Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Bermotif Dendam?

Reporter : Maulana Kautsar
Rabu, 14 November 2018 18:07
Pembunuhan Satu Keluarga di Bekasi Bermotif Dendam?
Amarah pelaku memuncak, namun bisa mengendalikan diri?

Dream - Pakar Psikologi Forensik Pendidikan dan Latihan Mahkamah Agung, Agung Reza Indra Giri, menduga pelaku pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede, Bekasi, terlibat dendam. Dugaan itu muncul karena korban yang meninggal lebih dari satu orang.

" Karena korbannya lebih dari satu, dan meninggal dunia," ujar Indra, Rabu, 14 November 2018, dikutip dari PojokSatu.id.

Indra menduga, pelaku punya dendam yang besar ke pelaku. Dengan kondisi itu, spekulasi yang muncul, pelaku datang ke rumah korban dengan amarah yang memuncak.

“ Dengan cara menghabisi satu keluarga, ya kita bayangkan bahwa pelaku datang ke sini dengan luapan emosi yang sedemikian dahsyat,” ucap dia.

Selain itu, kata Indra, pelaku menggunakan cara yang berbeda saat membunuh korban. Indra memilahnya menjadi dua kelompok.

" Yaitu korban dewasa dan korban anak-anak," kata dia.

 

 

1 dari 2 halaman

Pelaku Punya Kontrol Diri

Diperum Nainggolan, ayah, dan Maya Boru Ambarita, ibu, dibunuh dengan cara menggunakan benda tajam. Sementara, dua korban anak-anak, Sarah dan Arya dibunuh dengan sekapan hingga kehabisan nafas.

Meski terlihat sistematis, Indra menduga, pelaku tidak melakukan pembunuhan secara membabi buta. Pelaku, punya kontrol emosi yang kuat.

“ Itu mengindikasikan jika pelaku ada kontrol diri, ada kendali emosi yang cukup baik,” ujar dia.

Saat ini polisi terus berusaha memecahkan misteri pembunuhan satu keluarga ini. Polisi memeriksa 12 saksi yang terdiri dari keluarga korban dan tetangga.

(ism, Sumber: PojokSatu.id)

2 dari 2 halaman

Obrolan Terakhir dengan Tetangga

Dream - Satu per satu fakta pembunuhan satu keluarga di Pondok Gede, Bekasi, Jawa Barat, terungkap. Salah satu fakta baru yang terkuak yaitu pembicaraan terakhir tetangga, Heni, dengan salah satu korban pembunuhan itu, Maya Ambarita.

" Saya dekat sama si ibu, dekat banget biasa ngobrol di warung," ucap Heni, dikutip dari Liputan6.com, Rabu 14 November 2018.

" Waktu berangkat ke Solo saya bilang. Katanya jangan lama-lama pulangnya. Terus bilang, eh maafin aku ya. Biasanya enggak pernah bilang begitu," tambah dia.

Heni mengetahui tetangga dekatnya itu meninggal ketika berada di Solo, Jawa Tengah. Dia melihat kabar dari unggahan di grup WhatsApp. Sejumlah teman mengunggah foto-foto pembunuhan itu.

" WhatsApp grup SD, SMP, SMA, ibu PKK, banyak. Langsung aku hapus-hapusin," tutur Heni.

Heni yang tinggal di depan warung korban geram dengan pelaku. Sebab, selain mengambil mobil, pelaku juga rela menghabisi dua anak-anak.

" Katanya mobilnya X-Trail sama HRV enggak ada. Itu yang X-Trail biasa disarungin memang. Kalau HRV diparkir di samping warung," ujar dia.

Sebelumnya pembunuhan satu keluarga ini menegegerkan warga bekasi. Dalam peristiwa ini, empat orang meninggal dunia. Mereka adalah satu keluarga, terdiri dari Diperum Nainggolan (38), Maya Ambarita (37) dan kedua anak mereka, Sarah (9) serta Arya (7).

Diperum dan istrinya ditemukan di ruang keluarga bagian tengah. Keduanya mengalami luka sayatan senjata tajam di leher dan luka benda tumpul. Adapun anak mereka ditemukan tak bernyawa di kamar. Diduga meninggal karena dibekap.

Pembunuhan satu keluarga ini masih menjadi misteri lantaran tak satupun barang di rumah tersebut hilang. Saat ini polisi masih mencari pelaku dan kronologi pembunuhan ini.

Sumber: Liputan6.com/Nanda Perdana Putra

Beri Komentar