setelah dilahirkan. Bayi itu adalah anak pertama mereka setelah menikah dua tahun silam.
Bindia datang ke Ludhiana dari Bihar bersama Ram pada tahun lalu untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Ram bekerja sebagai buruh di pabrik.
Namun pandemi virus corona memaksa pemerintah menerapkan lockdown, sebagian besar pekerja migran pun harus pulang ke kampung halaman mereka.
Beberapa pekerja migran berjalan kaki dan yang lain menyewa kendaraan untuk mencapai Ambala dan Yamunanagar untuk naik kereta khusus yang disediakan pemerintah.
Ram mengatakan dia dan istrinya yang sedang hamil sembilan bulan memutuskan untuk berjalan kaki ke Ambala. Ram mengaku tidak bisa mendaftar untuk mendapat tiket kereta khusus.
Namun Bindia sangat lemah untuk berjalan kaki karena dia tidak mendapatkan nutrisi yang tepat yang dibutuhkan oleh wanita hamil.
" Kami tidak punya uang yang cukup membeli makanan sehat karena kami kehilangan pekerjaan akibat lockdown," ujar Ram.
Ketika mereka mencapai Ambala setelah berjalan lebih dari 100km, Bindia mulai mengalami merasakan kontraksi. Polisi membantu Ram membawanya ke rumah sakit.
Di rumah sakit tersebut, Bindia melahirkan bayi perempuan. Tapi sayang, bayi tersebut tidak bisa bertahan hidup lebih lama.
Sebuah LSM di Ambala membantu Bindia dan Ram dengan menyediakan makanan. Selain itu, LSM itu juga akan membantu pasangan tersebut pulang ke Shramik di Bihar.
Sumber: India Times
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR