Para Sineas Muslim Penerima Oscar
Dream - Matahari masih di peraduannya di wilayah Bay Area, Amerika Serikat. Jarum jam memang baru menunjukan angka 5.30. Seorang nenek tengah tertidur pulas. Pagi itu dia mengantuk sekali. Hari itu di tidur larut sekali.
Di tengah lelapnya, tiba-tiba suara telepon membangunkannya. Peneleponnya seorang pria di Texas, Amerika Serikat . Beda waktunya dua jam dari rumah sang nenek. Pagi itu, dalam perjalanan ke kantor, dia ingin memberi kabar pada sang nenek.
Dengan sisa kesadarannya, sang nenek berusaha mengangkat telepon. " Semua baik-baik saja, aku tahu ini sangat pagi tapi aku harus memberi tahu sesuatu," ujar si pria sumringah saat mulai berbicara di gagang telepon.
Lambat laun sang nenek mulai mengenali suaranya. Segera berusaha bangun dari tidurnya. Mencoba menyimak ucapan seorang cucu yang meneleponnya pagi buta. " Nek, saya masuk nominasi Oscar," lanjut sang pria itu yang ternyata seorang aktor antusias.
" Siapa Oscar?" tanya sang nenek keheranan. Kembali dia mengulangi jawaban kepada sang nenek. " Saya dinominasikan Oscar untuk film Moonlight." Kali ini dia berhasil. Sang nenek tersadar. Namun reaksinya tak seperti dalam bayangan. Sang nenek hanya menjawab, " Ooo.....kamu sedang di Texas?" katanya.
Dan malam yang dinantikan akhirnya tiba. Minnggu, 26 Februari 2017 hajatan besar Academy Award ke-89 digelar di Dolby Theatre, Los Angeles. Inilah ajang penghargaan terbesar panggung hiburan dunia. Ratusan sineas dan pelaku industri hiburan hadir. Barisan artis papan atas berbusana glamor hilir mudik di karpet merah. Berpose menampilkan busana dan gaya terbaik dari acara yang disorot ratusan kamera dari seluruh dunia. Termasuk pria yang membangunkan sang nenek di pagi buta tadi.
Momen yang dinantikan datang. Seorang wanita membawa amplop merah mendapat tugas dari penyelenggara Oscar. Membacakan nominasi dan pemenang artis pendukung terbaik sebuah film. Ada lima nama artis disebut. Jeff Bridges, Lucas Hedges, Dev Patel, Mahershala Ali, dan Michael Shannon.
" Dan Piala Oscar diberikan kepada....Mahershala Ali," Sontak gedung Dolby Theatre bergemuruh. Tepuk tangan panjang memenuhi ruangan itu. Beberapa pesohor memberi standing applause.
Ya, dialah pria yang tadi pagi menelepon neneknya di pagi buta. Dengan setelan jas hitam dia beranjak dari kursinya. Menuju panggung besar untuk menerima si patung emas.
****
Malam itu Mahershala patut berbangga. Inilah Piala Oscar pertama yang direngkuhnya. Penghargaan untuk jejaknya di dunia seni peran. Beberapa film Hollywood sudah membuktikan aktingnya. Sebut saja film The Curious Case of Benjamin Button, Mockingjay 1 dan 2, serta Free State of Jones.
Namun film-film itu belum memberikannya Piala Oscar. Baru lewat peran Juan dalam film Moonlight, Ali menguncang dunia hiburan Hollywood.
Bukan piala saja yang dibawa pulang Ali. Kemenangan sebagai aktor pendukung terbaik menjadikan pria yang baru dikarunia anak itu sebagai aktor muslim pertama yang meraih Piala Oscar.
Kemenangan yang membuat namanya terceak dalam halaman utama pemberitaan media masa internasional. Tengok saja ulasan media ternama seperti CNN, media siber gaya hidup Vogue, hingga media Inggris The Guardian dan Independent. Semua memuat wajah Ali di laman masing-masing, disertai kalimat Muslim Pertama Peraih Oscar.
****
Ali bukan satu-satunya sineas muslim yang mengguncang Oscar hari itu. Ajang tahunan sineas AS itu seolah menjadi pembuktian para sineas muslim.
Lihat saja di kategori film berbahasa asing terbaik ajang Oscar kali ini. Aktris tenama Charlize Theron yang ditemani aktris kawakan Hollywood, Shirley MacLaine menganugerahkan piala emas untuk film The Salesman. Film ini besutan sutradara muslim Asghar Farhadi.
