Pemkab Bogor Bahas Sanksi Pelanggaran Prokes Acara Rizieq Shihab di Megamendung

Reporter : Ahmad Baiquni
Selasa, 24 November 2020 11:12
Pemkab Bogor Bahas Sanksi Pelanggaran Prokes Acara Rizieq Shihab di Megamendung
Ada alternatif sanksi yang bisa diterapkan.

Dream - Pemerintah Kabupaten Bogor menggelar rapat seharian untuk merumuskan sanksi terhadap kerumunan di Megamendung. Pelanggaran protokol kesehatan tersebut dipicu kedatangan pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab.

" Alternatif beberapa sanksi sudah dibahas. Tapi masih merumuskan sanksinya seperti apa. Alternatifnya itu dalam Perbup (Peraturan Bupati) pra-AKB, tapi masih kami rumuskan kembali sanksi yang tepat untuk diterapkan," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bogor, Irwan Purnawan, dikutip dari Merdeka.com.

Perbup yang dimaksud yaitu Nomor 60 Tahun 2020 tentang Protokol Kesehatan Berskala Besar pra-Adaptasi Kebiasaan Baru. Ketentuan tersebut memuat sanksi administrasi atas pelanggaran protokol kesehatan sebesar Rp50 ribu hingga Rp50 juta.

Namun demikian, Pemkab Bogor melihat ada kemungkinan sanksi lain yang bisa diterapkan dalam kasus kerumunan di Megamendung.

" Banyak aspek yang harus dikaji, karena kita semua tahu dalam kerumunan ini protokol kesehatan juga banyak dilanggar," kata Irwan.

 

1 dari 5 halaman

Secepatnya

" Nah, sanksinya apakah cukup dengan yang ada di perbup atau tidak. Itu yang masih dikaji," terang Irwan melanjutkan.

Lebih lanjut, Irwan menyatakan sanksi akan segera dijatuhkan. Apalagi, Pemkab Bogor sudah mendapat teguran dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

" (Sanksi) secepatnya, karena Gubernur juga sudah memberikan surat kepada Bupati sebagai Ketua Satgas, ada teguran tertulis agar menerapkan protokol keseatan dan melakukan tindakan atas pelanggarannya, termasuk sanksi. Untuk siapa sanksinya, mungkin penyelenggaranya, itu yang masih dikaji," kata dia.

2 dari 5 halaman

Tak Patuh Prokes Nikahkan Anak Rizieq Shihab, Kepala KUA Tanah Abang Dicopot

Dream - Kementerian Agama mencopot Sukana dari jabatan sebagai Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Tanah Abang. Sukana kini hanya salah satu penghulu yang bertugas di Jakarta Pusat.

" Sukana mulai hari ini tidak lagi mendapat mandat tugas tambahan sebagai Kepala KUA. Sukana dimutasi sebagai penghulu di Kemenag Jakarta Pusat," ujar Dirjen Bimas Islam, Kamaruddin Amin, melalui keterangan tertulis diterima Dream.

Kamaruddin mengatakan keputusan ini ditetapkan setelah tim Inspektorat Jenderal Kemenag menggelar investigasi.

Didapati temuan Sukana mengabaikan protokol kesehatan saat menjalankan tugas pencatatan pernikahan Muhammad Irfan dengan Najwa Shihab yang merupakan putri dari pemimpin FPI, Habib Rizieq Shihab, di Petamburan, Tanah Abang, pada 14 November 2020 lalu.

 

3 dari 5 halaman

Pelanggaran Ditindak Tegas

Menurut Kamaruddin, penerapan protokol kesehatan itu sudah jelas diatur dalam Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Nomor P-006/DJ.III/Hk.00.7/06/2020 tanggal 10 Juni 2020 tentang Pelayanan Nikah menuju Masyarakat Produktif Aman Covid.

