Tangkal Kasus Kekerasan Anak, Gus Ipul Tuntut Peran Muslimat

Reporter : Ahmad Baiquni
Kamis, 7 Januari 2016 17:13
Tangkal Kasus Kekerasan Anak, Gus Ipul Tuntut Peran Muslimat
pembangunan bangsa Indonesia harus dilakukan secara fokus dan terarah. Tidak hanya concern pembangunan fisik,

Dream - Ketua Umum PP Muslimat Hidayatullah Periode 2005-2015, Reni Susilowati, mengatakan Muslimat Hidayatullah berkomitmen terus meneguhkan peran ibu sebagai pilar utama tegaknya martabat bangsa dengan pertama-tama mengokohkan ketahanan keluarga.

Hal itu dikatakan Reni Susilowati saat menyampaikan sambutan dalam acara pembukaan Musyawarah Nasional IV Muslimat Hidayatullah di Aula Utama Lt. III Kampus Arrohmah Putri Pesantren Hidayatullah Batu, Malang, Jawa Timur, Kamis, 7 Januari 2015.

" Muslimat Hidayatullah harus terus memainkan peranannya dalam membangun ketahanan keluarga Indonesia di semua sektor," kata Reni.

Dia menegaskan, pembangunan bangsa Indonesia harus dilakukan secara fokus dan terarah. Tidak hanya concern pembangunan fisik, melainkan juga melakukan pengembangan sumber daya manusia yang sinergis dan terpadu terutama melibatkan tiga unsur penting yaitu sekolah, keluarga, dan masyarakat.

Menurut Reni, memperkuat ketahanan keluarga tidak cukup hanya ditopang dengan ilmu pengetahuan, tetapi juga perlu dilakukan melalui upaya program pemberdayaan ekonomi.

Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Timur, Saifullah Yusuf, yang membuka Munas IV Muslimat Hidayatullah ini mengapresiasi peran Hidayatullah khususnya muslimat dalam membangun wilayah ini.

Gus Ipul mengatakan pihaknya siap mendukung program pemberdayaan yang sedang digalakkan Muslimat Hidayatullah khususnya di Jawa Timur. Diantaranya pemerintah provinsi bersedia mengucurkan bantuan pengembangan koperasi wanita.

Seperti diketahui, dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN saat ini, Pemprov Jawa Timur menggulirkan berbagai program penguatan ekonomis masyarakat salah satunya adalah program pengembangan koperasi wanita. Pengembangan koperasi wanita dilakukan melalui pelatihan, pendampingan serta sertifikasi.

" Khusus di Jawa Timur, kita dukung Muslimat Hidayatullah untuk melakukan pengembangan ekonomi melalui koperasi wanita," kata Gus Ipul.

Gus Ipul menambahkan, dalam pengembangannya program pemberdayaan ini penting. terutama bagi pelaku koperasi dan UKMK memahami teknologi informasi, terutama internet. Kata dia, internet saat ini menjadi jendela bagi pemasaran produk yang murah, praktis, cepat dan memiliki daya jangkau yang sangat luas.

Munas IV Muslimat Hidayatullah ini dihadiri ratusan peserta perwakilan pengurus wilayah dan daerah se-nusantara mulai dari Aceh hingga Merauke. Munas ini juga dihadiri tokoh-tokoh perwakilan ormas Islam dan juga tokoh perempuan dari Malaysia.

Jawab isu penting

Dalam sambutannya Gus Ipul mengatakan, umat harus kuat di antaranya dengan melakukan pemberdayaan ekonomi tanpa melupakan aspek ukhrowi yang menurutnya harus selalu dinomorsatukan.

Jika seseorang takutnya hanya kepada Allah, kata Gus Ipul, di manapun dia berada akan merasa tenang baik dalam kesendirian maupun dalam keramaian.

" Kalau takutnya hanya pada Allah, pasti hati selalu tenang. Di manapun berada," katanya.

