Studi NASA menunjukkan bahwa suatu saat cincin Saturnus akan menghilang.
Studi NASA menunjukkan bahwa suatu saat cincin Saturnus akan menghilang.
NASA memastikan bahwa tujuh cincin Saturnus yang berbeda akan menghilang dari pandangan kita, khususnya pada Maret 2025 akibat rotasi sumbu planet ini.
Meskipun banyak planet memiliki cincin, cincin Saturnus dianggap sebagai yang paling spektakuler dan rumit oleh NASA.
Penelitian NASA pada tahun 2018, melalui misi Voyager 1 dan 2, membenarkan kehilangan cincin pada Saturnus.
Cincin tersebut menjadi tempat tinggal bagi banyak pecahan es dan dilapisi oleh lapisan debu.
Walaupun usianya masih menjadi subjek perdebatan, penelitian terkini menunjukkan kemungkinan bahwa cincin-cincin tersebut merupakan fenomena baru dalam panorama kosmik.
Ada kemungkinan cincin-cincin tersebut terbentuk hanya 400 juta tahun lalu, menjadikannya lebih muda daripada sepersepuluh usia Saturnus.
" Cincin hujan" dikenal dapat menghasilkan air dalam jumlah yang cukup besar, bahkan bisa mengisi kolam renang ukuran olimpiade dalam setengah jam. James O’Donoghue, dari Pusat Penerbangan Antariksa Goddard NASA, menyatakan bahwa hal ini dapat membuat cincin-cincin Saturnus menghilang dalam waktu 300 juta tahun.
Selain itu, pesawat antariksa Cassini juga menjelaskan bahwa materi dari cincin yang jatuh ke khatulistiwa planet ini dapat mempercepat hilangnya cincin-cincin tersebut, bahkan dalam kurun waktu 100 juta tahun.
Saturnus alami rotasi setiap 10,7 jam dalam satu hari di planet tersebut, sementara untuk menyelesaikan satu putaran orbit mengelilingi matahari, perlu waktu sekitar 29,4 tahun Bumi.
Efek dari rotasi ini juga menyebabkan Saturnus mengalami perubahan musim seperti yang terjadi di Bumi.
Studi terkini membeberkan adanya penemuan 62 bulan baru belum lama ini. Jumlah ini melebihi jumlah bulan Jupiter yang hanya sebanyak 95. Meskipun awalnya Jupiter memiliki lebih banyak bulan daripada Saturnus, penemuan baru ini telah meningkatkan total bulan yang mengorbit Saturnus.
Enceladus, satelit Saturnus, baru-baru ini menjadi fokus perhatian Teleskop Luar Angkasa James Webb (JWST) karena melepaskan awan uap air yang besar. Kemungkinan, uap air ini mengandung bahan kimia penting untuk kehidupan yang berasal dari lapisan es di bawah permukaannya.
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Tak Hanya di Indonesia, 7 Mitos Aneh di Berbagai Belahan Dunia
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Kata Ahli Gizi Soal Pentingnya Vitamin C untuk Tumbuh Kembang Anak