" Keputusan ini sejalan dengan komitmen Menag Fachrul Razi bahwa keluarga besar Kementerian Agama harus ketat dalam menjalankan protokol kesehatan demi menghindari penularan Covid-19 dalam melakukan pelayanan," kata Kamaruddin.

Sebelumnya, Kemenag juga memutasi Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Jombang. Penyebabnya, yang bersangkutan terbukti melanggar protokol kesehatan dengan menggelar pesta pernikahan menimbulkan kerumunan pada 4 Oktober 2020.

" Arahan Menag tegas dan jelas. Kelalaian atas pelaksanaannya pasti akan diberi tindakan tegas, karena dapat membahayakan orang banyak yang ada di tempat itu, dan juga akan membahayakan anak-anak dan keluarga mereka di rumah saat virus itu terbawa ke rumah," kata dia.

4 dari 5 halaman

Pencopotan Baliho Rizieq, Pangdam Jaya: Yang Mengkritik Tak Tahu Perjalanannya

Dream - Panglima Daerah Militer Jaya, Mayor Jenderal Dudung Abdurrachman, menjawab kritikan sejumlah pihak terkait instruksi pencopotan baliho pimpinan FPI, Habib Rizieq Shihab. Dia menyebut para pengkritiknya tidak tahu kronologis peristiwanya.

" Yang mengkritik itu tidak tahu perjalanannya, ceritanya, bagaimana penurunan baliho," ujar Dudung, dikutip dari Liputan6.com.

Dudung mengatakan baliho Rizieq sudah diturunkan Satpol PP dua bulan lalu dengan pengawalan dari TNI dan Polri. Tetapi, di lapangan terjadi penghadangan oleh massa FPI dan diminta untuk memasang kembali.

" Lah, emang dia siapa? Dia ini siapa? Organisasi apa? Pemerintah yang jelas-jelas Satpol PP kok. Pemerintah itu jelas organisasinya, strukturnya sudah jelas, kok bisa takut sama mereka? Mereka itu siapa?" kata Dudung.

Karena itulah, Dudung memerintahkan prajuritnya turun dan melakukan penertiban baliho. Meski ada kritik, Dudung mengatakan lebih banyak yang mendukung langkah tersebut.

" Saya tidak ingin ada keresahan-keresahan yang membuat aturan-aturan dia sendiri, ini negara hukum, harus ada ketetapan hukum yang benar," ucap Dudung.

Sumber: Liputan6.com/Nanda Perdana Putra

5 dari 5 halaman

Pangdam Jaya: Bukan Habib Kalau Ucapannya Tidak Baik

Dream - Pangdam Jaya, Mayjen TNI Dudung Abdurachman, mengritik materi ceramah habib dalam sebuah acara maulid Nabi Muhammad yang karena dia nilai kurang baik. Sebagai pemuka agama, harusnya seorang habib memberikan nasihat yang mencerahkan.

" Kalau katanya sebagai imam besar, kalau dibilang sebagai kiai atau habib, karena habib atau kiai itu selalu hatinya baik, pikirannya baik, ucapan baik, dan tindakan juga baik, jadi kalau ucapannya tidak baik, bukan habib atau kiai namanya," ucap Dudung di Jakarta, Jumat 20 November 2020.

Islam, tambah Dudung, tidak mengajarkan mencela atau menyerang sesama umat. Islam agama penuh kasih sayang, tidak pantas bila seorang ulama melempar perkataan buruk.

" Saya ini orang Islam, saya orang Muslim mengajarkan selalu Islam itu agama yang rahmatan lil 'alamin, agama yang mengajarkan tentang kasih sayang, untuk seluruh alam semesta bukan hanya manusia saja. Jangan asal bicara sembarangan," ucap dia.

Dudung mengungkapkan keperihatinan jika ada seorang habib di peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menyelipkan bahasa-bahasa dan ucapan kotor di dalam ceramahnya. " Saya prihatin dan saya tidak terima sebagai orang muslim," ucap dia.

Beri Komentar