Film itu bercerita mengenai kehidupan pribadi Emad dan Rana. Pasangan muda yang dipaksa pindah dan mencari tempat tinggal baru karena mendapat kabar bangunan lama yang mereka tempati akan diruntuhkan.
Lulusan Teater Universitas Tehran, Iran mengasah kemampuannya dengan mengenyam pendidikan seni peran ke jenjang master di Jurusan Teater Universitas Tarbiat Modaris, Tehran. Modal ilmu yang membawa The Salesman membawa pulang piala emas Oscar untuk kedua kalinya setelah film A Separation.
Ya, Asghar lebih dulu mengukir sejarah di ajang Oscar. Tahun 2012 lalu, film A Separation juga membawa pulang Piala Oscar untuk kategori yang sama . Film itu menceritakan suami istri kelas menengah Iran yang berada diambang perceraian.
Jangan pula dilupakan film dokumenter The White Helmet. Film pendek yang bercerita tentang para pekerja kemanusiaan di Suriah ini membawa pulang piala Oscar untuk kategori Bes Documentary Short.
Bercerita tentang perjalanan tiga sukarelawan kemanusia yang dilatih di Turki untuk membantu korban sipil Perang Suriah, film itu dibuat seorang sinematografer muslim Khaled Khatib.
Sayang di penganugerahan piala itu, Khaled tak bisa terbang ke AS karena terkena larangan masuk ke Negeri Paman Sam.
****
Ya Piala Oscar tahun ini menjadi sangat istimewa. Kemenangan Mahershala Ali, Asghar Fahradi, dan Khaleed Khatib seolah menjadi bukti talenta sineas muslim. Lagi-lagi, bukan kali ini saja para sines mengguncang Holllywood.
Negeri Paman Sam telah lama menjadi rumah bagi para aktor muslim Hollywood. Sebut saja nama Dave Chappele. Laman CBSNews menyebutnya sebagai salah satu orang terkocak di AS. Dia juga bermain di berbagai film besar seperti The Nutty Professor, Con Air, dan Half Bakes.
Ada juga Iman Mohammed Abdulmajid atau tenar disapa Iman. Dialah supermodel AS yang juga sempat terjun ke dunia sinema. Tak lupa Aasif Hakim Mandiwala, yang pernah bermain di film Spider-Man2, Die Hard: With a Vengeance, dan The Internship.
Dan lebih jauh ke belakang, ada aktor gaek kelahiran Mesir, Omar Sharif. Wajahnya sangat terkenal saat berperan dalam film Lawrence of Arabia, Doctor Chivago, dan Funny Girl. Pria yang lahir dengan nama Dimitri Chalhoub ini sebelum memutuskan menjadi mualaf pernah menyabet penghargaan Golden Globe sebanyak tiga kali.
Coba juga mundur agak ke belakang. Panggung hiburan Negeri Paman Sam sempat dihebohkan dengan munculnya Istilah Halalywood. Dilatarbelakang keprihatinan dan rasa gerah, sekelompok sineas muslim di Hollywood mulai menggagas cerita-cerita tandingan. Menyuguhkan wajah Islam yang sejuk, jauh dari kekerasan yang sebelumnya banyak dicitrakan.
Halalywood Entertainment dimotori oleh Omar Regan. Aktor sekaligus komedian yang tampil dalam sejumlah film Hollywood, seperti Rush Hour 2. Dia telah meletakkan pondasi ‘film bersertifikat halal’ untuk kaum muslim. “ Tujuan utama di sini adalah memberi tahu masyarakat bahwa muslim bukanlah teroris,” kata Regan dikutip Dream dari The Arab American News.
Dengan konsep itulah dia merancang ‘American Sharia’, film perdana “ Halalywood.” Film aksi-komedi yang dilempar ke pasar akhir Desember 2014 mendatang ini bercerita tentang dua detektif muslim pada kepolisian Amerika.
Hari Minggu di akhir Februari memang jadi momen special bagi Ali. Namun hari itu juga bersejarah bagi para sineas muslim dunia. Momen dimana para sineas muslim bisa menaklukan Hollywood.
Advertisement
Senayan Berbisik, Kursi Menteri Berayun: Menanti Keputusan Reshuffle yang Membentuk Arah Bangsa
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Rangkaian acara Dream Inspiring Women 2023 di Dream Day Ramadan Fest Day 5
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Prabowo Subianto Resmi Lantik 4 Menteri Baru Kabinet Merah Putih, Ini Daftarnya
Menanti Babak Baru Kabinet: Sinyal Menkopolhukam Dirangkap, Akankah Panggung Politik Berubah?