Ilustrasi (Shutterstock.com)
Dream - Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, kembali diguncang gempa. Gempa magnitudo 5,9 dirasakan pada pukul 07.56 WIB.
Dalam akun Instagram Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika, disebutkan pusat gempa 90 Km barat daya Kabupaten Pangandaran. Pusat gempa berada di kedalaman 10 Km.
Getaran dirasakan hingga beberapa kabupaten. Seperti Sukabumi, Tasikmalaya,Pangandaran III-IV MMI.
Kemudian Kuningan, Garut, Cilacap III MMI. Kabupaten Bandung, Kebumen, Kutoarjo, Banyumas, Banjarnegara, Kulonprogo, Bantul, Gunung Kidul, Yogyakarta II-III MMI, kemudian Kota Bandung II MMI.
BMKG menyatakan gempa yang terjadi tidak berpotensi memicu tsunami. Tetapi, BMKG mengimbau masyarakat tetap waspada akan datangnya gempa susulan.
Salah satu warga Cilacap, Krisnawati, mengaku merasakan getaran gempa yang kuat di lingkungan tempat tinggalnya. Gempa berlangsung tidak lama.
" Guncangan hanya sebentar, beberapa detik, tapi terasa kuat. Kami cepat-cepat keluar rumah," kata Krisnawati, dikutip dari Liputan6.com.
Dream - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika, mengingatkan masyarakat untuk waspada menyusul adanya peningkatan aktivitas gempa bumi yang dirasakan di Pagai Selatan, Kepulauan Mentawai, Senin 19 Oktober 2020.
Pada waktu yang tidak berselang lama, Kepulauan Mentawai diguncang dua gempa dengan magnitudo cukup tinggi, 5,6 dan 5,7. Jeda antara gempa pertama dan ke dua hanya sekitar 16 menit dengan episenter di laut pada jarak sekitar 33 km arah Barat Daya Pagai Selatan kedalaman hiposenter 13 km dan 17 km.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut dua gempa tersebut dengan istilah doublet earthquakes yang berarti 'gempa kembar'. Cirinya, dua gempa memiliki kekuatan hampir sama dan terjadi dalam waktu berdekatan.
" Hanya dalam waktu 16 menit saja terjadi dua kali gempa signifikan, dan kedua gempa ini dirasakan di Pagai, Kepulauan Mentawai, Padang, Painan, Bengkulu, dan Kepahiang, hingga membuat masyarakat panik," ujar Daryono di laman Instagramnya, @daryonobmkg.
Menurut Daryono, hasil monitoring BMKG menunjukkan sejak 15 Oktober 2020 di Pagai Selatan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa tektonik. Hingga Senin kemarin, gempa tercatat telah terjadi sebanyak 13 kali dalam magnitudo yang bervariasi dengan kedalaman dangkal.
Urutan peristiwanya, pada 15 Oktober 2020 terjadi 4 kali gempa, 17 Oktober 2020 terjadi 4 kali gempa, 18 Oktober 2020 terjadi 1 kali gempa, dan 19 Oktober 2020 terjadi 4 kali gempa.
" Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, tampak bahwa semua gempa yang terjadi merupakan jenis gempa dangkal akibat aktivitas subduksi lempeng di Zona Megathrust Mentawai-Pagai," kata Daryono.
Dari analisis sumber, kata Daryono, gempa yang muncul memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). Ini merupakan ciri khas aktivitas gempa di zona megathrust.
" Rentetan aktivitas gempa yang episenternya membentuk kluster di sebelah barat Pagai Selatan ini tentu patut diwaspadai, karena dikhawatirkan rentetan gempa ini merupakan gempa pembuka (foreshocks) sebelum terjadinya gempa utama (mainshock)," ucap Daryono.
Dia mengimbau masyarakat untuk waspada namun tidak perlu khawatir berlebihan. Gempa kuat belum dapat diprediksi dengan akurat kapan terjadinya.
" Kewaspadaan sangat diperlukan agar kita dapat merespon setiap informasi serta peringatan dini dengan baik dan rasional," terang Daryono.
Dream - Tim riset dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Institut Teknologi Bandung (ITB) serta Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan penelitian yang hasilnya memperkirakan akan ada potensi tsunami 20 meter di Selatan Pulau Jawa. Hal itu disebabkan oleh gempa megathrust akibat pergerakan lempeng tektonik di wilayah Indo-Australia dengan Eurasia.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati menekankan bahwa potensi tsunami 20 meter merupakan skenario terburuk. Ia meminta masyarakat tak perlu panik. Riset tersebut nantinya akan digunakan sebagai mitigasi bencana.
" Hasil penelitian yang dilakukan BMKG, ITB, dan KKP itu mengungkapkan bahwa ada zona yang selama ini terkunci dan belum lepas. Sehingga energi gempa itu tertahan. Nah zona itu ada di Selatan Jawa barat dan Selatan Jawa Timur. Jika kuncinya lepas bareng-bareng, maka energi gempa yang diakibatkan bisa mencapai magnitudo 9 dan menimbulkan tsunami 20 meter," kata Dwikorita dikutip dari Merdeka.com
Advertisement
Seru Abis! Komunitas Ini Sampaikan Kritikan dengan Main Karet Depan Gedung DPR
Potret Beda Pesta Pora 2025, Ada Jumatan Bareng Dipimpin Rhoma Irama
Psikolog Ungkap Pentingnya Pengawasan Orangtua Saat Anak Main Game
Inspiratif, Tiga Artis Cantik Ini Ternyata Founder Komunitas
Fakta-Fakta Ciamis Jadi Kota Kecil Terbersih se-ASEAN