Dream - Nasib nahas dialami oleh Salma, mahasiswi yang tinggal di Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat. Di disekap oleh perampok yang menyatroni tempat kosnya, Minggu 9 September 2018 dini hari.
Kala itu, dia terbangun karena lampu tiba-tiba mati. Salma berinisiatif kembali menyalakan lampu. Tapi, sebelum menekan saklar lampu, ia mendengar suara pintu didobrak.
Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kemayoran, AKP Bambang, mengatakan, saat itu ada dua rampok yang masuk ke dalam kos-kosan Salma.
" Kasus hingga kini masih ditangani Polsek Kemayoran," ujar Bambang saat dikonfirmasi, Senin 10 September 2018.
Menurut Bambang, salah satu perampok langsung menyekap Salma dan lainnya menodongkan golok dan mengancam agar tidak berteriak.
Meski mendapat ancaman, Salma berusaha melawan. Akibatnya, sempat dianiaya dan menderita luka memar di pelipisnya.
Tak banyak harta yang digasak perampok itu, hanya satu buah ponsel dan uang Rp70 ribu milik Salma.
Saat ini, polisi terus menyelidiki kasus ini dan memburu pelaku. " Kita sudah olah TKP (tempat kejadian perkara)," ucap dia.
Dream - Sepasang suami istri di Jepang ditangkap setelah diduga menyekap putri mereka selama lebih dari 15 tahun. Putri mereka akhirnya meninggal dunia di usia 33 pada tahun ini.
Menurut Kyodo News orangtuayang dibekuk itu adalah warga Osaka, Yasutaka Kakimoto, 55 tahun, dan istrinya Yukari, 53 tahun. Pada Rabu lalu, keduanya mengaku mengunci putri mereka, Airi, di sebuah ruangan kecil dari usia sekitar 16 atau 17 tahun.
Otopsi menunjukkan Airi dibiarkan kedinginan dan kekurangan gizi sampai mati. Saat meninggal dunia, berat tubuh Airi hanya 19 kilogram.
Kepada polisi, Yasutaka dan Yukari mengatakan bahwa mereka terpaksa mengurung Airi karena anak itu menderita sakit mental dan bersikap kasar.
Kepada NHK, mereka menambahkan bahwa ruangan tempat menyekap tersebut memiliki interkom yang digunakan keluarga untuk berkomunikasi dengan Airi. Mereka dilaporkan memberi makan anak perempuan itu sehari sekali.
" Putri kami sakit jiwa dan, mulai usia 16 atau 17, dia bersikap kasar. Jadi kami menguncinya di dalam ruangan," kata pasangan tersebut kepada polisi.
Menurut surat kabar Yomiuri Shimbun, Yasutaka dan Yukari juga memasang lebih dari 10 kamera pengawas di sekitar rumah. Selain itu, mereka juga membangun pagar setinggi 1,8 meter untuk menyembunyikan aksi mereka.
Kyodo News menambahkan, setelah melaporkan kematian Airi ke polisi, pasangan tersebut justru dituduh menyimpan mayat secara tidak sah. Selain itu, polisi juga mempertimbangkan tuduhan lain, termasuk penyekapan.
Sumber: metro.co.uk
Dream - Kepolisian New Mexico, Amerika Serikat, menyelamatkan 11 bocah saat melakukan penggerebekan sebuah tempat mencurigakan di gurun Amalia di Taos County. Belasan bocah tersebut ditemukan dalam keadaan sangat memprihatinkan.
Sheriff Taof County, Jerry Hogrefe, mengaku terkejut mendapati keadaan 11 anak itu. " Ini merupakan kondisi hidup yang sangat menyedihkan dan kemiskinan parah yang pernah saya lihat," kata dia, dikutip dari Washington Post, Selasa 7 Agustus 2018.
Dua orang pria bersenjata ditangkap dalam penggerebekan itu. Mereka adalah Siraj Ibnu Wahhaj dan Lucas Morten.
Tiga orang wanita juga ditangkap saat penggerebekan terjadi. Tetapi, mereka akhirnya dilepaskan, menunggu proses penyelidikan lebih lanjut.
Saat ditemukan, kondisi kesebelas bocah itu sangat memprihatinkan.
Bocah-bocah yang berusia antara 1 sampai 15 tahun mengalami kelaparan parah. Tubuh mereka kurus kering, dengan tulang terlihat menonjol. Diduga, mereka merupakan korban penyekapan kelompok ekstremis.
Lokasi penyekapan 11 bocah itu ditemukan saat Kepolisian New Mexico tengah menggelar investigasi terkait kasus hilangnya anak usia tiga tahun, Abdul Ghani bersama ayahnya, Ibnu Wahhaj.
Istri Ibnu Wahhaj, Hakima Ramzi, sempat membuat video berisi permintaan tolong pada siapapun untuk menemukan suami dan anaknya pada Desember lalu.
Abdul Ghani dan ayahnya terakhir kali diketahui mengalami kecelakaan dalam perjalanan melewati Alabama. Kepolisian setempat mendapatkan informasi keduanya tengah dalam perjalanan menuju New Mexico untuk berkemah.
Dua orang tersebut tidak pergi sendirian. Ada sejumlah anak dan orang dewasa yang menyertai keduanya.
Kepolisian menggambarkan lokasi penyekapan terlihat seperti karavan kecil yang dikubur di bawah tanah. Karavan tersebut ditutup plastik lebar serta tidak memiliki pasokan air maupun listrik.
Hogrefe mengatakan anak-anak dan tiga wanita yang ditemukan telah dicuci otaknya. " Mereka diintimidasi oleh orang-orang yang mengendalikan tempat ini," kata dia.
Advertisement
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
4 Komunitas Seru di Depok, Membaca Hingga Pelestarian Budaya Lokal
Universitas Udayana Buka Suara Terkait Dugaan Perundungan Timothy Anugerah
UU BUMN 2025 Perkuat Transparansi dan Efisiensi Tata Kelola, Tegas Anggia Erma Rini
Azizah Salsha di Usia 22 Tahun: Keinginanku Adalah Mencari Ketenangan
Penampilan Alya Zurayya di Acara Dream Day Ramadan Fest 2023 Day 6
Benarkah Gaji Pensiunan PNS Naik Bulan Ini? Begini Penjelasan Resminya!
Timnas Padel Indonesia Wanita Cetak Sejarah Lolos ke 8 Besar FIP Asia Cup 2025
Hore, PLN Berikan Diskon Tambah Daya Listrik 50% Hingga 30 Oktober 2025
10 Brand Kosmetik Paling Ramah Muslim di Dunia, Wardah Nomor Satu
KAJI, Komunitas Bagi Para Alumni Mahasiswa Indonesia di Jepang
Hari Santri, Ribuan Santri Hadiri Istighasah di Masjid Istiqlal