Dream - Dalam dua minggu ini dunia dihebohkan dengan berita kematian tiga petinggi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Sirte, Libya. Terjangan peluru para penembak jitu misterius diduga berhasil melumpuhkan para pemimpin itu..
Hingga saat ini belum ada yang tahu identitas dari penembak jitu tersebut atau untuk siapa dia bekerja. Apakah dia bekerja sendirian?
Yang pasti, rumor mengatakan seorang penembak jitu telah menghabisi satu per satu pentolan ISIS yang bercokol di Sirte hanya dalam waktu 10 hari. Tentu saja, berita ini menimbulkan panik dan ketakutan di antara anggota kelompok teror di kota Libya itu.
Korban terbaru dari sang penembak jitu misterius adalah Abdullah Hamad Al-Ansari, seorang komandan ISIS dari kota Obari di Libya Selatan, yang ditembak pada 23 Januari lalu.
Hamad Abdel Hady, warga Sudan yang bekerja untuk ISIS, juga tewas di tangan penembak jitu misterius di luar rumah sakit beberapa hari sebelumnya, The Libya Prospect melaporkan.
Abu Mohammed Bernawi, yang tewas pada 19 Januari di dekat rumahnya, adalah petinggi ISIS kedua yang terbunuh.
Surat kabar Inggris The Telegraph melaporkan rumor di kota Sirte menyebutkan penembak misterius itu secara sistematis menargetkan komandan ISIS.
Namun, tak satu pun berita kematian para petinggi ISIS ini yang secara resmi dikonfirmasi. Sementara informasi lebih lanjut mengenai berita-berita tersebut sulit untuk diverifikasi.
Menurut laporan media lokal, militan ISIS melakukan serangkaian penangkapan dan eksekusi dalam upaya menangkap penembak jitu misterius itu.
" Negara teror itu mulai putus asa setelah kematian tiga petingginya. Mereka secara membabi buta menembak ke udara untuk menakut-nakuti penduduk, ketika mencari penembak jitu tersebut," kata seorang saksi kepada situs Al-Wasat.
Tidak banyak yang diketahui tentang penembak jitu tersebut, termasuk apakah dia perempuan atau laki-laki, atau bagian dari kesatuan militer.
Beberapa laporan mengklaim penembak jitu itu adalah seorang pria yang menjadi anggota milisi dari kota tetangga Misrata.
Rumor lain mengatakan penembak jitu itu 'mengasah keterampilannya selama pemberontakan Libya melawan Kolonel Gaddafi', menurut The Telegraph.
Laporan lokal mengklaim penembak jitu itu mungkin saja pasukan khusus Amerika Serikat atau pahlawan Libya yang ingin membebaskan warga kota dari cengkeraman ISIS.
Sirte, yang diklaim oleh ISIS lebih dari setahun yang lalu, adalah wilayah pertama yang dikuasai militan di luar kubu mereka di Raqqa, Suriah. Kota ini sangat strategis karena kedekatannya dengan Eropa dan pangkalan minyak.
Advertisement
Style Maskulin Lionel Messi Jinjing Tas Rp1 Miliar ke Kamp Latihan
Official Genas, Komunitas Dance dari Maluku yang `Tularkan` Goyang Asyik Tabola Bale
Lebih dari Sekadar Kulit Sehat: Cerita Enam Selebriti Merawat Kepercayaan Diri yang Autentik
Kebiasaan Pakai Bra saat Tidur Berbahaya? Cari Tahu Faktanya
Peneliti Ungkap Pemicu Perempuan Sanggup Bicara 20 Ribu Kata Sehari?
Tampil Cantik di Dream Day Ramadan Fest Bersama Beauty Class VIVA Cosmetics
Bentuk Roti Cokelat Picu Komentar Pedas di Medsos, Chef Sampai Revisi Bentuknya
Mahasiswa Sempat Touch Up di Tengah Demo, Tampilannya Slay Maksimal
Ditagih Janji Rp200 Juta oleh Ibu Paruh Baya, Ivan Gunawan: 'Mohon Jangan Berharap Bantuan Saya'
Bukan Hanya Terkenal, Ellips Buktikan Diri Paling Dicintai Konsumen Lewat Penghargaan YouGov
Perusahaan di China Beri Bonus Pegawai yang Turun Berat Badan, Susut 0,5 Kg Dapat Rp1 Juta