Lebih jauh Gus Ipul mengutarakan bahwa ada empat hal yang perlu menjadi perhatian muslimat dewasa ini dan mendorong untuk menjawab beragam isu penting tersebut.

Pertama, kata Gus Ipul, muslimat harus turut menjawab kian mewabahnya peredaran narkoba.

Dia menyebutkan, saat ini ada sekitar enam juta orang Indonesia yang telah menjadi pengguna narkoba. Sementara di Jawa Timur sendiri ada sekitar 800.000 pengidap.

" Itu data resminya loh. Biasanya data yang tidak resminya bisa lebih hanyak dari yang resmi," kata Gus Ipul.

Ironisnya, disebutkan Gus Ipul peredaran narkoba dewasa ini tidak lagi pandang bulu bahkan telah menyasar kalangan anak-anak, santri dan Ustadz.

" Peredarannya pelan-pelan telah masuk ke ranah terkecil kecil seperti keluarga. Muslimat Hidayatullah harus ambil bagian menjawab persoalan ini. Sebenarnya ini adalah tugas negara, tetapi rasanya itu tidak cukup. Kita harus terlibat aktif," katanya.

Kedua, lanjut Gus Ipul, muslimat harus terlibat dalam menangkal maraknya kekerasan seksual teradap anak. Menurutnya, ini fenomena global bukan saja Indonesia.

" Perlu disadari bahwa kekerasan seksual teradap anak bisa mengenai siapapun sebab biasanya pelaku dan korban saling kenal," katanya.

Karena itu, Gus Ipul mendorong dibangunnya kesalingpengertian antar angggota dan lingkungan masyarakat dalam menghadapi bahaya phedofil yang bahkan kerap disertai kekerasan ini.

Gus Ipul pula meminta keterlibatan aktif muslimat dalam menangkal tren penggunaan internet untuk pornoaksi dan pornografi. Dengan kehadiran teknologi informasi internet, ia dapat saja mencelakakan penggunanya, apabila tak cakap dalam menggunakannya.

Gus Ipul menafsirkan internet seperti pisau. Jika pisau itu dipakai tanpa pengetahuan tentang kegunaannya maka rentan memunculkan musibah. Sebab itu, teknologi harus digunakan semata untuk kemaslahatan.

Terakhir, Gus Ipul menyoroti masalah radikalisme. Dia berpesan agar semua unsur masyarakat terlibat dalam menjaga keutuhan nasional dan memaknai Indonesia sebagai sebuah kesatuan sehingga bibit radikalisme dapat dihilangkan.

Dikatakan Gus Ipul, Hidayatullah sama dengan NU, Muhammadiyah, dan ormas Islam lainnya yang beriman dan memiliki Tanah Air bernama Indonesia. Karena itu, lanjutnya, Hidayatullah dan semua ormas Islam penting memiliki tanah air dan menjaganya.

" Kalau mau lihat kekurangan bangsa ini memang banyak, bahkan sangat banyak, kalau kita lihat realitasnya. Di situlah peluang kita untuk menyelesaikan masalah-masalah tersebut sangat terbuka. Kita bangga di Indonesia ada Hidayatullah, ada NU, ada Muhammadiyah, ada Matlaul Anwar, dan sebagainya yang di sana terjaga ukhuwah bathiniyah dan ukhuwah bashariyah," ujarnya.

Gus Ipul mengapresiasi Munas IV Mushida yang mengusung tema " Dengan Keluarga Qurani, Tinggikan Martabat Bangsa" ini. Menurut dia, keluarga adalah tempat segala sesuatu bagu anak generasi pelanjut dimulai.

" Keluarga yang menentukan masa depan anak. Keluarga menjadi benteng terakhir dari berbagai pengaruh yang datang dari berbagai arah," ucap dia. (Ism) 

Beri Komentar
Jangan Lewatkan
More